Simulasi Model Penelitian METODE PENELITIAN

Parameter model persamaan struktural sebanyak 17, sedangkan parameter persamaan tereduksi reduce form sebanyak 30. Jumlah parameter tereduksi lebih banyak dari jumlah parameter struktural, sehingga taksiran unik dari semua parameter tidak mungkin. Artinya terdapat lebih dari satu nilai parameter struktural atau oversufficiency of information sehingga diperlukan restriksi yang banyak untuk menaksir parameter struktural. Dari perjelasan ini dapat dikatakan bahwa model persamaan simultan adalah terlalu teridentifikasi overidentified. Bila model persamaan simultan overidentified maka metode analisis yang efisien dan konsisten adalah Two-Stage Least Squares 2SLS. Dalam penelitian metode analisis yang digunakan adalah Two-Stage Least Squares 2SLS. Dalam sistem persamaan simultan, 2SLS merupakan metode yang sistematis untuk menciptakan variabel-variabel instrumen untuk menggantikan variabel-variabel endogen dalam posisinya sebagai variabel penjelas. 2SLS juga digunakan untuk menggantikan metode OLS Ordinary Least Squares yang tidak dapat digunakan untuk mengestimasi persamaan-persamaan simultan, karena adanya saling ketergantungan antara variabel disturbilance dengan variabel-variabel penjelas endogen atau adanya pelanggaran terhadap asumsi klasik autokorelasi.

3.6. Simulasi Model Penelitian

Simulasi model persamaan penelitian dilakukan untuk menganalisis pengaruh variabel eksogen khususnya infrastruktur jalan terhadap variabel endogen yaitu Universitas Sumatera Utara investasi, ekspor dan PDRB di Provinsi Sumatera Utara. Pemilihan simulasi variabel infrastruktur jalan dilakukan mengingat fokus dari penelitian adalah infrastruktur jalan. Hasil analisis diharapkan dapat dibandingkan dengan hasil survey yang dilakukan oleh World Economic Forum, Executive Opinion 2011 yang menyatakan bahwa ketersediaan infrastruktur yang tidak memadai merupakan variabel ke-empat yang menjadi penghambat masuknya investasi di Indonesia. Disamping itu infrasruktur jalan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam bidang angkutan orang dan barang, bidang sosial, ekonomi dan pertahanan keamanan. Infrastruktur jalan juga bepengaruh terhadap peningkatan ekspor melalui peningkatan daya saing produk. Infrastruktur jalan rusak berpengaruh pada biaya produksi yang tinggi sehingga harga produk menjadi mahal. Produk yang mahal menyebabkan daya saing produk rendah dan jumlah barangjasa yang diproduksi terbatas. Penelitian yang dilakukan oleh Tamin dan Saleh 2011, menyatakan bahwa 90 persen total pergerakan barang di Indonesia dilakukan dengan moda transportasi darat, hanya 7 persen dengan moda transportasi laut dan 3 persen dengan moda transportasi lainnya kereta api, pesawat terbang dan angutan sungai dan penyeberangan. Oleh karenanya peneliti mamandang perlunya analisis mengenai pengaruh infrastruktrur jalan terhadap investasi, ekspor dan PDRB di Provinsi Sumatera Utara. Simulasi pengaruh infrastruktur jalan secara simultan terhadap investasi, ekspor dan PDRB dilakukan berdasarkan ketersediaan anggaran untuk pembangunan infrastruktur jalan tahun 2011. Total anggaran untuk pembangunan infrastruktur jalan Universitas Sumatera Utara Provinsi Sumatera Utara tahun 2011 Waspada Online, Sabtu, 1 Februari 2011, sebagaimana tabel 3.3 berikut. Biaya pembangunan jalan baru sebesar sebesar Rp 10 milyar per kilo meter. Biaya pemeliharaan jalan baik dan jalan sedang lebih kurang Rp 10 s.d. 20 juta per kilo meter dan untuk jalan yang sudah normal beroperasi sebesar R. 40 juta per likometer atau rata-rata sebesar Rp 24 juta per kilo meter Pusat Komunikasi Publik, Kementerian Pekerjaan Umum 2011. Sedangkan biaya rehabilitasi jalan rusak ringan diasumsikan sebesar 40 persen dari biaya pembangunan jalan baru atau sebesar Rp 4 milyar per kilo meter dan biaya rekonstruksi jalan rusak berat diasumsikan sebesar 75 persen dari biaya pembangunan jalan baru atau sebesar Rp 7,5 milyar per kilo meter. Taber 3.3 Total Anggaran Pembangunan Infrastruktur Jalan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011 Jumlah Anggaran Rp 1 Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional BBPJN 1,500,000,000,000.00 APBN Wilayah I Sumut - NAD 2 Dinas PU Bina Marga Sumatera Utara 705,347,478,700.00 APBD Total Anggaran 2,205,347,478,700.00 No. Uraian Keterangan Sumber : Waspada Online, Sabtu, 1 Februari 2011 Berdasarkan ketersediaan anggaran tersebut selanjutnya akan dilakukan simulasi sebagai berikut : Simulasi 1 : Anggaran digunakan untuk pemeliharaan jalan baik dan sedang, sisanya digunakan untuk rehabilitasi jalan rusak ringan. Universitas Sumatera Utara Simulasi 2 : Anggaran digunakan untuk pemeliharaan jalan baik dan sedang, sisanya sebesar 50 persen digunakan untuk rehabilitasi jalan rusak ringan dan 50 persen untuk rekonstruksi jalan rusak berat. Simulasi 3 : Mengikuti kebijakan pembangunan infrastruktur jalan tahun 2010.

3.7 Definisi Variabel Operasional