f. Wretta Sancaya dan Lubdhaka, karya Mpu Tanakung yang disusun pada zaman kerajaan Majapahit.
g. Krenayana, karya mpu Triguna h. Hariwangsa, karangan Mpu Panuluh
i. Sutasoma, karya Mpu Tantular j. Arjunawijaya, karya Mpu Tantular
k. Pararaton
3. Bidang Teknologi Bangunan
Sebelum masuknya pengaruh budaya India, masyarakat Nusantara membangun monumen punden berundak sebagai sarana untuk pemujaan
kepada roh nenek moyang. Pemujaan kepada dewa atau Bodisatwa di Nusantara digunakan teknologi pembuatan bangunan suci yang disebut candi,
petirtaan, dan stupa. Mula-mula bangunan candi sebagai tempat pemujaan kepada dewa dibangun sesuai dengan aturan dalam Kitab Silpasastra,
bangunan utama berada di tengah-tengah percandian. Tetapi ketika pemujaan kepada leluhur tampil kembali dalam kepercayaan, bentuk candi pun
menyesuaikan diri, kembali ke bangunan punden berundak, bangunan utama berada di bagian belakang dan bangunan candi terlihat bertingkat-tingkat. Hal
ini terlihat pada bangunan candi di Jawa Timur. Bangunan candi mengalami persesuaian dengan bangunan punden berundak.
Candi sebagai sebuah bangunan memiliki tiga bagian, yaitu kaki, tubuh, dan atap. Kaki candi denahnya bujur sangkar, dan biasanya agak tinggi serupa
batur, dan dapat dinaiki melalui tangga yang menuju terus ke dalam bilik candi. Tubuh candi terdiri atas sebuah bilik yang berisi arca perwujudannya.
Atap candi sendiri memiliki tiga tingkatan, ke atas semakin mengecil dan akhirnya diberi sebuah puncak semacam genta.
Ditilik dari sudut cara pengelompokannya, candi di Indonesia dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu jenis Jawa Tengah utara, jenis Jawa Tengah Selatan,
dan jenis Jawa Timur dengan termasuknya candi di Bali dan Sumatera Candi Muara Takus. Pembagian ini berdasarkan dengan keagamaan yaitu Hindu
terutama Siwa, Buddha, dan aliran Tantrayana baik bersifat siwa dan Buddha. Berikut ini candi-candi yang ditemukan di Indonesia.
a. Candi di Jawa Tengah dan Yogyakarta, antara lain: Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Prambanan, Candi Sukuh, Candi
Plaosan Candi Sarjiwan Candi Lumbung Candi Sewu, dan Candi Sari atau Candi Bendah
b. Candi Jawa Tengah Utara antara lain : candi Gunung wukir, Candi Badut, Kelompok Candi Dieng, dan kelompok candi Gedong Songo.
c. Candi-candi di Jawa Timur, antara lain: Candi Badut, Candi Jago Candi Jajaghu, Candi Kidal, Candi Panataran, Candi Jajawa Candi Jawi,
Candi Singhasari, Candi Rimbi, Candi Bajang Ratu dan Candi Sumber Awan.
Gb 2.Candi Borobudur. Candi Kidal . Candi Gedong songo
4. Bidang Seni
Pengaruh agama Hindu-Buddha juga terjadi di bidang seni. Misalnya dalam seni arca, relief, sastra, musik, dan wayang. Berikut beberapa contoh
pengaruh dalam bidang seni:
a. Arca
Bangsa Indonesia belajar membuat arca dewa dari budaya India. Arca Nusantara yang sederhana dikembangkan menjadi seni arca yang secara
kualitas lebih baik, tetapi arca yang tampil adalah arca dewa atau perwujudan raja yang hidup. Pembuatan arca yang dinamis ini
berlangsung sampai dengan zaman Tumapel-Singasari. Sejak zaman Tumapel-Singasari sampai zaman Majapahit, arca Nusantara sudah tampil
beda, kaku seperti mayat. Tahapan ini menandai tampilnya kembali seni arca prasejarah berkaitan dengan pemujaan para leluhur.
Akulturasi seni arca, arca dari para dewa tetapi dengan penampilan kaku seperti mayat karena sekaligus menggambarkan leluhur yang sudah di
alam surga. Contoh raja yang diarcakan adalah raja Rajasa yang