4. Persentase tuntas
94,29 5.
Persentase tidak tuntas 5,71
6. Jumlah Siswa
35 siswa 7.
Jumlah Siswa yang tuntas 33 siswa
8. Jumlah Siswa yang tidak tuntas
2 siswa 9.
KKM 67
Sumber: Data penelitian 2011
Guru kemudian membagikan angket untuk setiap siswa. Angket diberikan untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai pelaksanaan pembelajaran IPS
Sejarah dengan menggunakan strategi inkuiri sosial. Selama pembelajaran berlangsung pada siklus II dengan menggunakan strategi inkuiri sosial guru
mengamati keterampilan berpikir kritis siswa sama pada siklus I. Berikut ini keterampilan berpikir kritis siswa pada siklus II .
Tabel 9. Persentase Keterampilan Berpikir Kritis Siklus I I kelas VI I D NO Kelompok
Persentase 1.
Kelompok 1 70,59
2. Kelompok 2
63,25 3.
Kelompok 3 65,89
4. Kelompok 4
63,25 Sumber: Data penelitian 2011
c. Pengamatan Observing
Pasca tahapan tindakan dilanjutkan dengan tahap observasi atau pengamatan. Tahap pengamatan merupakan sebuah fase yang bertujuan
memperoleh data pengamatan terhadap kinerja guru dan kegiatan siswa. Selama proses pembelajaran berlangsung obsever mengadakan pengamatan dan mencatat
segala perkembangan kegiatan yang terjadi di lembar observasi yang telah ditentukan. Adapun aspek yang diamati selama proses pembelajaran dengan
menerapkan strategi inkuiri sosial dalam pembelajaran IPS sejarah adalah aktivitas siswa, dan kinerja guru.
1 Aspek Aktivitas Siswa
Pelaksanaan pembelajaran IPS sejarah dengan menggunakan strategi inkuiri sosial pada siklus II lebih meningkat dibandingkan dengan siklus
I. Berdasarkan hasil pengamatan siswa yang hadir dalam pembelajaran mencapai 100 atau siswa hadir semua. Siswa telah memahami
pelaksanaan pembelajaran sehingga suasana pembelajaran berlangsung lebih kondusif dan siswa lebih antusias. Aktivitas kerja sama siswa saat
diskusi mulai meningkat. Siswa lebih mandiri saat menyusun hipotesis bagi tiap subtopik tiap kelompok. Siswa mampu bertukar pikiran dengan
teman untuk memecahkan persoalan yang diberikan oleh guru. Siswa lebih mampu mengeksplorasi berbagai sumber belajar seperti buku teks,
LKS, internet dan peta. Hal ini nampak dengan hasil diskusi kelompok siswa yang lebih kompleks dan rapi. Siswa mempresentasikan hasil
diskusi dengan lebih percaya diri. Presentasi siswa pada siklus II, jumlah siswa yang mengemukakan pendapat dan mengajukan pertanyaan
meningkat. Pertanyaan dan pendapat dari siswa selama diskusi berlangsung lebih relevan dengan materi pembelajaran. Apresiasi siswa
lain saat presentasi mulai meningkat dengan mendengarkan secara lebih serius.
Aktivitas berpikir kritis siswa pada siklus II telah mengalami peningkatan sehingga dimasukkan dalam kategori baik. Pada siklus II, siswa dapat
merekonstruksi pengaruh agama Hindu dan Buddha di nusantara. Melalui rekonstruksi tersebut siswa dapat menunjukkan perpaduan antara budaya
asli nusantara dengan agama Hindu dan Buddha. Proses rekonstruksi tersebut dibutuhkan kemampuan siswa menganalisis berbagai aspek
pengaruh agama Hindu dan Buddha. Pada akhir pelajaran siswa mampu memberikan penilaian terhadap pengaruh agama Hindu dan Buddha di
nusantara yang tetap bertahan hingga kini. Oleh karena itu, siswa dapat memberikan apresiasi terhadap berbagai peninggalan sejarah khususnya
masa Hindu dan Buddha. Saat proses pembelajaran siswa menunjukkan siswa semakin mandiri untuk menyusun hipotesis dan menganalisis
setiap topik permasalahan kelompok. Campur tangan guru dalam kegiatan pembelajaran pada siklus II lebih minim. Siswa lebih
memadukan berbagai sumber belajar yang ada untuk memecahkan topik permasalahan.
Selama siklus II, observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. 10 item pengamatan yang diamati
selama siklus II sama seperti siklus I. Berdasarkan hasil pengamatan
terhadap aktivitas siswa diperoleh skor 31 dengan skor maksimal 50, dengan presentase 66 dan disimpulkan aktivitas siswa termasuk
kategori aktif. Secara lengkap analisis pengamatan aktivitas siswa siklus II dapat dilihat pada lampiran 33 halaman 184.
2 Aspek Kinerja Guru
Aspek pengamatan terhadap guru pada siklus I sama dengan siklus II meliputi tiga aspek yaitu persiapan guru dalam mengajar pra-
pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran atau penerapan strategi pembelajaran, serta kegiatan penutup. Guru menerapkan strategi inkuiri
sosial dalam menyampaikan materi pembelajaran. Siklus II guru menyampaikan materi mengenai pengaruh agama Hindu dan Buddha di
Nusantara. Secara umum, kinerja guru pada siklus II lebih baik dari pada siklus I.
Pemahaman guru terhadap penerapan strategi inkuiri sosial lebih baik. Guru lebih mampu mengkoordinir siswa dalam kelompok. Pada siklus II,
siswa lebih tertib untuk bergabung dalam kelompok. Guru lebih mampu merangsang siswa mengajukan pertanyaan atau mengemukakan
pendapat. Guru membimbing siswa untuk mengeksplorasi berbagai sumber belajar untuk menyusun hipotesis. Guru dan siswa dapat
menyusun kesimpulan mengenai pengaruh agama Hindu dan Buddha di nusantara. Berdasarkan hasil observasi diperoleh skor 77 dengan skor 77
, dimana skor maksimal 100. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa kinerja guru termasuk kategori baik saat menerapkan strategi inkuiri
sosial pada siklus II. Secara lengkap analisis kinerja guru saat menerapkan strategi inkuiri sosial siklus II dapat dilihat pada lampiran
44.
d. Refleksi Reflecting