diskusi dengan prinsip yang bersifat umum, A2 menanyakan pertanyaan yang relevan, A3 meminta elaborasi; B Keterampilan mensintesis, yang
terdiri dari, B1 menerima pandangan dan saran dari orang lain untuk mengembangkan ide-ide baru,B2 mencari dan menghubungkan antara
masalah yang didiskusikan dengan masalah lain yang relevan, B3 mendengarkan dengan hati-hati, B4 berpikiran terbuka, B5 berbicara
dengan bebas, B6 bersikap Sopan; C Aspek keterampilan mengenal dan memecahkan masalah, yang terdiri dari, C1 memberi contoh atau
argumentasi yang berbeda dari yang sudah ada, C2 menghadapi tantangan dengan alasan dan contoh, C3 meminta klarifikasi, C4 menanyakan
sumber Informasi; D Aspek keterampilan menyimpulkan yang terdiri dari, D1 berusaha untuk memahami, D2 memberikan ide dan pilihan yang
bervariasi;E Keterampilan mengevaluasi yang terdiri, E1 mampu mengerjakan soal evaluasi, E2 mampu menganalisis soal evaluasi.
2. Keberhasilan individu, siswa harus mencapai kriteria ketuntasan minimal KKM yaitu nilai lebih besar atau sama dengan 67 dalam mengerjakan soal
IPS Sejarah. 3. Keberhasilan klasikal dinilai dari nilai rata-rata siswa yang mampu
memperoleh nilai ≥ 67 atau sama dengan presentase ketuntasan klasikal
lebih dari atau sama dengan 75 dari jumlah siswa.
H. Analisis Data
Penelitian tindakan kelas ini melakukan analis data secara secara statistik deskriptif terhadap data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa hasil
observasi terhadap kinerja guru, observasi kegiatan siswa dan angket reflektif siswa. Analisis data kualitatif terdapat beberapa aktivitas antara lain reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Aktivitas ini berlangsung pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data. Analisis
data dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut : 1. Hasil Belajar
Analisis data kuantitatif digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa yang diperoleh dari jawaban soal evaluasi yang dibagikan setiap akhir siklus I dan
siklus II. Untuk menentukkan rata-rata kelas pada masing-masing siklus menurut Sudjana 2005 menggunakan rumus :
×=
∑
Dimana : X : Nilai rata-rata kelas
N : Jumlah siswa Kemudian menentukan ketuntasan belajar secara klasikal menggunakan
rumus :
p =
∑
siswa yang tuntas belajar
∑
siswa x 100
sumberAqib, 2010:41 Selanjutnya, untuk mengetahui peningkatan hasil belajar digunakan analisis
kuantitatif dengan rumus : P
= Posrate - baserate
X 100 Baserate
Dimana : P
: Presentase peningkatan Posrate
: nilai sesudah diberi tindakan Baserate
: nilai sebelum diberi tindakan sumber Aqib, 2009: 53
2. Lembar pengamatan keterampilan berpikir kritis siswa Setelah dilaksanakankan observasi keterampilan berpikir kritis siswa pada
setiap siklus, kemudian dihitung besarnya peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa pada setiap siklus tersebut. Selanjutnya, dibandingkan hasil
observasi berpikir kritis antara siklus I dan siklus II apakah terjadi peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa atau tidak.
3. Lembar pengamatan aktivitas siswa Lembar pengamatan keaktifan siswa digunakan untuk mengetahui aktivitas
siswa selama proses pembelajaran. Kemudian dihitung apakah terjadi peningkatan keaktifan siswa antara siklus I dengan siklus II.
4. Lembar pengamatan kinerja guru Lembar pengamatan kinerja guru ini digunakan untuk mengetahui dan
memperoleh data tentang kegiatan guru pada saat menerapkan strategi pembelajaran inkuiri sosial. Berdasarkan hasil skor yang diperoleh diketahui
kemampuan guru dalam pembelajaran 5. Lembar angket tanggapan tentang siswa
Data tanggapan siswa dianalisis menggunakan deskriptif persentase yaitu menentukan presentase setiap pernyataan menunjukkan tanggapan siswa
terhadap pembelajaran IPS sejarah dengan menggunakan strategi inkuiri sosial. Untuk menghitung persentasenya digunakan rumus:
Tanggapan T =
al skormaksim
peroleh skoryangdi
x 100
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Kondisi Awal
Berdasarkan pengamatan awal dan diskusi dengan guru mata pelajaran IPS diperoleh gambaran mengenai kondisi pembelajaran di kelas VII D SMP Negeri 1
Bawen. Materi sejarah disampaikan guru dengan menggunakan metode pembelajaran aktif dan memanfaatkan media yang tersedia di sekolah. Penerapan
metode ini belum optimal untuk meningkatkan aktivitas siswa karena guru masih mendominasi pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah
secara satu arah. Aktivitas belajar siswa masih rendah nampak dengan apresiasi terhadap
mata pelajaran IPS Sejarah. Siswa kurang mempersiapkan diri saat pelajaran IPS Sejarah akan di mulai. Mereka hanya mendengarkan penjelasan guru dan tidak
mau memberikan tanggapan, atau sanggahan terhadap penjelasan guru. Hanya ada satu atau dua orang siswa yang mau mengajukan pendapat atau pertanyaan
dari penjelasan guru. Sebagian besar siswa masih mengandalkan buku teks dan LKS sebagai sumber belajar utama. Siswa juga tidak mau mengakaji dan
menganalis apa yang disampaikan guru. Kondisi ini menunjukkan siswa belum mengembangkan aktivitas berpikir, khususnya berpikir kritis. Oleh karena itu,
siswa kurang memahami materi pelajaran IPS Sejarah yang disampaikan guru dan menyebabkan hasil belajar yang diperoleh siswa kelas VII D masih rendah.
65