4  Menyusun  alat  ukur  yang  dipergunakan  dalam  pengukuran  dan penilaian hasil belajar peserta didik
5  Menentukan  tolak  ukur,  norma,  dan  kriteria  yang  akan  dijadikan patokan dalam memberikan interpretasi  terhadap data hasil belajar.
6  Menentukan frekuensi dari kegiatan hasil belajar tersebut.
b. Menghimpun data
Evaluasi  hasil  belajar  merupakan  bentuk  asli  dari  menghimpun  data dengan mengadakan pengukuran.
c. Melakukan verifikasi data
Proses  verifikasi  data  saat  evaluasi  hasi  belajar  bertujuan  untuk memperjelas  gambaran  yang  akan  diperoleh  mengenai  individu  ataupun
kelompok.
d. Mengolah dan menganalisis data
Mengolah  data  dan  menganalisis  hasil  evaluasi  dilakukan  untuk memberikan  makna  terhadap  data  yang  telah  berhasil  dihimpun  dalam
kegaiatan evaluasi.
e. Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan
Memberikan penafsiran terhadap data hasil evaluasi merupakan verbalitas dari  makna  yang  terkandung  dalam  data  yang  telah  mengalami
perngolahan  dan  penganalisisan.  Oleh  karena  itu,  hasil  interpretasi  data dapat digunakan sebagai acuan dalam menarik kesimpulan.
f. Tindak Lanjut hasil evaluasi
Data  evaluasi  yang  telah  disusun,  diatur,  diolah,  dianalisis,  dan disimpulkan  dapat  diketahui  makna  yang  terkandungsehingga  dapat
digunakan  sebagai  dasar  mengambil  kebijakan  sebagai  tindak  lanjut  dari hasil evaluasi.
C. Berpikir Kritis
1. Pengertian Berpikir Kritis
Telaah  mengenai  berpikir kritis telah dimulai  sejak seratus tahun terakhir. Pendekatan  belajar  demikian  mulai  berkembang  lebih  dari  2000  tahun  lalu,  oleh
Socrates. Akan
tetapi, John
Dewey seorang
tokoh pendidikan
berkewargenegaraan  Amerika,  secara  luas  dipandang  sebagai  bapak  tradisi ”berpikir  kritis  modern”.  Ia  menamakan  tradisi  berpikir  kritis  dengan  berpikir
reflektif.  Dewey  memberikan  pengertian  mengenai  berpikir  kritis  sebagai “Pertimbangan  yang aktif, persistent terus menerus, dan teliti  mengenai sebuah
keyakinan  atau  bentuk  pengetahuan  yang  diterima  begitu  saja  dipandang  dari sudut  alasan-alasan  yang  mendukung  dan  kesimpulan  lanjutan  yang  menjadi
kecenderungan Fischer, 2007:2”. Edward  Glaser  dalam    buku  Watson-Glaser    Critical  Thinking  Apprisial
mendefenisikan berpikir kritis sebagai : 1  Suatu sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah
dan  hal-hal  yang  berada  dalam  jangkauan  pengalaman  seseorang;2 Pengetahuan  mengenai  metode-metode  pemeriksaan  dan  penalaran  yang
logis;  3  ketrampilan  untuk  mengaplikasikan  metode-metode  tersebut.