siswa 68,91 dengan ketuntasan klasikal 48,57 dan terus meningkat pada siklus II yaitu nilai rata-rata evaluasi siswa 80,00 dengan rata-rata ketuntasan klasikal
94,29. Kenaikan nilai rata-rata evaluasi siswa dari prasiklus menuju siklus I sebesar 4,90, sedangkan kenaikan nilai rata-rata siswa dari siklus I menuju
siklus II sebesar 10,66 . Kenaikan ketuntasan klasikal siswa dari pra siklus menuju siklus I sebesar 47,07, sedangkan kenaikan ketuntasan klasikal siswa
dari siklus I menuju siklus II sebesar 32,00.
6. Peningkatan Akivitas Siswa dari Siklus I hingga Siklus II
Aktivitas siswa selama proses pembelajaran selalu dinilai dengan kriteria atau indikator yang telah ditentukan, yaitu dengan penskoran tiap aktivitas
tertentu. Skor yang diambil adalah skor siswa selama pembelajaran. Penilaian aktivitas siswa mulai siklus I sampai dengan siklus II yang dinilai terdapat pada
lampiran. Pada siklus I hingga II aktivitas siswa juga mengalami kenaikan. Di bawah ini merupakan lembar keaktifan siswa dari siklus I dan siklus II.
Tabel 10. Peningkatan Aktivitas Siswa VII D No Kegiatan aspek yang diamati
Persentase Kenaikan
Persentase Siklus I Siklus II
1. Mendengarkan
penjelasan guru
atau teman 60
71,43 19,05
2. Menulis mencatat materi penting.
42,86 48,57 13,32
3. Kemampuan siswa saat mencari
sumber 22,86 57,14
149,86
4. Interaksi siswa dalam kelompok
saat kegiatan
inkuiri sosial
45,71 60 31,26
berlangsung 5.
Kemampuan siswa menganalisis masalah
22,86 48,57 112,47
6. Kemampuan siswa mengajukan
pertanyaan kepada
siswa saat
diskusi berlangsung. 11,43 34,39
200,87
7. Kemampuan siswa mengemukakan
pendapat 20
34,39 71,95
8. Kemampuan siswa dalam menarik
kesimpulan dari materi yang telah disampaikan oleh guru.
22,86 57,14 149,86
9. Hadir
saat kegiatan
evaluasi berlangsung
100 100
100
10. Kemampuan siswa
dalam mengerjakan soal evaluasi.
71,43 94,29 32,00
Sumber data hasil penelitian 2011
Gambar 6.Tingkat Aktivitas Siswa VII D Data penelitian 2011
20 40
60 80
100 120
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9. 10.
siklus I Siklus II
Berdasarkan data tersebut aktivitas siswa dari siklus I hingga siklus II mengalami peningkatan. Siklus I aktivitas siswa termasuk kategori cukup aktif
dengan persentase sebesar 50. Siklus II, aktivitas siswa mengalami peningkatan termasuk golongan aktif dengan persentase 66. Persentase kenaikan aktivitas
siswa dari siklus I hingga siklus II sebesar 32.
7. Peningkatan Kinerja Guru dari Siklus I hingga Siklus II
Penilaian terhadap kinerja guru selama pembelajaran dilakukan oleh observer. Penilaian kinerja guru dilakukan pada tiap siklus yaitu saat siklus I,
sampai dengan siklus II yang dinilai terdapat pada lampiran. Hasil penilaian
kinerja guru selama proses pembelajaran tertera pada grafik di bawah ini.
Gambar 7.Tingkat Kinerja Guru Data penelitian 2011
Skor hasil pengamatan kinerja guru selama proses pembelajaran yang berlangsung dengan menggunakan strategi inkuiri sosial mengalami peningkatan
yang lebih besar meningkat dari siklus I hingga siklus II sebesar 22,07. Pada
10 20
30 40
50 60
70 80
Siklus I Siklus II
Siklus I Siklus II
siklus I kinerja guru digolongkan ke dalam kategori cukup dengan persentase 60, sementara siklus II kinerja guru digolongkan menjadi kategori baik dengan
persentase 77.
B. Pembahasan
Pembahasan dalam penelitian tindakan kelas ini didasarkan atas hasil pengamatan yang dilanjutkan dengan kegiatan evaluasi dan refleksi pada setiap
siklus. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan II menunjukkan bahwa pembelajaran IPS sejarah dengan menerapkan strategi inkuiri sosial mengalami
peningkatan, baik dari segi hasil belajar siswa, keterampilan berpikir kritis siswa hingga keaktifan siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung.
Berdasarkan evaluasi dan refleksi pada akhir siklus I menunjukkan tindakan yang diberikan telah mampu meningkatkan hasil belajar, keterampilan berpikir kritis,
aktivitas siswa, dan kinerja guru dengan menggunakan strategi inkuiri sosial. Akan tetapi, hasil yang diperoleh belum mampu mencapai indikator penilaian
yang telah ditentukan. Strategi
inkuiri sosial
merupakan strategi
pembelajaran yang
memaksimalkan aktivitas sosial siswa melalui diskusi terbuka open climate of discussion. Diskusi terbuka ini, siswa bergabung dalam sebuah secara heterogen
berdasarkan diferensiasi jenis kelamin dan kemampuan. Kerja kelompok inilah yang meningkatkan interaksi antar siswa melalui kegiatan mengemukakan
pendapat atau ide, mengajukan pertanyaan. Siswa diharuskan dapat merumuskan dan menguji sendiri hipotesis terhadap permasalahan yang diajukan oleh guru.