dikembangkan guru bukan mencapai tujuan tetapi cara siswa yang dikembangkan untuk mencapai tujuan.
d. Developes performance of understanding, performance of understanding
invite students
to think
knowledge in
multiple situation.http:file.upi.eduDirektoriBFPIPSJUR.PEND.SEJARAH19
4403101967101MakalahPengembanganKompetensiBerfikirKritisDalam PendidikanSejarah.pdf.
2. Indikator Berpikir Kritis
Upaya meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dapat diketahui dengan menerapkan beberapa indikator. Indikator-indikator berpikir kritis adalah
sebagai berikut :
a. Keterampilan Menganalisis
Keterampilan menganalisis merupakan suatu keterampilan menguraikan sebuah struktur ke dalam komponen-komponen agar mengetahui
pengorganisasian struktur tersebut. Tujuan pokok kegiatan ini untuk memahami sebuah konsep global dengan cara menguraikan atau merinci
globalitas tersebut ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil dan terperinci. Pertanyaan analisis, menghendaki agar pembaca mengindentifikasi
langkah-langkah logis yang digunakan dalam proses berpikir hingga sampai pada sudut kesimpulan.
Keterampilan yang menjadi bagian dari keterampilan menganalisis antara lain menghubungkan masalah khusus yang menjadi subjek diskusi dengan
prinsip yang bersifat umum, menanyakan pertanyaan yang relevan, dan meminta elaborasi. Kata-kata operasional yang mengindikasikan
keterampilan berpikir analitis, diantaranya: menguraikan, membuat diagram, mengidentifikasi, menggambarkan, menghubungkan, memerinci,
dan sebagainya.
b. Keterampilan Mensintesis
Keterampilan mensintesis merupakan keterampilan yang berlawanan dengan keterampilan menganalisis. Kegiatan dalam keterampilan ini
menggabungkan bagian-bagian menjadi sebuah bentukan atau susunan yang baru. Pertanyaan sintesis menuntut pembaca untuk menyatupadukan
semua informasi yang diperoleh dari materi bacaannya, sehingga dapat menciptakan ide-ide baru yang tidak dinyatakan secara eksplisit di dalam
bacaannya. Pertanyaan sintesis ini memberi kesempatan untuk berpikir bebas terkontrol.
Keterampilan yang menjadi bagian dalam keterampilan mensintesis antara lain menerima pandangan dan saran dari orang lain untuk mengembangkan
ide-ide baru, mencari dan menghubungkan antara masalah yang didiskusikan dengan masalah lain yang relevan, mendengarkan dengan
hati-hati, berpikiran terbuka, berbicara dengan bebas, serta bersikap Sopan;
c. Keterampilan Mengenal dan Memecahkan Masalah
Keterampilan ini merupakan keterampilan aplikatif konsep kepada beberapa pengertian baru. Keterampilan ini menuntut pembaca untuk
memahami bacaan dengan kritis setelah kegiatan membaca selesai siswa mampu menangkap beberapa pikiran pokok bacaan, dan mampu mempola
sebuah konsep. Tujuan keterampilan ini agar pembaca mampu memahami dan menerapkan konsep-konsep ke dalam permasalahan atau ruang
lingkup baru. Keterampilan yang menjadi bagian dalam mengenal dan memecahkan masalah antara lain memberi contoh atau argumentasi yang
berbeda dari yang sudah ada, menghadapi tantangan dengan alasan dan
contoh, meminta klarifikasi, dan menanyakan sumber Informasi;
Memahami sebuah permalahan dapat dilihat denagan mengidentifikasi sebuah argumen. Argumen dapat dilihat dari peran khusus kata-kata
indikator seperti oleh karena itu, karena, sehingga, jika......maka, harus dan lain-lain. Kata-kata ini dapat mengidentifikasi maksud pengarang.
Mengevaluasi sebuah argumen mengaharuskan kita memahami asumsi
Asumsi merupakan keyakinan yang diterima atau dianggap benar oleh penulis akan tetapi tidak dinyatakan secara eksplisit. Argumen, penjelasan
dikemukan dalam sebuah konteks yang mengandung berbagai macam asumsi, pra-anggapan, latar belakang, fakta, keyakinan untuk mentafsirkan
apa yang kita maksudkan. Klarifikasi merupakan salah satu indikator
dalam memecahkan masalah. Mengklarifikasikan sumber dapat berasal dari kamus, ahli dalam sebuah bidang Fisher,2009:75. Menilai sumber
dengan terampil dapat dilihat dari reputasi sumber akan reliabilitas, subjektifitas sumber tersebut, adanya bukti yang menguatkan klaim
sumber, keahlian atau pendidikan yang relevan, dan menggunakan alasan- alasan yang mampu dipercaya Fisher, 2009:91.
d. Keterampilan Menyimpulkan