Untuk pengujian hipotesis tersebut digunakan uji F. Uji F dilakukan dengan bantuan Tabel 3.9 analisis varians.
Tabel 3.9 Daftar Analisis Varians Uji Beda Rata-rata Sumber Variasi
Dk JK
KT F
Rata-rata 1
R
y
AD Antar Kelompok
k – 1
A
y
Dalam Kelompok D
y
Total -
- Sumber: Sudjana, 2005: 305
Keterangan: R
y
= jumlah kuadrat =
; A
y
= jumlah kuadrat antar kelompok =
; D
y
= jumlah kuadrat dalam kelompok = Jktot
– R
y
– A
y
; R
= kuadrat tengah rata-rata; A
= kuadrat tengah antar kelompok; D
= kuadrat tengah dalam kelompok. Kriteria pengujiannya adalah tolak H
jika dimana
didapat dari daftar distribusi F dengan peluang untuk
dan Sudjana, 2005: 304-305. Jika
maka H diterima.
3.9.2.4 Uji Hipotesis 4 dan Hipotesis 5 Uji Lanjut dengan LSD
Apabila kesimpulan hipotesis pada uji beda rata-rata H ditolak berarti
terdapat minimal sepasang kelas yang mengalami perbedaan rata-rata. Namun,
kelas manakah yang berbeda signifikan perlu untuk diketahui dengan menggunakan uji lanjut. Uji lanjut yang digunakan adalah uji Least Significance
Difference LSD. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut. Hipotesis 1:
Hipotesis 2: Hipotesis 3:
Keterangan: = rata-rata postes kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen 1;
= rata-rata postes kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen 2; = rata-rata postes kemampuan berpikir kreatif kelas kontrol.
Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus uji LSD. Menurut Subagyo et al. 2006: 239 nilai LSD dapat diperoleh dengan menggunakan rumus
sebagai berikut. ,
dengan .
Keterangan: = least significant different;
= nilai t tabel. Setelah itu hitung
. Kriteria pengujiannya adalah jika maka terdapat perbedaan yang signifikan pada pasangan tersebut.
Jika maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada pasangan
tersebut.
3.9.2.5 Uji Hipotesis 6 Uji Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif
Kriteria gain ternormalisasi digunakan untuk mengetahui besarnya peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa. Data yang digunakan adalah nilai
tes pretes dan postes kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen 1, yakni kelas yang dikenai model pembelajaran Taba berbantuan GSP.
Kriteria gain ternormalisasi yang dilakukan pada sampel hasilnya berlaku pada sampel, bukan pada populasi. Rumus gain ternormalisasi dalam Hake 1998:
65 yang dapat digunakan adalah sebagai berikut.
Keterangan: = gain ternormalisasi;
= nilai rata-rata postes; = nilai rata-rata pretes.
Gain ternormalisasi merupakan metode yang tepat untuk menganalisis
hasil pretes dan postes dan merupakan indikator yang lebih baik dalam menunjukkan tingkat efektivitas perlakuan dari perolehan postes Hake, 1998:
66. Besarnya peningkatan ada tiga kategori, dapat dilihat pada Tabel 3.10. Tabel 3.10 Kategori Gain Ternormalisasi
Interval Gain
Tinggi Sedang
Rendah Sumber: Hake, 1998:65
Uji beda rata-rata berpasangan juga perlu dilakukan. Uji tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah kemampuan akhir siswa pada tiap
kelompok sampel berbeda signifikan dibandingkan kemampuan awalnya. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut.
, berarti kemampuan akhir siswa kelompok sampel dalam berpikir kreatif tidak lebih baik dibandingkan kemampuan
awal; , berarti kemampuan akhir siswa kelompok sampel dalam
berpikir kreatif lebih baik dibandingkan kemampuan awal. Rumus yang digunakan untuk pengujian hipotesis tersebut dikutip dari
Sudjana 2005: 242. Rumus uji t yang digunakan adalah:
Keterangan: = rata-rata selisih postes dan pretes tiap siswa di kelas;
= simpangan baku; = banyaknya siswa.
Kriteria pengujiannya adalah H ditolak jika
dengan dan peluang . Sebaliknya, jika
maka H
1
diterima.
81
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 29 April 2013 sampai dengan 24 Mei 2013 di SMP Negeri 1 Jepara yang beralamat di Jalan Sersan Sumirat 3 Jepara.
Masing-masing jenjang di SMP Negeri 1 Jepara terdiri atas delapan kelas. Setiap kelas dikelompokkan secara acak oleh pihak sekolah.
Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Jepara yang terdiri atas VIIA, VIIB, VIIC, VIID, VIIE, VIIF, VIIG, dan VIIH. Dari
populasi tersebut diambil tiga kelompok sampel dengan teknik cluster random sampling. Kelas yang terambil sebagai sampel adalah kelas VIIB, VIIC, dan
VIID. Kelas VIIB terambil sebagai kelas eksperimen 1 dikenai model pembelajaran Taba berbantuan GSP. Kelas VIID terambil sebagai kelas
eksperimen 2 dikenai model pembelajaran Taba. Kelas kontrol pada penelitian ini adalah kelas VIIC yang mana dikenai model pembelajaran ekspositori.
4.1.1 Pembelajaran Kelas Eksperimen 1
Pembelajaran kelas eksperimen 1 terdiri atas pertemuan pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Selain itu, dua pertemuan sebelum pertemuan pertama
diadakan pretes kemampuan berpikir kreatif dan penggalian kemampuan prasyarat secara berurutan pada tanggal 30 April 2013 dan 4 Mei 2013. Setelah pertemuan
keempat, diadakan postes kemampuan berpikir kreatif pada tanggal 21 Mei 2013.