4.2.2.6 Analisis Hipotesis 6 Uji Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif
4.2.2.6.1 Kriteria Gain Ternormalisasi
Untuk mengukur besarnya peningkatan kemampuan berpikir kreatif digunakan kriteria gain ternormalisasi. Ada tiga kategori peningkatan, yaitu
tinggi, sedang, dan rendah. Uji gain yang dilakukan berlaku pada sampel itu sendiri, tidak dapat diberlakukan pada populasi.
4.2.2.6.1.1 Kriteria Gain Ternormalisasi pada Kelas Eksperimen 1
Uji gain dilakukan untuk mengukur besarnya peningkatan kemampuan berpikir kreatif secara klasikal, secara individual, dan peningkatan setiap indikator
berpikir kreatif pada kelas eksperimen 1. Data yang digunakan adalah pretes dan postes kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen 1.
1 Peningkatan Secara Klasikal
Kriteria gain ternormalisasi dihitung secara klasikal dan diperoleh hasil sebagai berikut.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh . Hal tersebut
menunjukkan bahwa . Jadi gain ternormalisasi termasuk kedalam
kategori sedang. Artinya kemampuan berpikir kreatif kelas eksprimen 1 meningkat dengan kategori sedang. Untuk mengetahui perhitungan selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran 90. 2
Peningkatan Secara Individual Kriteria gain ternormalisasi dihitung secara individual untuk mengetahui
peningkatan kemampuan berpikir kreatif setiap siswa di kelas eksperimen 1.
Tabel 4.9 merupakan tabel rekapitulasi uji peningkatan kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen 1 secara individual.
Tabel 4.9 Kriteria Gain Ternormalisasi Kelas Eksperimen 1 Secara Individual Kriteria
Jumlah Siswa Presentase
Rendah 2
5,0 Sedang
15 37,5
Tinggi 23
57,5
Berdasarkan hasil perhitungan yang disajikan Tabel 4.9 diperoleh 5,0 siswa kelas eksperimen 1 mengalami peningkatan kemampuan berpikir kreatif
dalam kategori rendah, 37,5 siswa dalam kategori sedang, dan 57,5 siswa dalam kategori tinggi. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 90.
3 Peningkatan Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif
Kriteria gain ternormalisasi setiap indikator berpikir kreatif dihitung untuk mengetahui besarnya peningkatan setiap indikator. Hasil perhitungan tersebut
disajikan pada Tabel 4.10. Tabel 4.10 Kriteria Gain Ternormalisasi Kelas Eksperimen 1
Berdasarkan Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Nomor
Soal Indikator
Pretes Postes
Kriteria Gain
1 Kelancaran fluency
87,81 97,50
0,79 Tinggi
2 Keluwesan Flexibility
72,75 86,00
0,49 Sedang
3 Kerincian Elaboration
31,88 80,63
0,72 Tinggi
4 Keaslian Originality
22,75 74,75
0,67 Sedang
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 4.10 diperoleh hasil bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa pada indikator kelancaran kelas eksperimen 1
meningkat dengan kategori tinggi dimana . Kemampuan berpikir
kreatif siswa pada indikator keluwesan kelas eksperimen 1 meningkat dengan
kategori sedang dengan . Kemampuan berpikir kreatif siswa pada
indikator kerincian kelas eksperimen 1 meningkat dengan kategori tinggi dimana . Sedangkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada indikator keaslian
kelas eksperimen 1 meningkat dengan kategori sedang dimana .
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 90. 4.2.2.6.1.2
Kriteria Gain Ternormalisasi pada Kelas Eksperimen 2 Uji gain dilakukan untuk mengukur besarnya peningkatan kemampuan
berpikir kreatif secara klasikal, secara individual, dan peningkatan setiap indikator berpikir kreatif pada kelas eksperimen 2. Data yang digunakan adalah pretes dan
postes kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen 2. 1
Peningkatan Secara Klasikal Kriteria gain ternormalisasi dihitung secara klasikal dan diperoleh hasil
sebagai berikut.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh . Hal tersebut
menunjukkan bahwa . Jadi gain ternormalisasi termasuk kedalam
kategori sedang. Artinya kemampuan berpikir kreatif kelas eksprimen 2 meningkat dengan kategori sedang. Untuk mengetahui perhitungan selengkapnya
dapat dilihat pada Lampiran 91. 2
Peningkatan Secara Individual Kriteria gain ternormalisasi dihitung secara individual untuk mengetahui
peningkatan kemampuan berpikir kreatif setiap siswa di kelas eksperimen 2.
Tabel 4.11 merupakan tabel rekapitulasi uji peningkatan kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen 2 secara individual.
Tabel 4.11 Kriteria Gain Ternormalisasi Kelas Eksperimen 2 Secara Individual Kriteria
Jumlah Siswa Presentase
Rendah 0,0
Sedang 23
60,53 Tinggi
15 39,47
Berdasarkan hasil perhitungan yang disajikan Tabel 4.11 diperoleh 0,0 siswa kelas eksperimen 2 mengalami peningkatan kemampuan berpikir kreatif
dalam kategori rendah, 60,53 siswa dalam kategori sedang, dan 39,47 siswa dalam kategori tinggi. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 91.
3 Peningkatan Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif
Kriteria gain ternormalisasi setiap indikator berpikir kreatif dihitung untuk mengetahui besarnya peningkatan setiap indikator. Hasil perhitungan tersebut
disajikan pada Tabel 4.12. Tabel 4.12 Kriteria Gain Ternormalisasi Kelas Eksperimen 2
Berdasarkan Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Nomor Soal
Indikator Pretes Postes
Kriteria Gain 1
Kelancaran fluency 36,18
91,45 0,87
Tinggi 2
Keluwesan Flexibility 40,26
64,21 0,40
Sedang 3
Kerincian Elaboration 30,26
78,29 0,69
Sedang 4
Keaslian Originality 19,47
80,00 0,75
Tinggi
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 4.12 diperoleh hasil bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa pada indikator kelancaran kelas eksperimen 2
meningkat dengan kategori tinggi dimana . Kemampuan berpikir
kreatif siswa pada indikator keluwesan kelas eksperimen 2 meningkat dengan
kategori sedang dengan . Kemampuan berpikir kreatif siswa pada
indikator kerincian kelas eksperimen 2 meningkat dengan kategori sedang dimana . Sedangkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada indikator keaslian
kelas eksperimen 2 meningkat dengan kategori tinggi dimana .
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 91. 4.2.2.6.1.3
Kriteria Gain Ternormalisasi pada Kelas Kontrol Uji gain dilakukan untuk mengukur besarnya peningkatan kemampuan
berpikir kreatif secara klasikal, secara individual, dan peningkatan setiap indikator berpikir kreatif pada kelas kontrol. Data yang digunakan adalah pretes dan postes
kemampuan berpikir kreatif siswa kelas kontrol. 1
Peningkatan Secara Klasikal Kriteria gain ternormalisasi dihitung secara klasikal dan diperoleh hasil
sebagai berikut.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh . Hal tersebut
menunjukkan bahwa . Jadi gain ternormalisasi termasuk kedalam
kategori sedang. Artinya kemampuan berpikir kreatif kelas kontrol meningkat dengan kategori sedang. Untuk mengetahui perhitungan selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 92. 2
Peningkatan Secara Individual Kriteria gain ternormalisasi dihitung secara individual untuk mengetahui
peningkatan kemampuan berpikir kreatif setiap siswa di kelas kontrol. Tabel 4.13
merupakan tabel rekapitulasi uji peningkatan kemampuan berpikir kreatif kelas kontrol secara individual.
Tabel 4.13 Kriteria Gain Ternormalisasi Kelas Kontrol Secara Individual Kriteria
Jumlah Siswa Presentase
Rendah 12
30,77 Sedang
20 51,28
Tinggi 7
17,95
Berdasarkan hasil perhitungan yang disajikan Tabel 4.13 diperoleh 30,77 siswa kelas kontrol mengalami peningkatan kemampuan berpikir kreatif dalam
kategori rendah, 51,28 siswa dalam kategori sedang, dan 17,95 siswa dalam kategori tinggi. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 92.
3 Peningkatan Tiap Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif
Kriteria gain ternormalisasi tiap indikator berpikir kreatif dihitung untuk mengetahui besarnya peningkatan tiap indikator. Hasil perhitungan tersebut
disajikan pada Tabel 4.14. Tabel 4.14 Kriteria Gain Ternormalisasi Kelas Kontrol
Berdasarkan Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Nomor Soal
Indikator Pretes
Postes Kriteria Gain
1 Kelancaran fluency
82,69 88,46
0,33 Sedang
2 Keluwesan Flexibility
51,54 53,59
0,04 Rendah
3 Kerincian Elaboration
26,92 73,72
0,64 Sedang
4 Keaslian Originality
11,28 64,10
0,60 Sedang
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 4.14 diperoleh hasil bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa pada indikator kelancaran kelas kotrol
meningkat dengan kategori sedang dimana . Kemampuan berpikir
kreatif siswa pada indikator keluwesan kelas kontrol meningkat dengan kategori
rendah dengan . Kemampuan berpikir kreatif siswa pada indikator
kerincian kelas eksperimen 2 meningkat dengan kategori sedang dimana . Sedangkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada indikator keaslian kelas
eksperimen 2 meningkat dengan kategori sedang dimana . Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 92. 4.2.2.6.2
Uji Beda Rata-rata Berpasangan Setelah uji gain, uji beda rata-rata berpasangan juga dilakukan dengan
tujuan mengetahui apakah kemampuan akhir siswa berbeda signifikan dengan kemampuan awalnya. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut.
, berarti kemampuan akhir siswa kelompok sampel dalam berpikir kreatif tidak lebih baik dibandingkan kemampuan
awal; , berarti kemampuan akhir siswa kelompok sampel dalam
berpikir kreatif lebih baik dibandingkan kemampuan awal. 4.2.2.6.2.1
Uji Beda Rata-rata Berpasangan pada Kelas Eksperimen 1 Uji beda rata-rata berpasangan pada kelas eksperimen 1 dilakukan untuk
mengetahui apakah kemampuan akhir siswa lebih baik atau tidak dibandingkan dengan kemampuan awalnya. Tabel 4.15 merupakan tabel hasil uji beda rata-rata
berpasangan pada kelas eksperimen 1. Tabel 4.15 Hasil Uji Beda Rata-rata Berpasangan Kelas Ekeperimen 1
Kriteria Kesimpulan
15,7237 5 39
0,95 1,682
kemampuan akhir lebih baik dibandingkan
kemampuan awal
Berdasarkan Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa .
Sedangkan dengan diperoleh
. Jadi berlaku dan H
ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan akhir siswa kelas eksperimen 1 dalam berpikir kreatif lebih baik dibandingkan
kemampuan awal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 90. 4.2.2.6.2.2
Uji Beda Rata-rata Berpasangan pada Kelas Eksperimen 2 Uji beda rata-rata berpasangan pada kelas eksperimen 2 dilakukan untuk
mengetahui apakah kemampuan akhir siswa lebih baik atau tidak dibandingkan dengan kemampuan awalnya. Tabel 4.16 merupakan tabel hasil uji beda rata-rata
berpasangan pada kelas eksperimen 2. Tabel 4.16 Hasil Uji Beda Rata-rata Berpasangan Kelas Ekeperimen 2
Kriteria Kesimpulan
23,5410 5 37
0,95 1,686
kemampuan akhir lebih baik dibandingkan
kemampuan awal
Berdasarkan Tabel 4.16 dapat dilihat bahwa .
Sedangkan dengan diperoleh
. Jadi berlaku dan H
ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan akhir siswa kelas eksperimen 2 dalam berpikir kreatif lebih baik dibandingkan
kemampuan awal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 91. 4.2.2.6.2.3
Uji Beda Rata-rata Berpasangan pada Kelas Kontrol Uji beda rata-rata berpasangan pada kelas kontrol dilakukan untuk
mengetahui apakah kemampuan akhir siswa lebih baik atau tidak dibandingkan
dengan kemampuan awalnya. Tabel 4.17 merupakan tabel hasil uji beda rata-rata berpasangan pada kelas kontrol.
Tabel 4.17 Hasil Uji Beda Rata-rata Berpasangan Kelas Kontrol Kriteria
Kesimpulan 9,5295 5
38 0,95
1,684 kemampuan akhir lebih
baik dibandingkan kemampuan awal
Berdasarkan Tabel 4.17 dapat dilihat bahwa . Sedangkan
dengan diperoleh
. Jadi berlaku dan H
ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan akhir siswa kelas kontrol dalam berpikir kreatif lebih baik dibandingkan kemampuan awal.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 92.
4.3 Pembahasan
Berdasarkan analisis nilai ujian akhir semester gasal diketahui bahwa data dari ketiga kelas berdistribusi normal dan homogen. Uji kesamaan rata-rata
menunjukkan bahwa nilai lebih kecil dari
sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai ketiga kelas tidak berbeda signifikan. Dari hasil
ketiga uji tersebut dapat disimpulkan bahwa ketiga sampel yang diambil berasal dari keadaan awal yang sama. Selanjutnya ketiga sampel tersebut diberi perlakuan
yang berbeda. Kelas VIIB sebagai kelas eksperimen 1 dikenai model pembelajaran Taba berbantuan GSP, kelas VIID sebagai kelas eksperimen 2
dikenai model pembelajaran Taba, dan kelas VIIC sebagai kelas kontrol dikenai model pembelajaran ekspositori.