Tabel 4.6 Hasil Uji Proporsi Kelas Eksperimen 2 Kriteria
Artinya 1,6858
5 1,64
proporsi nilai kemampuan berpikir kreatif siswa mencapai 75
Berdasarkan Tabel 4.6 terlihat bahwa sedangkan dengan
diperoleh . Hal tersebut menunjukkan
bahwa . Jadi
ditolak artinya proporsi nilai kemampuan berpikir kreatif siswa pada pembelajaran model Taba dapat mencapai ketuntasan
belajar klasikal pada materi pokok segiempat yaitu sebesar 75. Hasil tersebut membuktikan diterimanya hipotesis 2 pada penelitian ini. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 87.
4.2.2.4 Analisis Hipotesis 3 Uji Beda Rata-rata dengan ANAVA
Untuk menguji perbedaan rata-rata hasil tes kemampuan berpikir kreatif antara kelompok eksperimen 1, kelompok eksperimen 2, dan kelompok kontrol
digunkan ANAVA satu arah. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut. ;
paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku. Keterangan:
= rata-rata postes kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen 1; = rata-rata postes kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen 2;
= rata-rata postes kemampuan berpikir kreatif kelas kontrol. Kriteria pengujiannya adalah tolak H
jika dimana
didapat dari daftar distribusi F dengan peluang untuk
dan . Hasil uji ANAVA yang dilakukan
dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut.
Tabel 4.7 Hasil Uji Beda Rata-rata dengan ANAVA Sumber Variasi
Dk JK
KT F
Rata-rata 1
694232,1047 694232,1047
12,8267 Antar Kelompok
2 4270,7091
2135,3545 Dalam Kelompok
114 18978,4362
166,4775 Total
117 717481,2500
- -
Dari hasil perhitungan ANAVA satu arah yang dilakukan diperoleh nilai . Harga tersebut dikonsultasikan dengan taraf signifikansi 5
dan , diperoleh
. Dengan demikian,
sehingga H ditolak. Arti dari
hasil perhitungan tersebut adalah paling sedikit terdapat satu pasang mean yang berbeda nyata atau signifikan. Hasil tersebut membuktikan diterimanya hipotesis
3 pada penelitian ini. Hasil perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 88.
4.2.2.5 Analisis Hipotesis 4 dan Hipotesis 5 Uji Lanjut dengan LSD
Uji lanjut dilakukan untuk mengetahui kelompok sampel manakah yang memiliki perbedaan rata-rata yang signifikan. Uji yang digunakan adalah uji Least
Significance Difference LSD. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.
Hipotesis 1: Hipotesis 2:
Hipotesis 3:
Keterangan: = rata-rata postes kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen 1;
= rata-rata postes kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen 2; = rata-rata postes kemampuan berpikir kreatif kelas kontrol.
Kriteria pengujiannya adalah jika maka terdapat perbedaan
yang signifikan pada pasangan tersebut. Hasil uji lanjut LSD dapat dilihat pada Tabel 4. 8.
Dari Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa selisih rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 adalah 6,05 dan nilai
adalah 5,8258. Dengan kata lain berlaku . Makna dari hasil tersebut
adalah rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa yang dikenai model pembelajaran Taba berbantuan GSP dibandingkan dengan rata-rata kemampuan
berpikir kreatif siswa yang dikenai model pembelajaran Taba berbeda signifikan. Dari perbedaan yang signifikan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
kemampuan berpikir kreatif siswa materi pokok segiempat pada pembelajaran yang menggunakan model Taba berbantuan GSP lebih baik dari pada
pembelajaran yang hanya menggunakan model Taba. Hasil tersebut membuktikan diterimanya hipotesis 4 pada penelitian ini.
Tabel 4.8 Hasil Analisis Uji Lanjut dengan LSD Pasangan Pengujian
Kriteria Kesimpulan
Kelas Eksperimen 1 dan Eksperimen 2
6,05 5,8258 terdapat perbedaan rata-
rata yang signifikan Kelas Eksperimen 2 dan
Kontrol 8,60 6,9329
terdapat perbedaan rata- rata yang signifikan
Kelas Eksperimen 1 dan Kontrol
14,64 6,9713 terdapat perbedaan rata-
rata yang signifikan
Selisih rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen 2 dan kontrol adalah 8,60 dan nilai
adalah 6,9329. Dengan kata lain berlaku . Makna dai hasil tersebut adalah rata-rata kemampuan berpikir
kreatif siswa yang dikenai model pembelajaran Taba dibandingkan dengan rata- rata kemampuan berpikir kreatif siswa yang dikenai model pembelajaran
ekspositori berbeda signifikan. Dari perbedaan yang signifikan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa materi pokok
segiempat pada pembelajaran yang menggunakan model Taba lebih baik dari pada pembelajaran yang menggunakan model ekspositori. Hasil tersebut membuktikan
diterimanya hipotesis 5 pada penelitian ini. Selisih rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa kelas eksperimen 1 dan
kontrol adalah 14,64 dan nilai adalah 6,9713. Dengan kata lain berlaku
. Makna dari hasil tersebut adalah rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa yang dikenai model pembelajaran Taba berbantuan GSP
dibandingkan dengan rata-rata kemampuan berpikir kreatif siswa yang dikenai model pembelajaran ekspositori berbeda signifikan. Dari perbedaan yang
signifikan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa materi pokok segiempat pada pembelajaran yang menggunakan model Taba
berbantuan GSP lebih baik dari pada pembelajaran yang menggunakan model ekspositori. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 89.
4.2.2.6 Analisis Hipotesis 6 Uji Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif