179
kayu pinus dan hasil hutan lainnya. Strategi ini dilakukan dengan membuka akses pasar dengan berbagai pihak dan memperkuat posisi tawar petani dalam
menentukan harga pasar. Strategi ini diperlukan karena faktor harga dan pasar merupakan ancaman, sementara disisi lain potensi pasar dan mitra usaha masih
sangat terbuka.
5.5.5. Kampanye Manfaat Ekonomi Sumberdaya Hutan Gayo Lues
Strategi program kampanye manfaat ekonomi sumberdaya hutan Gayo Lues merupakan suatu upaya untuk memberikan pemahaman kepada para pihak,
termasuk masyarakat sekitar hutan terkait dengan tingginya manfaat ekonomi baik langsung maupun tidak langsung yang diperoleh dari sumberdaya hutan. Melalui
kampanye ini tentunya pemahaman para pihak dan masyarakat tentang manfaat ekonomi hutan Gayo Lues dari waktu ke waktu akan lebih signifikan, sehingga
para pihak tersebut dengan penuh kesadaran akan menjaga dan melestarikan sumberdaya hutan, terutama masyarakat sekitar akan menjaga keberadaan hutan
yang berada di wilayah mereka.
5.5.6. Pengembangan Sarana Prasarana Ekowisata, Promosi dan Publikasi
Strategi ini merupakan upaya untuk memanfaatkan semua peluang yang ada yaitu pasca konflik dan tsunami di Aceh minat masyarakat meningkat untuk
wisata back to nature, potensi lapangan kerja dan usaha bagi masyarakat, potensi sebagai salah satu sumber PAD, berkembangnya Gayo Lues sebagai salah satu
pusat wisata Aceh dan Indonesia, dukungan para pihak tinggi, untuk mengatasi kelemahan internal yang ada, yaitu dengan menggunakan strategi pengembangan
pusat ekowisata di Gayo Lues dengan menyediakan berbagai sarana dan fasilitas ekowisata yang memadai. Melalui strategi ini dapat merubah kelemahan internal
aksessibilitas kurang mendukung, jalan darat belum optimal dan transportasi udara belum ada, sarana dan prasarana ekowisata belum tersedia, dan lokasi
berjauhan dengan ibu kota provinsi, menjadi suatu kekuatan yang dapat mendukung berjalannya program pengembangan ekowisata di Gayo Lues.
Berdasarkan informasi dari pemandu wisata dan wisatawan, bahwa para wisatawan mengetahui tentang keberadaan objek wisata Gayo Lues adalah
berdasarkan informasi dari kawan-kawannya yang terlebih dahulu sudah pernah
180
berkunjung ke objek wisata tersebut. Untuk itu strategi ini digunakan untuk merubah kelemahan belum adanya kegiatan promosi dan publikasi ekowisata
menjadi terpublikasi dan terpromosinya kegiatan ekowisata di Gayo Lues baik ditingkat Nasional maupun dunia Internasional, sehingga masyarakat dunia dapat
dengan mudah mendapatkan informasi tentang keberadaan objek wisata dimaksud, sekaligus dapat meningkatkan minat masyarakat dunia untuk
berkunjung ke objek wisata Gayo Lues.
5.5.7. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen SIM Hutan Gayo Lues
Pengembangan Sistem Informasi Manajemen SIM terkait sumberdaya hutan Gayo Lues bertujuan antara lain; mengembangkan sistem informasi dan
database potensi sumberdaya hutan yang meliputi potensi bio-fisik,
keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna, potensi ekowisata, dan potensi- potensi lainnya dalam rangka mendukung kebijakan pengelolaan sumberdaya
hutan Gayo Lues secara lestari. Disamping itu tujuannya juga untuk mendukung program promosi dan publikasi pemanfaatan potensi sumberdaya hutan Gayo
Lues, pengembangan pengelolaan hutan alam campuran, pengelolaan hutan pinus, pengelolaan hutan kemiri rakyat, dan program pengembangan ekowisata.
Sehubungan dengan program pengembangan SIM hutan Gayo Lues, maka langkah konkrit yang perlu dilakukan adalah; 1 Pengembangan desain SIM dan
database sumberdaya hutan Gayo Lues berdasarkan tujuan pengelolaannya, 2
pengadaan perangkat keras hardware komputer dan perangkat lunak software, dan, 3 Pemasukan dan pengembangan data secara terus menerus.
5.5.8. Penataan arahan fungsi hutan, dan menjamin kepastian penguasaan lahan, serta mengakui hak kelola rakyat.
Ancaman konflik lahan akibat ketidakpastian status penguasaan lahan merupakan ancaman dalam sistem pengelolaan hutan kemiri rakyat. Oleh karena
itu strategi yang harus segera dilakukan adalah melawan ancaman atau merubah ancaman jadi peluang. Strategi tersebut sangat terbuka untuk dilaksanakan karena
paradigma pembangunan kehutanan saat ini mendorong pengelolaan hutan yang berbasis masyarakat. Dukungan berbagai pihak mulai dari Pemerintah, Perguruan