Pengembangan Sistem Informasi Manajemen SIM Hutan Gayo Lues

181 Tinggi, dan Lembaga Swadaya Masyarakat NGO merupakan peluang yang harus dimanfaatkan untuk mengatasi ancaman tersebut. Keberadaan hutan kemiri rakyat sebagian besar berada adalam kawasan hutan, baik dalam kawasan TNGL, hutan lindung, hutan produksi dan dalam kawasan areal penggunaan lain APL, untuk itu strategi penataan kembaliredesaian hutan menjadi mutlak harus dilakukan untuk menjamin kepastian penguasaan lahan, dan mengakui hak kelola rakyat dengan jelas. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Nurrochmat 2005 bahwa pembenahan dan pengaturan kembali masalah property right atas hutan. Batas wilayah hutan hutan konsesi, hutan adat, hutan konservasi dan alokasi lainnya harus ditata kembali. Lebih lanjut Nurrochmat 2005 menyatakan kejelasan status dan batas hutan adalah hal terpenting yang harus dijadikan prioritas utama dalam membenahi sektor kehutanan, dan kekaburan property right atas hutan, menyebabkan hutan menjadi open acces property yang rawan konflik, perambahan dan penjarahan. Lebih lanjut menyangkut dengan strategi penataan kembali arahan fungsi hutan redesain hutan Aceh sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Aceh No. 522.15342007 Tanggal 31 oktober 2007 tentang Redesaian Hutan Aceh. Selain itu beberapa Peraturan Perundangan-undangan yang sudah ada seperti Undang- Undang No. 41. Tahun 2001 dapat menjadi dasar untuk mengatasi permasalahan ketidakpastian status lahan. Ketidakpastian status kepemilikan lahan ini harus menjadi prioritas utama untuk diselesaikan karena merupakan kunci utama yang yang menentukan kelestarian hutan Gayo Lues, termasuk hutan kemiri.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa sumberdaya hutan Kabupaten Gayo Lues 85 kawasan hutan memiliki nilai ekonomi total NET Rp. 3,88 trilyuntahun nilai karbon 50,25 , nilai kayu 41,78 , getah pinus 3,82 , kayu bakar rumah tangga + industri batu-bata 2,81 , dan kontribusi terkecil dari nilai wisata, nilai pakan ternak, nilai peladang, nilai pilihan, nilai pelestarian, air rumah tangga, dan nilai keberadaan sebesar 1,34 , merupakan sebagai potensi sangat besar yang dapat diunggulkan sebagai sektor prioritas. Namun keberadaan termarjinalkan, tidak terurus atau tidak dikelola dengan baik. Masyarakat sangat mendukung untuk pembangunan kehutanan, dan keberadaan sumberdaya hutan perlu dilestarikan, walaupun perilaku mereka belum sesuai, dikarenakan belum ada pilihan sumber kehidupan yang sesuai. Hal ini dipengaruhi oleh rendahnya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, dan kurangnya pemberdayaan. Untuk membangun kehutanan sebagai sektor prioritas, perlu ditata kebijakan dan kelembagaan dalam pengelolaan sumberdaya hutan yang tidak tumpang tindih. Kebijakan dan kelembagaan yang tumpang tindih, menyebabkan kevakuman dan ketiadaan pengelolaan ditingkat tapaklapangan, lemahnya lembaga kehutanan untuk mempersiapkan pra kondisi pengelolaan sumberdaya hutan, dan konflik antar lembaga kehutanan, yang pada akhirnya terjadi open acces. Faktor dominan yang mempengaruhi pengelolaan hutan alam campuran dan hutan pinus adalah; aspek kebijakan dan kelembagaan pasal 150 UUPA No 11 tahun 2006, dan Pergub Aceh No 52 tahun 2006, produksi masih terfokus hanya pada jenis kayu tertentu saja, dan konflik dengan masyarakat sekitar. Sedangkan faktor dominan yang mempengaruhi pengelolaan hutan kemiri rakyat yaitu harga produk kemiri dan ketergantungan pasarmargin pemasaran ditentukan oleh pedagang besar termasuk tengkulak. Selanjutnya faktor dominan yang mempengaruhi program pengembangan 184 ekowisata adalah sarana dan prasarana ekowisata termasuk kegiatan promosi dan publikasi. Strategi yang perlu diterapkan dalam pengelolaan sumberdaya hutan Gayo Lues antara lain: 1 Penataan kebijakan dan kelembagaan, 2 Membangun kerjasama dengan para pihak, 3 Pengembangan pola agroforestry, 4 Memperkuat kelembagaan dan kapasitas petani dalam sistem pemasaran, 5 Kampanye manfaat nilai ekonomi sumberdaya hutan, 6 Pengembangan saranaprasarana ekowisata, termasuk kegiatan promosipublikasi, 7 Menjamin kepastian penguasaan lahan, dan mengakui hak kelola masyarakat, dan 8 Pengembangan sistem informasi manajemen SIM hutan Gayo Lues. 6. 2. Saran Keberadaan sumberdaya hutan Gayo Lues mempunyai prospek dan peluang sebagai sektor prioritas yang cukup menjanjikan, terutama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah yang dapat digunakan untuk pembangunan Gayo Lues. Untuk itu beberapa saran yang dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Pemda Gayo Lues perlu bekerja sama dengan para pihak untuk;

a Melakukan penataan kembali redesain hutan Gayo Lues, terutama peraturan perundang-undangan pasal 150 dalam UUPA No. 11 tahun 2006, dan Pergub Aceh no 52 tahun 2006 tentang Badan Pengelola Kawasan Ekosistem Leuser, dan penataan arahan fungsi hutan. b Mengupayakan dana karbon melalui berbagai skema perdagangan, c Membangun kerja sama dengan pihak kertas Kraft Aceh dan para pihak lainnya untuk mengelola hutan alam campuran, hutan pinus termasuk pengembangan hutan pinus rakyat, hutan kemiri dan pengembangan ekowisata. 2. Untuk merealisasi program strategi yang telah disusun, perlu kebijakan pemerintah yang kondusif dan dapat mendukung terlaksananya program strategi tersebut, dan perlu didukung oleh sumberdaya manusia yang profesional