170
Lues TNGL tergolong tinggi, baik flora maupun fauna, bahkan terdapat beberapa satwa endemik seperti orang hutan, dan beberapa satwa, dan tumbuhan
langka lainnya yang dilindungi. Untuk itu variabel ini menjadi ancaman dengan nilai pengaruh 0,362.
3 Terjadi konflikpenentangan oleh masyarakat.
Pengembangan ekowisata di Gayo Lues sangat dibutuhkan, mengingat potensi alam cukup mendukung untuk pengembangannya, dan melalui ekowisata
terciptanya berbagai dampak positif, terutama manfaat ekonomi. Namun disisi
lain wisatawan yang datang kebanyakan wisatawan asing, dimana mereka akan terbiasa dengan adat dan budaya mereka, yang konsekwensinya akan
bertentangan dan berbeda dengan adat dan budaya setempat, terutama masyarakat sekitar lokasi obyek wisata. Untuk itu dikhawatirkan akan terjadi konflik dan
penentangan oleh masyarakat tantang pengembangan ekowisata.
4 Perubahan kondisi keamanan terjadi konflik lagi
Sebelum terjadi konflik bersenjata antara pihak GAM dengan pihak Pemerintah RI, kegiatan ekowisata di Gayo Lues TNGL sudah berkembang,
banyak didatangi pengunjung, terutama wisatawan asing. Selanjutnya setelah terwujudnya perdamaian kedua belah pihak yang bertikai MoU Helsinky kondisi
keamanan semakin kondusif, kegiatan ekowisata di Gayo Lues sudah mulai berjalan, walaupun belum sama seperti sebelum konflik terjadi. Namun para
pihak mengkhawatirkan, bahwa pengembangan ekowisata tersebut akan kembali terhenti jika konflik di Aceh akan bergolak kembali.
5 Isu Illegal Logging dan Perambahan Hutan Menimbulkan Aksi Anti
IndonesiaAceh
Hutan Gayo Lues TNGL kaya dengan biodiversitasnya, menjadi perhatian banyak pihak, termasuk dunia internasional, dimana TNGL dianggap
sebagai paru-paru dunia, makanya para pihak tersebut menginginkan keberadaan TNGL tetap lestari, dan terjaga dari berbagai macam gangguan, terutama illegal
logging dan perambahan hutan, maka dikhawatirkan dunia internasional akan
171
memprovokasi masyarakatnya untuk anti Indonesia dan Aceh, khususnya boikot untuk berkunjung ke wilayah Leuser.
5.4.4.5. Penyusunan Diagram dan Matrik SWOT Pengembangan Ekowisata di kabupaten Gayo Lues.
Berdasarkan perhitungan nilai SWOT terhadap pengembangan ekowisata Lampiran 32 diperoleh nilai pengaruh faktor internal kekuatan 2,884, dan nilai
pengeruh kelemahan 3,350, maka diperoleh selisih antara faktor kekuatan dengan faktor kelemahan adalah -0,466. Sedangkan nilai pengaruh faktor eksternal
peluang 2,851, dan nilai pengaruh faktor eksternal ancaman 2,110, maka diperoleh nilai selisih antara faktor peluang dengan faktor ancaman yaitu 0,741.
Berdasarkan nilai pengaruh faktor internak dengan nilai pengaruh faktor eksternal dapat disusun diagram SWOT seperti disajikan pada Gambar 15.
-0,466 ; 0,741 Peluang O
0.8 0.7
0.6 Sel 3
. Sel 1
Kelemahan W 0.1
Kekuatan S -0.5
-0.4 -0.3
-0.2 -0.1
0.0 0.1
0.2 0.3
0.4 0.5
-0.1 -0.2
Sel 4 -0.3
Sel 2 -0.4
-0.5 Ancaman T
Gambar 15. Diagram SWOT Pengembangan Ekowisata. Berdasarkan diagram matrik SWOT pada gambar 15, menunjukkan bahwa
posisi program pengembangan kegiatan ekowisata di Kabupaten Gayo Lues terletak pada sel 3 support a turnaround oriented strategy. Posisi pada sel 3 ini
menggambarkan bahwa program pengembangan kegiatan ekowisata tersebut
172
memiliki peluang dan kekuatan, tetapi juga menghadapi berbagai kendala atau kelemahan internal yang akan muncul.
Mengingat posisi pada sel 3, maka pengembangan ekowisata tersebut mempunyai peluang, tetapi menghadapi kelemahan yang lebih dominan dan kurang
menguntungkan. Pada situasi seperti ini, menurut Rangkuti 1997 fokus strategi yang harus digunakan adalah meminimalkan masalah-masalah internal dalam
pengembangan, yaitu dengan cara menggunakan strategi memanfaatkan peluang yang ada, untuk menghadapi dan mengatasi kelemahan yang terjadi. Dalam hal ini strategi
yang perlu diterapkan adalah strategi turn around WO. Pilihan strategi ini, untuk melawan kelemahan, dan merubah atau mengalihkan kendala atau kelemahan yang
terjadi menjadi suatu peluang atau kesempatan. Lebih lanjut dengan telah ditentukan pilihan-pilihan strategi tersebut di
atas, dan sehubungan dengan mensukseskan program pengembangan ekowisata di Kabupaten Gayo Lues senantiasa perlu disusun suatu rumusan terhadap alternatif-
alternatif strategi yang perlu digunakan dalam kegiatan pengelolaan ekowisata tersebut. Penyusunan alternatif-alternatif strategi tersebut dapat dilakukan dengan
penggunaan suatu matrik SWOT, seperti terlihat pada Lampiran 33. Berdasarkan data hasil perumusan alternatif strategi pada matrik SWOT di
atas, menunnjukkan bahwa alternatif strategi yang akan diterapkan dalam menjalankan pengembangan ekowisata di Gayo Lues adalah strategi WO, yaitu
1 Pembangunan sarana dan prasarana ekowisata, termasuk transportasi, 2 Pengembangan promosi dan publikasi ekowisata, dan 3 Pengembangan
kerjasama dengan para pihak. Strategi yang pertama ini dimaksudkan untuk mengatasi masalah kelemahan dalam pengembangan ekowisata yaitu belum
tersedianya sarana dan prasarana ekowisata, disamping itu lokasi ekowisata Gayo Lues berjauhan dengan kota provinsi, sementara aksessibilitas dan sarana jalan
darat kurang mendukung untuk program pengembangan ekowisata tersebut, untuk
itu diperlukan sarana transportasi udara, mengingat peluang pengembangan sumberdaya hutan Gayo Lues sebagai salah satu pusat wisata NAD sangat
terbuka, dan pemanfaatan minat masyarakatwisatawan asing yang meningkat datang ke Aceh pasca konflik dan tsunami. Strategi kedua dilakukan untuk
memberikan informasi tentang keberadaan objek wisata Gayo Lues kepada para