16 Kesediaan membayar dan surplus konsumen sering digunakan sebagai
ukuran dalam menentukan nilai sumberdaya Davis and Jonhnson, 1987. Teknik penilaian yang didasarkan pada permintaan individu dengan menggunakan
pendekatan kesediaan membayar pada dasarnya sama dengan kesediaan membayar sekelompok individu pada berbagai tingkatan manfaat Darusman,
1993. Teknik ini telah digunakan antara lain dalam menentukan nilai air untuk rumah tangga dan pertanian Darusman, 1995, permintaan jasa hidrologi
Widarti, 1996, permintaan rekreasi Darusman, 1993; Darusman dan Bahruni, 1993, dan nilai manfaat Taman Nasional Gunung Halimun bagi masyarakat
Widada, 2004
2.3. Analisis Kelembagaan
Dalam kehidupan masyarakat politik atau perekonomian telah ada struktur, dan struktur-struktur itu adalah fungsi-fungsi yang dibuat oleh manusia
yang mengatur hubungan-hubungan antar manusia di dalam masyarakat yang bersangkutan. Struktur dimaksud terdiri dari campuran yang rumit antara aturan-
aturan, norma-norma, konvensi-konvensi, dan perilaku karena kepercayaan behavioral belief, yang kesemuanya membentuk cara-cara bagaimana orang-
orang bertindak untuk mencapai tujuannya. Lebih lanjut ia mengalaborasi bahwa proses-proses pembentukan struktur sesungguhnya diawali dari adanya keyakinan
tentang sesuatu, kemudian diterjemahkan ke dalam institusi, dan kemudian institusi diterjemahkan kedalam cara-cara perekonomian bekerja berperilaku
dari waktu ke waktu North, 2000. Menurut Hayami dan Ruttan, 1985 kelembagaan atau institusi adalah
aturan-aturan yang berlaku di masyarakat atau organisasi yang memfasilitasi koordinasi antara orang-orang yang terlibat. Sedangkan menurut Pakpahan,
1990, institusi merupakan suatu sistem yang komplek, rumit, abstrak yang mencakup idiologi, huku m, adat istiadat, aturan, kebiasaan yang tidak terlepas
dari lingkungan. Kelembagaan mencakup organisasi players of the game, hak-
hak atas sumberdaya alam, peraturan perundang-undangan rules of the game struktur pasar, pengetahuan dan informasi, serta proses-proses politik di dalam
pemerintahan. Keputusan dan tindakan sangat ditentukan oleh kelembagaan Kartodihardjo, 2006. Lebih lanjut menurut Pakpahan 1990, bahwa
17 kelembagaan merupakan inovasi manusia untuk mengatur atau mengontrol
interdependensi antar individu atau kelompok masyarakat terhadap sesuatu. Berdasarkan difinisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa institusi berkenaan dengan aturan formal dan informal yang mengarahkan perilaku individu, organisasi dan masyarakat.
Van den Berg 2001, mengemukakan bahwa alasan mengapa institusi diperlukan adalah karena individu, kelompok atau perusahaan mempunyai dua
pilihan cara untuk memperkaya dirinya yaitu memproduksi sesuatu yang berharga atau dengan mengambil sesuatu yang berharga dari orang lain. Tetapi
kesejahteraan nasional hanya meningkat jika ada peningkatan produksi, transfer kekayaan termasuk kekayaan alam hanya berperan sebagai redistribusi dari
output yang telah ada. Masyarakat secara keseluruhan hanya meningkat standar hidupnya jika output perkapita meningkat. Jadi institusi akan mendukung
peningkatan kesejahteraan masyarakat jika ia dapat mengarahkan usaha-usaha masyarakat pada aktivitas produktif. Institusi mempunyai pengaruh yang besar
terhadap kinerja ekonomi sebagai dikemukakan oleh Coase 1998 dalam Manard 2000, yang mengutip Adam Smith sebagai berikut :
”Produktivitas ekonomi tergantung pada spesialisasi, tetapi spesialisasi hanya mungkin kalau pertukaran exchange dan biaya pertukaran lebih
murah, makin banyak spesialisasi makin produktif sebuah sistem ekonomi. Sedangkan biaya pertukaran biaya transaksi sangat tergantung pada
institusi yang bekerja di suatu negeri, oleh karena itu institusi akan menentukan kinerja ekonomi”.
Dalam kiatannya dengan pengelolaan hutan Wells 1997 dalam Ismanto 2010 menyatakan bahwa insentif untuk konservasi biodiversitas hanya akan
efektif apabila didukung oleh kerangka intitusional yang tepat. Disamping peraturan yang dirancang secara seksama juga diperlukan organisasi yang
mempunyai kemampuan untuk melaksanakan, memantau, menegakan enforcing dan mengevaluasi kebijakan tersebut pada tingkat lokal, nasional atau
internasional. Kartodihardjo et al. 2004, dan Kartodihardjo 2008 bahwa unsur-unsur
institusi terdiri atas atau dicirikan oleh batas yurisdiksi atau batas wilayah