Analisis Faktor Internal Kelemahan

166 3 Lokasi Berjauhan Dengan Ibu Kota Provinsi Variabel kelemahan yang ketiga dalam pengembangan ekowisata di Gayo Lues adalah variabel lokasi yang berjauhan dengan ibu kota provinsi, yaitu dengan nilai pengaruhnya 0,378. Jarak ibu kota Provinsi Aceh dengan Ibu Kota Gayo Lues Kota Blang Kejeren yaitu 500 km, dengan jarak tempuh lebih kurang 14 jam melalui jalan darat, via Aceh Tengah. Pada dasarnya jarak yang berjauhan dari kota provinsi tidak begitu berpengaruh dalam pengembangan ekowisata, jika di Gayo Lues tersedianya sarana transpotasi udara. Namun demikian wisatawan tetap akan datang, mengingat potensi objek wisata di Gayo Lues TNGL mempunyai keunikan dan karakteristik tersendiri yang tidak dijumpai di tempat lain, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi setiap wisatawan. 4 Promosi dan publikasi belum optimal Khususnya untuk kegiatan ekowisata di Gayo Lues belum dilakukan kegiatan promosi dan publikasi secara optimal, walaupun pada dasarnya di TNGL tersebut terdapat berbagai macam potensi yang mempunyai nilai, dan daya tarik tersendiri, jika dikembangkan menjadi suatu program ekowisata. Untuk itu kondisi kegiatan promosi, dan publikasi menjadi salah satu variabel kelemahan. Selanjutnya menurut para responden, dan para guide, bahwa kebanyakan wisatawan asing yang berkunjung ke objek wisata Gayo Lues mendapatkan informasi dari kawannya yang sebelumnya pernah berkunjung ke objek wisata tersebut. Untuk itu kegiatan promosi dan publikasi yang belum optimal menjadi suatu kelemahan, yang perlu ditangani dalam pengembangan ekowisata di Gayo Lues. 5 Kerjasama dalam pengembangan ekowisata belum berkembang Sampai dengan saat pelaksanaan pengumpulan data dilapangan, bahwa para pihak yang terkait dengan pengelolaan sumberdaya hutan di Gayo Lues, dan khusus kawasan TNGL, dimana menyangkut dengan kegiatan kerjasama dalam bidang pengembangan ekowisata belum berkembang, bahkan belum pernah dilakukan. 167

5.4.4.3. Faktor Eksternal Peluang

Hasil analisis faktor eksternal peluang menemukan lima variabel strategis dan nilai pengaruhnya untuk masing-masing terhadap rencana pengembangan ekowisata disajikan pada Tabel 65. Variabel peluang ini harus dimanfaatkan dengan baik untuk meningkatkan peran dan posisi ekowisata di Gayo Lues. 1 Pasca konflik dan tsunami wisatawan Domestik dan Manca Negara meningkat datang ke Acehkhususnya ke TNGL di Gayo Lues Variabel ini merupakan variabel peluang utama, dengan nilai pengaruh 0,925. Sebelum terjadi konflik di Aceh, kegiatan ekowisata di Gayo Lues sudah berjalan, setiap hari ada yang datang, baik pengunjung domestik dan manca negara. Namun dengan terjadinya konflik, membuat wisatawan juga berkurang, bahkan sampai tidak ada pengunjung yang datang. Selanjutnya musibah gempa bumi 9,7 SR yang diikuti dengan Tsunami di Aceh, membawa berkah kepada kedua belah pihak yang bertikai, konflik reda, sampai terjadi perdamaian yang diwujudkan melalui MoU Helsinki. Kondisi keamanan di bumi Aceh dari hari ke hari semakin kondusif. Hal ini ditandai dengan keberanian para wisatawan untuk datan berkunjung ke Provinsi Aceh, khususnya ke objek wisata Gayo Lues TNGL. Tabel 65. Variabel Faktor Eksternal Peluang dan Nilai Pengaruhnya Terhadap Program Pengembangan Ekowisata No PeubahVariabel Nilai pengaruh 1. Pasca konflik dan tsunami, minat masyarakat meningkat untuk wisata back to nature dan wisatawan asing meningkat datang ke NADTNGL khususnya wilayah Gayo Lues O1 1,066 2. Potensi lapangan kerja dan lapangan usaha bagi masyarakat O2 0,741 3. Sebagai salah satu sumber PAD O3 0,537 4. TNGL sebagai salah satu pusat wisata NAD dan Indonesia O4 0,304 5. Dukungan pemerintah dan stakeholders lainnya tinggi O5 0,263 Jumlah 2,851 2 Potensi lapangan kerja dan lapangan usaha bagi masyarakat Dengan berkembangnya program ekowisata di Gayo Lues, tentunya akan memberikan manfaat, dan berdampak positif, terutama bagi masyarakat, dimana dengan banyaknya wisatawan yang berdatangan, menjadi potensi terbukanya lapangan kerja, dan kesempatan berusaha bagi masyarakat. Dampak positif 168 lainnya dari kegiatan ekowisata adalah sesuai dengan tahapan dan level masing- masing, yaitu mulai dari masyarakat disekitar lokasi objek ekowisata, para guide, dibidang transpotasi, termasuk transportasi lokal akan meningkat jumlah angkutan, jasa perhotelan juga meningkat permintaannya, home industri, terutama yang memproduksi suvenir, serta banyak peluang-peluang usaha lainnya yang berkembang melalui pengembangan ekowisata tersebut. 3 Potensi sebagai salah satu sumber PAD Dengan berkembangnya program ekowisata, tentunya akan diikuti dengan tercipta multiyer effect, antara lain tumbuh dan berkembangnya beberapa jenis usaha lain diberbagai bidang usaha. Kondisi ini memberikan dampak kepada terciptanya sumber PAD bagi Gayo Lues. Disamping itu pada kegiatan ekowisata itu sendiri dapat menghasilkan PAD melalui biaya-biaya pungutan tertentu dari para wisatawan yang berkunjung ke daerah objek wisata tersebut. 4 Berkembangnya TNGL sebagai salah satu pusat wisata Aceh dan Indonesia. Provinsi Aceh dengan peristiwa gempa bumi dan tsunami yang sangat dahsyat, yang merupakan suatu peristiwa dan musibahbencana alam terdahsyat di abad ini, membuat Aceh sangat dikenal diseluruh penjuru dunia. Disamping itu eksistensi Gunung Leuser yang puncaknya berada di Gayo Lues, sudah dikenal oleh masyarakat internasional sebagai salah satu paru-paru dunia, tentunya harus dijaga dan dipelihara kelestariannya. Masyarakat Internasional dari hari kehari meningkat datang ke Aceh, untuk melihat situs gempa dan tsunami, dan berkunjung ke Gayo Lues untuk melihat keberadaan ekowisata Gunung Leuser. 5 Dukungan Pemerintah dan Stakeholders lainnya tinggi Adanya dukungan dari berbagai para pihak, baik dari pihak pemerintah Nasional, Provinsi, dan Pemerintah ditingkat Kabupaten, serta dari berbagai LSM dan lembaga-lembaga lainnya yang bergerak di bidang konservasi, tentunya menjadi suatu variabel peluang yang sangat berarti untuk program pengembangan ekowisata di Gayo Lues.