40
Dimana: HLi = Harga lahan bagi resonden ke i Rpha
BPi = Biaya pengadaanpengolahan lahan oleh responden ke i Rptahun Li = Luas lahan garapan responden ke i hatahun
Selanjutnya sebagai angka pengganda yang digunakan dalam penentuan nilai ekonomi perladangan adalah luas lahan perladangan yang terdapat dalam
kawasan hutan Gayo Lues.
3.4.6. Nilai Ekonomi Getah Pinus
Nilai ekonomi getah pinus didekati berdasarkan pendekatan langsung, yaitu melalui harga pasar yang berlaku di wilayah penelitian. Dalam penelitian ini
data potensi pohon pinusha, dan potensi getah pinus diperoleh berdasarkan data yang terdapat pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Gayo Lues. Formula yang
digunakan adalah sebagai berikut: NGP = Vgp x Hgp
Dimana: NGP = Nilai Getah Pinus Rpkg
Vgp = Volume getah pinus yang diproduksi kg
Hgp = harga getah pinus diwilayah penelitian Rpkg
3.4.7. Nilai Ekonomi Karbon
Untuk mengetahui nilai ekonomi karbon dari hutan Gayo Lues terlebih dahulu harus diketahui biomasa dan potensi karbon yang terdapat pada sumberdya
hutan tersebut. Biomassa di atas permukaan tanah dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan metode tidak langsung non destruktif dan metode
langsung destruktif. Metode tidak langsung digunakan untuk menduga biomassa vegetasi pohon yang berdiameter
≥ 2 cm, sedangkan untuk menduga biomassa serasah dan tumbuhan bawah menggunakan metode destruktif. Pengukuran
biomassa tingkat pohon, tumbuhan bawah dan serasah dilakukan berdasarkan tipe tutupan lahan hutan primer, hutan sekunder, hutan pinus, hutan rakyat dan semak
belukar. Jumlah sampel plot untuk masing-masing jenis tutupan lahan adalah 20 plot contoh.
41 Proses pengukuran biomasa dilakukan berdasarkan pool sebagai berikut:
a. Biomassa Pohon
Pohon yang diukur disini adalah pohon yang berdiameter 30 cm pada ketinggian 1,3 meter dengan metode non destruktif. Peubah yang diukur
adalah jenis pohon, jumlah jenis, diameter, tinggi bebas cabang dan tinggi pohon. Plot contoh berukuran 20 m x 20 m 400 m
2
b. Biomassa Pancang, dan Tiang
.
Pancang dan tiang yang diukur adalah tanaman yang berdiameter 2 – 30 cm. Peubah yang diukur adalah jenis pohon, jumlah jenis, diameter, dan tinggi
pohon. Plot contoh berukuran 10 m x 10 m 100 m
2
c. Biomassa Tumbuhan Bawah dan Serasah
.
Pendugaan biomasa tumbuhan bawah, dan serasah dilakukan dengan
penggunaan metode secara langsung destruktif, yaitu dengan cara
mengambil secara langsung tumbuhan bawah, dan serasah pada petak ukur berukuran 1 m x 1 m yang ditempatkan dalam PCP di setiap lokasi penelitian.
Petak ukur tersebut ditempatkan di dalam PCP sebanyak 4 tempat secara sistematik. Semua vegetasi tumbuhan bawah, dan serasah yang ada dalam
petak ukur 1 m x 1 m tersebut diambil dan ditimbang untuk mendapatkan berat basah. Dari bobot basah total tersebut kemudian dibawa ke
Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, untuk dikering ovenkan pada suhu 80
d. Biomassa Kayu MatiNecromas
C selama 48 jam, untuk memperoleh berat
kering, dan selanjutnya dianalisis untuk mendapatkan biomassanya.
Kayu mati yang diukur dibedakan ke dalam dua jenis yaitu kayu mati yang masih berdiri dan kayu mati yang sudah rebah. Diameter kayu mati yang
diambil 10 cm. Plot pengukuran kayu mati sebesar 25 x 10 m atau sama dengan ukuran pohon.
Pengolahan dan analisis data vegetasi hasil pengukuran lapang dilakukan estimasi biomassa pohon kgpohon dengan menggunakan persamaan allometrik
seperti tertera pada Tabel 4.
42 Tabel 4. Persamaan Allometrik Estimasi Biomassa Pohon