Biomassa Tumbuhan Bawah dan Serasah Biomassa Kayu MatiNecromas

42 Tabel 4. Persamaan Allometrik Estimasi Biomassa Pohon Jenis pohon Estimasi Biomasa pohon, kgpohon Sumber Pohon bercabang BK = 0,11ρ D Ketterings, 2001 2,62 Sengon BK = 0,0272 D Sugiharto, 2002 2,831 Pinus BK = 0,0417 D Waterloo, 1995 2,6576 =Dalam Hairiah K, dan Rahayu S, 2007 Dimana : B = biomassa pohon Kgpohon D = Diameter pohon setinggi dada 1,3 m ρ = BJ Kayu grcm 3 Penentuan besarnya kandungan karbon vegetasi di atas permukaan tanah diduga dengan menggunakan rumus Brown 1997, dimana 50 dari kandungan biomassa vegetasi hutan tersusun atas karbon. Berikut rumus persamaan untuk menentukan besarnya kandungan karbon vegetasi di atas permukaan tanah : Karbon kayu = 50 x B Dimana : B = biomassa vegetasi hutan Kgha Penentuan nilai karbon dalam penelitian ini difokuskan berdasarkan tutupan lahan hutan primer, hutan sekunder, hutan pinus, hutan rakyat dan semak belukar, dan berdasarkan arahan fungsi hutan Taman Nasional Gunung Leuser, hutan lindung, hutan produksi, dan areal penggunaan lain. Untuk memperoleh potensi karbon pada setiap tutupan lahan, dimana potensi karbonha pada setiap tutupan lahan dikalikan dengan luas lahan setiap tutupan lahan tersebut. Kemudian nilai ekonomi karbon untuk masing-masing tutupan lahan didapatkan dengan cara mengkonversi potensi karbon tersebut menjadi CO2 equivalen. Selanjutnya potensi CO2 equivalen digandakan dengan harga karbon Rpton.

3.4.8. Nilai Pelestarian

Nilai ekonomi pelestarian dari ekositem hutan Gayo Lues, berupa flora, fauna, plasma nutfah, dan komponen-komponen lainnya, ditentukan berdasarkan pendekatan kesediaan membayar willingness to pay dari masyarakat untuk membiayai upaya pelestarian sumberdaya hutan Gayo Lues, dengan formula sebagai berikut : 43 Dimana: NP el = Nilai pelestarian sumberdaya hutan JP = Jumlah penduduk dalam wilayah penelitian

3.4.9. Nilai Pilihan

Nilai pilihan adalah kesediaan seseorang membayar untuk menjaga atau melindungi nilaimanfaat potensial dari sumberdaya hutan untuk kepentingan pemanfaatan masa depan. Penentuan nilai potensial dilakukan dengan menggunakan formula sebagai berikut: Dimana: NP il = Nilai pilihan sumberdaya hutan JP = Jumlah penduduk dalam wilayah penelitian.

3.4.10. Nilai Keberadaan

Nilai keberadaan merupakan kesediaan membayar untuk menjaga keberadaan sumberdaya hutan atas manfaat spiritual, estetika dan kultural.. Penentuan nilai keberadaan dilakukan dengan menggunakan formula sebagai berikut: Dimana: NK eb

3.5. Analisis Kebijakan dan Kelembagaan

= Nilai keberadaan sumberdaya hutan JP = Jumlah penduduk dalam wilayah penelitian Kebijakan yang dianalisis dalam penelitian ini berupa peraturan perundang-undangan Undang-undang, Keputusan Presiden, Keputusan Menteri Kehutanan, serta Peraturan dan Instruksi Gubernur Aceh yang terkait dengan keberadaan dan pengelolaan hutan Gayo Lues. Analisis kebijakan ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis isi content analysis Bungin, 2007, yaitu suatu teknik analisis untuk mendapatkan deskripsi hubungan antara isi teks produk kebijakan dengan pelaksanaan pengelolaan hutan di lapangan. Dengan 44 analisis ini akan diperoleh gambaran mengenai permasalahan terkait dengan kewenangan pengelolaan huta Gayo Lues.

3.6. Analisis Persepsi

Untuk mengetahui persepsi masyarakat dalam kaitannya dengan keberadaan dan pengelolaan hutan Gayo Lues, kepada para responden diajukan beberapa pertanyaan seperti tertera pada Tabel 5. Tabel 5. Pertanyaan kepada RespondenMasyarakat No Pertanyaan 1. Manfaat sumberdaya hutan bagi masyarakat 2. Pentingnya melestarikan sumberdaya hutan 3. Pemberdayaanpenyuluhan kepada masyarakat 4. Larangan perambahan dan pengambilan sumberdaya alam dari hutan 5. Pentingnya kejelasan batas kawasan hutan 6. Pengetahuan tentang peraturan perundang-undangan 7. Pengelolaan sumberdaya hutan oleh pihak lain Selanjutnya berdasarkan jawababan responden tersebut diberi peringkat dengan menggunakan “Skala Likert”. Setiap responden diminta untuk menilai terhadap pertanyataan yang diajukan dengan kemungkinan jawaban seperti pada Tabel 6. Tabel 6. Peringkat Skala Likert dan Nilai Skor Persepsi No Peringkat Skala Likert Nilai Skor 1 Sangat setuju 5 2 Setuju 4 3 Ragu-ragu 3 4 Tidak setuju 2 5 Sangat tidak setuju 1 Sumber : Singarimbun dan Effendi 1987. Selanjutnya seluruh jawaban responden skornya dirata-ratakan, sehingga diperoleh rata-rata persepsi masyarakat terhadap sumberdaya hutan. Rata-rata jawaban responden tersebut dikelompokkan ke dalam tiga kategori “Skala Likert”, yaitu kategori persepsi tinggi Skala Likert 4,00 – 5,00, persepsi sedang Skala Likert 3,00 – 3,99, dan persepsi rendah Skala Likert 1,00 – 2,99.