168
lainnya dari kegiatan ekowisata adalah sesuai dengan tahapan dan level masing- masing, yaitu mulai dari masyarakat disekitar lokasi objek ekowisata, para guide,
dibidang transpotasi, termasuk transportasi lokal akan meningkat jumlah angkutan, jasa perhotelan juga meningkat permintaannya, home industri, terutama
yang memproduksi suvenir, serta banyak peluang-peluang usaha lainnya yang berkembang melalui pengembangan ekowisata tersebut.
3 Potensi sebagai salah satu sumber PAD
Dengan berkembangnya program ekowisata, tentunya akan diikuti dengan tercipta multiyer effect, antara lain tumbuh dan berkembangnya beberapa jenis
usaha lain diberbagai bidang usaha. Kondisi ini memberikan dampak kepada terciptanya sumber PAD bagi Gayo Lues. Disamping itu pada kegiatan ekowisata
itu sendiri dapat menghasilkan PAD melalui biaya-biaya pungutan tertentu dari para wisatawan yang berkunjung ke daerah objek wisata tersebut.
4 Berkembangnya TNGL sebagai salah satu pusat wisata Aceh dan
Indonesia.
Provinsi Aceh dengan peristiwa gempa bumi dan tsunami yang sangat dahsyat, yang merupakan suatu peristiwa dan musibahbencana alam terdahsyat di
abad ini, membuat Aceh sangat dikenal diseluruh penjuru dunia. Disamping itu eksistensi Gunung Leuser yang puncaknya berada di Gayo Lues, sudah dikenal
oleh masyarakat internasional sebagai salah satu paru-paru dunia, tentunya harus dijaga dan dipelihara kelestariannya. Masyarakat Internasional dari hari kehari
meningkat datang ke Aceh, untuk melihat situs gempa dan tsunami, dan berkunjung ke Gayo Lues untuk melihat keberadaan ekowisata Gunung Leuser.
5 Dukungan Pemerintah dan Stakeholders lainnya tinggi
Adanya dukungan dari berbagai para pihak, baik dari pihak pemerintah Nasional, Provinsi, dan Pemerintah ditingkat Kabupaten, serta dari berbagai LSM
dan lembaga-lembaga lainnya yang bergerak di bidang konservasi, tentunya menjadi suatu variabel peluang yang sangat berarti untuk program pengembangan
ekowisata di Gayo Lues.
169
5.4.4.4. Analisis Faktor Eksternal Ancaman
Berdasarkan hasil analisis faktor eksternal ditemukan lima variabel ancaman dan nilai pengaruhnya masing-masing terhadap pengembangan ekowisata di Gayo
Lues. Rincian variabel ancaman, dan nilai pengaruhnya disajikan pada Tabel 66. Tabel 66. Variabel Faktor Eksternal Ancaman dan Nilai Pengaruhnya Terhadap
Program Pengembangan Ekowisata. No
PeubahVariabel Nilai
Pengaruh 1.
Terjadi degradasi kearifan lokal dan tata nilai budaya setempat T1
1,297 2.
Terjadi degradasi keanekaragaman hayati T2 0,362
3. Terjadi konflikpenentangan oleh masyarakat setempat T3
0,265 4.
Perubahan kondisi keamanan, dan terjadi konflik lagi T4 0,105
5. Isu illegal logging dan perambahan hutan menimbulkan aksi
anti IndonesiaNAD di dunia internasional T5 0,080
Jumlah 2,110
Uraian masing-masing variabel ancaman disajikan di bawah ini:
1 Terjadi degradasi kearifan lokal dan tata nilai budaya setempat
Variabel degradasi kearifan lokal dan tata nilai budaya setempat, akibat adanya program pengembangan ekowisata merupakan variabel ancaman dengan
nilai pengaruh tertinggi yaitu 1,297. Mengingat masyarakat Gayo Lues secara umum beragama Islam, dan mempunyai adat, budaya, dan kearifan lokal yang
senantiasa berbeda dengan tempat lain. Keberadaan program ekowisata, yaitu dengan semakin banyak wisatawan yang datang objek wisata Gayo Lues,
terutama wisatawan asing dikhawatirkan akan dapat mempengaruhi adat, budaya, tatanan kehidupan dan kearifan lokal setempat, secara perlahan-lahan
dikhawatirkan akan terjadi degradasi kearifan lokal dan tata nilai budaya setempat.
2 Terjadi degradasi keanekaragaman hayati
Pada dasarnya pengembangan ekowisata di Gayo Lues, merupakan sebagai kegiatan yang dapat mendukung program konservasi dan pelestarian
sumberdaya hutan. Namun menurut para responden, bahwa program ekowisata dikhawatirkan akan berdampak pada terjadinya degradasi ekosistem dan
keanekaragaman hayati. Potensi keanekaragaman hayati di kawasan hutan Gayo
170
Lues TNGL tergolong tinggi, baik flora maupun fauna, bahkan terdapat beberapa satwa endemik seperti orang hutan, dan beberapa satwa, dan tumbuhan
langka lainnya yang dilindungi. Untuk itu variabel ini menjadi ancaman dengan nilai pengaruh 0,362.
3 Terjadi konflikpenentangan oleh masyarakat.
Pengembangan ekowisata di Gayo Lues sangat dibutuhkan, mengingat potensi alam cukup mendukung untuk pengembangannya, dan melalui ekowisata
terciptanya berbagai dampak positif, terutama manfaat ekonomi. Namun disisi
lain wisatawan yang datang kebanyakan wisatawan asing, dimana mereka akan terbiasa dengan adat dan budaya mereka, yang konsekwensinya akan
bertentangan dan berbeda dengan adat dan budaya setempat, terutama masyarakat sekitar lokasi obyek wisata. Untuk itu dikhawatirkan akan terjadi konflik dan
penentangan oleh masyarakat tantang pengembangan ekowisata.
4 Perubahan kondisi keamanan terjadi konflik lagi
Sebelum terjadi konflik bersenjata antara pihak GAM dengan pihak Pemerintah RI, kegiatan ekowisata di Gayo Lues TNGL sudah berkembang,
banyak didatangi pengunjung, terutama wisatawan asing. Selanjutnya setelah terwujudnya perdamaian kedua belah pihak yang bertikai MoU Helsinky kondisi
keamanan semakin kondusif, kegiatan ekowisata di Gayo Lues sudah mulai berjalan, walaupun belum sama seperti sebelum konflik terjadi. Namun para
pihak mengkhawatirkan, bahwa pengembangan ekowisata tersebut akan kembali terhenti jika konflik di Aceh akan bergolak kembali.
5 Isu Illegal Logging dan Perambahan Hutan Menimbulkan Aksi Anti
IndonesiaAceh
Hutan Gayo Lues TNGL kaya dengan biodiversitasnya, menjadi perhatian banyak pihak, termasuk dunia internasional, dimana TNGL dianggap
sebagai paru-paru dunia, makanya para pihak tersebut menginginkan keberadaan TNGL tetap lestari, dan terjaga dari berbagai macam gangguan, terutama illegal
logging dan perambahan hutan, maka dikhawatirkan dunia internasional akan