Pendugaan Nilai Ekonomi Total Hutan Gayo Lues

31 penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di desa-desa sekitar kawasan hutan Gayo Lues. Desa-desa sampel ditentukan secara purposive, sebagaimana tercantum pada Tabel 2, sedangkan pengambilan sampel responden dilakukan secara acak. Jumlah sampel responden adalah sebanyak 20 orang setiap desa. Selanjutnya sebagai populasi untuk masing-masing nilai ekonomi yang dihitung sebagai berikut ; a. Penentuan nilai kayu bakar, nilai hijauan pakan ternak, nilai air rumah tangga, nilai air untuk pertanian sawah adalah masyarakat desa yang wilayah desanya berbatasan dengan kawasan hutan. b. Untuk penentuan nilai perladangan, populasi yang digunakan adalah para peladang yang berladang di dalam kawasan hutan. c. Dalam penentuan nilai wisata rekreasi, populasi yang digunakan adalah jumlah pengunjung yang masuk ke tempat rekreasi selama tahun 2009. d. Untuk nilai serapan karbon, dilakukan berdasarkan survey vegetasi dan potensi, dan analisis laboratorium khusus untuk tumbuhan bawah dan serasah, sedangkan harga karbon yang digunakan dalam penghitungan nilai ekonomi karbon adalah berdasarkan hargaskema perdagangan karbon yang berlaku. e. Untuk nilai kayu adalah para pengusaha dan Dinas Kehutanan Gayo Lues, Untuk mendapatkan potensi kayu, dan getah pinus, diperoleh dari data sekunder yang ada pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Gayo Lues. Sedangkan untuk menduga nilai dari kayu bakar, pakan ternak diambil masing- masing 20 responden setiap desa. Samnpel yang digunakan untuk menduga nilai air domestik rumah tangga, sebanyak 20 respondendesa. Mengingat tingkat pendapatan rumah tangga masyarakat bervariasi, sehingga akan mempengaruhi dan menentukan tingkat konsumsi air, maka penentuan sampel dilakukan secara acak pada berbagai modus pengguna air. Penentuan nilai ekonomi air untuk pertanian sawah, sampel yang digunakan 20 responden setiap desa. Selanjutnya untuk penentuan nilai kegiatan perladangan digunakan 20 responden KK setiap desa. Pendugaan nilai ekonomi wisata rekreasi dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang terdapat pada pengelola rekreasi, dan 32 melakukan wawancara dengan para guide. Setiap pengunjung dibedakan kedalam kelompok-kelompok berdasarkan zona-zona daerah asalnya. Selanjutnya supaya memiliki azas keterwakilan, dari masing-masing zona, maka dalam pengambilan contoh dilakukan secara terencana. Oleh karena itu untuk kemudahan dalam penentuan zona atau daerah asal setiap pengunjung, maka seluruh pengunjung pada saat pengambilan sampel dilakuan secara sensus. Untuk setiap daerah asalnya ditentukan sebanyak 5 – 15 orang responden. Penentuan nilai ekonomi hutan Gayo Lues yang meliputi total kesediaan membayar, biaya pengeluaran dan surplus konsumen didasarkan pada kesediaan untuk membayar dari konsumen untuk mengkonsumsi barang atau jasa yang diperoleh dari sumberdaya hutan. Penentuan nilai ekonomi perladangan, nilai air untuk kebutuhan rumah tangga, nilai air untuk pertanian, nilai pakan ternak, dan nilai kayu bakar untuk kebutuhan rumah tangga, dilakukan dengan menggunakan kurva permintaan Marshal yang tahapannya adalah sebagai berikut: a. Menentukan model kurva permintaan, yaitu meregresikan permintaan Y dengan harga biaya pengadaan dan faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhinya dengan model sebagai berikut: Y = β + β 1 X 1 + β 2 X 2 +…...+ β n X n Dimana : Y = permintaan atau konsumsi satuankapita X 1 = harga atau biaya pengadaan Rpsatuan β 0,1,2…..n = intersep β 1,1,2,3....n = koefisien regresi X 2,3….n = Peubah bebasfaktor sosial ekonomi Penentuan model terbaik dilakukan dengan menggunakan metode “Stepwise regression” dengan perangkat lunak Minitab. b. Menentukan intersep baru β ’ Fungsi permintaan dengan peubah bebas X 1 dalam keadaan faktor lain X 2 , X 3 , ….., X n tetap. Maka cara penghitungannya adalah sebagai berikut: Y = β + β 1 X 1 + β 2 X 2 +…...+ β n X n Y = β + β 2 X 2 +…...+ β n X n + β 1 X 1 Y = β ’ + β 1 X 1 c. Menginversi persamaan fungsi asal sehingga X 1 menjadi peubah tak bebas dengan Y sebagai peubah bebas. 33 Y = β ’ + β 1 X 1 X 1 = d. Menduga rata-rata kesediaan membayar utility dengan menggunakan persamaan berikut : Dimana : U = Rata-rata kesediaan membayar nilai ekonomis f Y = Fungsi permintaan a = Rata-rata jumlah produk yang dikonsumsi Y e. Menentukan nilai X 1 harga barangbiaya pengadaan pada saat Y dengan cara memsubstitusikan nilai Y pada persamaan : X 1 = f. Menentukan rata-rata nilai yang dikorbankan oleh konsumen dengan cara mengalikan X 1 hasil langkah e dengan Y. g. Penghitungan nilai total kesediaan membayar, surplus konsumen, dan harga yang dibayarkan dengan cara menggandakan nilai pada point d dengan pengganda untuk populasi. Selanjutnya nilai ekonomi hutan Gayo Lues yang dihitung dalam penelitian ini merupakan fungsi dari nilai penggunaan langsung NPL yaitu berupa nilai ekonomi biomassa NB meliputi; nilai kayu, nilai kayu bakar, nilai pakan ternak, nilai penggunaan tidak langsung NPTL meliputi; nilai rekreasi NR, nilai hidrologi NH air domestikrumah tangga, air pertaniansawah, dan air untuk pembangkit listrik, nilai produksi NP meliputi; nilai peladang, dan nilai karbon NSK, dan nilai pilihan NP L , serta nilai keberadaan NK sumberdaya hutan. Nilai ekonomi hutan Gayo Lues secara keseluruhan diformulasikan sebagai berikut: NT = NPL + NPTL + NP L + NNP NT = NB + NH + NP + NSK + NP L + NK br Dimana : NT = Nilai totak sumberdaya hutan NPL = Nilai penggunaan lamgsung NPTL = Nilai penggunaan tidak langsung NP L = Nilai pilihan NNP = Nilai non penggunaan NB = Nilai biomasa 34 NH = Nilai hidrologi NP = Nilai produksi NSK = Nilai serapan karbon NK br

a. Nilai ekonomi kayu

= Nilai Keberadaan

3.4.1. Nilai Biomasa

Penentuan nilai ekonomi kayu didekati berdasarkan harga pasar di lokasi penelitian, dan dikalikan dengan potensi kayu yang ada di hutan Gayo lues: NEK = PK x HK Dimana: NEK = Nilai ekonomi kayu PK = Potensi kayu HK = Harga kayu di pasaran.

b. Nilai ekonomi kayu bakar

1 Nilai ekonomi kayu bakar rumah tangga Mengingat tidak terdapat harga pasar, maka untuk mengetahui nilai ekonomi kayu bakar dilakukan pendekatan dengan menggunakan metode kontingensi, yaitu berdasarkan pada curahan waktu yang digunakan untuk mengumpulkan kayu bakar dengan formula sebagai berikut: U Dimana: HKB = Harga kayu bakar Cwi = Curahan waktu jam pencari ke i PKB i = Jumlah kayu bakar yang dihasilkan pencari ke i U = Upah buruh harian Rpjam Dalam penggunaan metode kontingensi, kepada masyarakat responden akan ditanyakan jumlah maksimum uang yang bersedia dibayarkan untuk mendapatkan jumlah volume tertentu kayu bakar. Untuk mendapatkan harga maksimum dilakukan dengan cara tawar menawar. Total nilai ekonomi kayu bakar didasarkan pada konsumsi kayu bakar per kapita, sehingga pengganda yang digunakan adalah jumlah penduduk di lokasi penelitian yang kayu bakarnya bersumber dari kawasan hutan. Dalam hal ini digunakan rumus sebagai berikut : NKB = RNKB x P 35 Dimana : NKB = Nilai kayu bakar meliputi total kesediaan membayar, nilai yang dibayarkan dan surplus konsumen RNKB = Rata-rata nilai kayu bakar Rpkapitatahun P = Jumlah penduduk yang kayu bakarnya bersumber dari kawasan hutan. Untuk menemukan presentasi jumlah penduduk desa yang menggunakan kayu bakar yang bersumber dari kawasan hutan dilakukan sampling penduduk desa contoh secara acak dengan intensitas sampling 1 . 2 Nilai ekonomi kayu bakar batu bata