39 hutan bukan sawah tadah hujan. Penentuan harga air dilakukan dengan
pendekatan biaya pengadaan. Penentuan harga berdasarkan pendekatan biaya pengadaan dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Dimana: HAPi = Hargabiaya pengadaan air sawah responden ke i Rphatahun
Bpi = Biaya untuk mengalirkan air sawah responden ke i Rptahun
Li = Luas sawah yang diairi responden ke i ha
Total nilai ekonomi air pertanian didasarkan pada luas panen hatahun sehingga pengganda yang digunakan adalah luas panen sawah per tahun yang
airnya bersumber dari kawasan hutan. Untuk menentukan total nilai penggunaan air pertanian digunakan rumus sebagai berikut:
NA
p
= RNA
p
x LS Dimana:
NA
p
= Nilai air pertanian meliputi total kesediaan membayar, nilai yang dibayarkan dan surplus konsumen
RNA
p
= Rata-rata nilai air pertanian Rphatahun LS
= Luas sawah di sekitar kawasan hutan yang sumber airnya dari kawasan hutan.
c. Nilai air pembangkit listrik
Penentuan nilai ekonomi air untuk pembangkit tenaga listrik didasarkan pada analisis biaya dan manfaat dengan metode biaya pengganti yaitu biaya yang
harus dikorbankan untuk pengadaan solar sebagai pengganti jasa air yang digunakan sebagai sumber energi pembangkit tenaga listrik, dalam hal ini untuk
mendapatkan nilai air tersebut digunakan rumus sebagai berikut: NEAL = BL x JKK
Dimana: NEAL = Nilai ekonomi air listrik
BL = Biaya untuk memperoleh listrik RpKK
JKK = Jumlah KK
3.4.5. Nilai Perladangan
Untuk penentuan nilai ekonomi dari kegiatan perladangan, didekati berdasarkan biaya pengadaanpengolahan lahan, dengan formula sebagai berikut:
40
Dimana: HLi = Harga lahan bagi resonden ke i Rpha
BPi = Biaya pengadaanpengolahan lahan oleh responden ke i Rptahun Li = Luas lahan garapan responden ke i hatahun
Selanjutnya sebagai angka pengganda yang digunakan dalam penentuan nilai ekonomi perladangan adalah luas lahan perladangan yang terdapat dalam
kawasan hutan Gayo Lues.
3.4.6. Nilai Ekonomi Getah Pinus
Nilai ekonomi getah pinus didekati berdasarkan pendekatan langsung, yaitu melalui harga pasar yang berlaku di wilayah penelitian. Dalam penelitian ini
data potensi pohon pinusha, dan potensi getah pinus diperoleh berdasarkan data yang terdapat pada Dinas Kehutanan dan Perkebunan Gayo Lues. Formula yang
digunakan adalah sebagai berikut: NGP = Vgp x Hgp
Dimana: NGP = Nilai Getah Pinus Rpkg
Vgp = Volume getah pinus yang diproduksi kg
Hgp = harga getah pinus diwilayah penelitian Rpkg
3.4.7. Nilai Ekonomi Karbon
Untuk mengetahui nilai ekonomi karbon dari hutan Gayo Lues terlebih dahulu harus diketahui biomasa dan potensi karbon yang terdapat pada sumberdya
hutan tersebut. Biomassa di atas permukaan tanah dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan metode tidak langsung non destruktif dan metode
langsung destruktif. Metode tidak langsung digunakan untuk menduga biomassa vegetasi pohon yang berdiameter
≥ 2 cm, sedangkan untuk menduga biomassa serasah dan tumbuhan bawah menggunakan metode destruktif. Pengukuran
biomassa tingkat pohon, tumbuhan bawah dan serasah dilakukan berdasarkan tipe tutupan lahan hutan primer, hutan sekunder, hutan pinus, hutan rakyat dan semak
belukar. Jumlah sampel plot untuk masing-masing jenis tutupan lahan adalah 20 plot contoh.