12 iklim, dan konservasi keanekragaraman hayati. Keberlanjutan Sustainabilty
digunakan untuk menggambarkan tujuan tanpa kecuali, atau setidak-tidaknya merupakan sesuatu hal yang tidak dapat disanggah keberadaannya, Schlaepfer dan
Elliott 2000. Dalam dokumen The Rio Declaration on Enviroment and Development memasukkan 27 prinsip yang menggambarkan tentang perlindungan
lingkungan termasuk, pertimbangan ekologi yang mempengaruhi kepada pembangunan berkelanjutan. Diantara prinsip-prinsip tersebut adalah: 1
masyarakat adalah pusat perhatian bagi kegiatan pembangunan berkelanjutan. Mereka berhak atas kesehatan dan kehidupan produktif yang harmonis dengan
alam. 2 Pembangunan yang benar harus memenuhi keseimbangan antara pembangunan dan kebutuhan keberadaan lingkungan bagi generasi akan datang.
3 Perlindungan lingkungan merupakan bagian yang terintegrasi dengan proses pembangunan dan tidak dapat diabaikan keberadaannya. 4 Harus
mengakomodasikan semangat dalam kerjasama global dalam kegiatan konservasi, perlindungan dan pengawetan kesehatan serta keberadaan di dalam ekosistem
bumi. 5 Dalam upaya perlindungan lingkungan, tindakan pencegahan seharusnya penerapannya diperluas sesuai dengan kemampuan negara tersebut.
6 Perlu dilakukan pemantauan dampak lingkungan sebagai suatu alat nasional yang dijalankan bagi suatu aktivitas yang dapat berdampak negatif bagi
lingkungan.
2.2. Penilaian Sumberdaya Hutan
Nilai merupakan persepsi seseorang, yaitu harga yang diberikan terhadap sesuatu pada waktu dan tempat tertentu. Ukuran harga dapat ditentukan oleh
waktu, barang, atau uang yang akan dikorbankan seseorang untuk memiliki, menggunakan atau mengkonsumsi suatu barang atau jasa yang diinginkannya.
Adapun penilaian adalah kegiatan yang berkaitan dengan pembangunan konsep dan metodologi untuk menduga nilai barang dan jasa Davis dan Johnson 1987.
Lebih lanjut Davis dan Johnson 1987 menyatakan bahwa untuk melakukan penilaian ekonomi sumberdaya hutan diperlukan identifikasi kondisi bio-fisik
sumberdaya hutan dan sosial budaya masyarakat setempat untuk mengkualifikasi setiap indikator nilai berupa hasil hutan, jasa fungsi ekosistem hutan, serta atribut
hutan dalam kaitannya dengan indikator sosial budaya setempat.
13 Klasifikasi Nilai Ekonomi Total sumberdaya hutan menurut Pearce 1992
dalam Munasighe 1994, secara skematis, dapat dilihat pada Gambar 2.
\ Gambar 2. Kategori Nilai Ekonomi Lingkungan Hutan Tropis
Sumber: Munasinghe, 1994 yang mengadaptasi dari Pearce, 1992 Secara matematis Nilai Total Ekonomi tersebut berdasarkan klasifikasi
cara atau proses penggunaannya dapat dinyatakan sebagai berikut : TEV = UV + NUV
atau TEV + [DUV + IUV] + [BV + EV],
dimana : TEV
: Nilai Ekonomi Total Total Economic Value Kawasan Konservasi
UV : Use Value Nilai Penggunaan
NUV : Non-use Value Nilai Bukan Penggunaan
DUV : Direct Use Value Nilai Penggunaan Langsung
IUV : Indirect Use Value Nilai Penggunaan Tidak Langsung
OV : Option Value Nilai Pilihan
BV : Bequest Value Nilai Warisan
EV : Existence Value Nilai Keberadaan
Secara rinci mengenai klasifikasi nilai-nilai tersebut di atas, dengan mengadaptasi Pearce 1992 dalam Munasighe 1994, Bahruni 1999, dan
Effendi 2001 dapat dijelaskan sebagai berikut :
NILAI PENGGUNAAN NILAI NON-PENGGUNAAN
NILAI PENGGUNAAN LANGSUNG
Hasil yang langsung dapat dikonsumsi
NILAI PENGGUNAAN TAK LANGSUNG
Manfaat fungsional NILAI PILIHAN
Nilai penggunaan langsung dan tak
langsung di masa depan NILAI KEBERADAAN
Nilai pengetahuan karena keberadaan yang
berkelanjutan NILAI NON
PENGGUNAAN LAINNYA
Decreasing “tangiability” of value to individual
NILAI EKONOMI TOTAL
• Makanan • Biomass
• Rekreasi • Kesehatan
• Fungsi Ekologis • Pengendalian
banjir • Perlindungan dari
banjir • Keanekaragaman
hayati • Konservasi
habitat • Habitat
• Spesies langka terancam punah