182
dalam penggolongan unit individu Baltagi, 2005. Secara umum mode l regresi berganda dengan variabel dummy intercept yang digunakan pada penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut :
……...................... 4.24
dimana: Y
: variabel dependen
β :
koefisien intersep β
i, …,
β
k
: koefisien parameter regresi
ℇ :
faktor pengganggu stokastik error term i = 1, 2, … :
pengamatan ke-i :
koefisien dummy untuk negara DI
: variabel dummy negara
4.3.10. Formula Penurunan Tarif Produk Pertanian Dalam kerangka WTO
Dalam draft text ke-4 dokumen perundingan isu Pertanian WTO pada bagian tiered formula for tariff reductions, “bracket” range angka di Paragraf 61
d, yaitu pada pemotongan tertinggi telah dihilangkan dan diberikan angka “middle ground” sebesar 70 persen. Dalam isu ini, Indonesia mendukung struktur
tiered formula tersebut yaitu pemotongan tarif bagi negara maju pada tier tertinggi sedikit lebih rendah dari 75 persen seperti 73 persen atau 70 persen. Indo nesia
juga mendukung agar pe nurunan tarif rata-rata minimum untuk negara maju adalah 54 persen dan menerima usulan pemotongan tarif rata-rata maksimum 36
183
peesen bagi negara berkembang Ditjen Kerjasama Perdagangan Internasional, 2010.
Berdasarkan dokumen tersebut, maka besaran angka penurunan tarif produk pertanian di negara maju sebesar 70 persen da n di negara berkembang sebesar 36
persen akan menjadi acuan dalam simulasi penurunan tarif untuk penelitian ini. Sedangkan simulasi lainnya adalah jika dilakukan liberalisasi penuh full
liberalization yaitu pe motongan tarif sebesar 100 dari tarif yang berlaku saat ini.
4.4. Sumber Data
Penelitian ini akan menggunakan data sekunder berupa data time series rata- rata suhu bumi, data curah hujan,data fertilisasi karbon tahun 1969-1990, data
base GTAP versi 7 dengan basis data tahun 2004. Data tersebut bersumber dari IPCC, Berbagai lembaga internasional lainnya yang melakukan studi perubahan
ikilm ABARE, IFPRI, Badan Pusat Statistik BPS, Kementerian Pertanian, Bank Indo nesia, Bada n Meteorologi da n Geofisika Kementerian Perhubungan,
UNComtrade, FAO, dan dari berbagai instansi dan asosiasi terkait lainnya. Data sekunder time series di atas akan digunakan untuk membangun model
ekonometrika, untuk kemudian dilakukan pendugaan parameter berdasarkan model yang telah dibangun dan selajutnya menggunakan parameter tersebut
sebagai policy shock dalam model GTAP untuk menganalisis dampak perubahan iklim terhadap produksi dan perdagangan komoditi pertanian.
4.5. Simulasi Kebijakan
Dalam penelitian dampak perubahan iklim akan dilakukan tiga skenario simulasi yaitu :