114
Rumah Tangga Regional
Tabungan
Produsen
PRIVEXP
VOA Endw
SAVE
VDPA VDGA
VDFA NETINV
Rumah Tangga
Taxes Taxes
Taxes
Pemerintah
Sumber: Oktaviani 2008 Gambar 21. Model Satu Wilayah, Perekonomian Tertutup, dengan Pajak
4.3.1.4. Pajak
Dalam suatu perekonomian, pajak Tax ada lah bent uk kekuatan intervensi pasar di domestik. Adanya pajak akan mempengaruhi harga yang terjadi di setiap
agen PA, sehingga PA=PMT atau T=PAPM. Dengan kata lain, pajak didefinisakan sebagai rasio nilai transaksi berdasarkan harga produsen Agen
Prices de ngan transaksi berdasarka n harga pasar Market Prices Oktaviani,
2008. Pajak biasanya dikenakan pada seluruh aktivitas penjualan dan pembelian
ekonomi seperti pajak penjualan penghasilan PPh, pajak ekspor dan lain sebagainya. Pajak pembelian diberikan kepada pembeli barang dan jasa, seperti
Pajak Pembelian PPn, Pajak Bumi dan Bangunan PBB, pajak impor, dan lain- lain.
Namun demikian, tingkat pajak di dalam mode l GTAP berbeda dengan makna pajak secara harfiah, dalam model GTAP pajak dihitung berdasarkan
perbedaan nilai di tingkat-tingkat agen ekonomi. Oleh karena itu, di dalam model
GOVEXP
115
dikenal istilah Power of Tax, dimana besarnya adalah 1 ditambahkan dengan besarnya tax rate. Misalnya, pajak impor untuk produk pertanian sebesar 5,
maka power of tax tersebut bernilai 1,05. Pemahaman atas konsep ini akan membantu analisis selanjutnya di dalam model GTAP. Apabila pajak penjualan
bernilai lebih besar dari satu T1 maka artinya pajak tersebut berupa subsidi. Sebaliknya untuk pajak pembelian, dikatakan subsidi jika nilai pajak bernilai
kurang dari satu T1. Selanjutnya akan dijelaskan pengaruh pajak terhadap o utput nasional sepe rti
dijelaskan pada Gambar 22. Apabila kondisi awal perekonomian diasumsikan tidak dikenakan pajak, maka VOM=VOA, ditunjukkan dengan keseimbangan
antara permintaan D0 dan penawaran S0. Harga kesimbangan pada PM0=PS0. Selanjutnya, jika dibe rlakuka n pa jak pe njualan, maka agen yang aka n
terkena dampak langsungnya adalah produsen. Produsen yang memasukkan pajak di dalam biaya produksi akan merespon dengan meningkatkan harga dan
menurunkan produksinya, sehingga kurva penawaran bergeser ke kiri atas AS
1
. Secara agregat, harga naik menjadi PM
1
dan output nasional riil turun pada Q
1
. Harga di tingkat prod usen PS
1
lebih renda h dari harga di pasar PM
1
. Daerah yang berbe ntuk kot ak pada Gambar 22 menunjukkan besarnya pajak PTAX.
Nilai output di pasar VOM adalah daerah PM
1
-Eq
1
-Q
1
-O.
116
+PTAX
O PM
=PS PS
1
PM
1
Output Nasional AS
1
AS
AD
Q Q
1
Eq
1
Eq
VOM
Sumber: Oktaviani, 2008
Gambar 22. Efek Pajak terhadap O utput Sebaliknya jika diasumsikan bahwa pada perekonomian diberlakukan pajak
negatif pajak yang mengurangi VOM, misal subsidi impor, maka dampaknya terhadap outpu adalah sebagaimana digambarkan pada Gambar 23.
Pada kondisi dimana belum adanya subsidi, keseimbangan antara permintaan D
dan pe nawaran S berada pada titik Eq
. Harga kesimbangan pada PM
=PS . Kemudian dengan adanya subsidi, harga barang akan turun dan
jumlah output akan meningkat. Respon perusahaan terhadap adanya subsidi ini akan menggeser kurva penawaran ke kanan bawah AS
2
. Secara agregat, subsidi mengakibatkan harga di pasar turun menjadi PM
2
dan output nasional riil meningkat pada Q
2
. Harga di tingkat produsen PS
2
lebih tinggi dari harga di pasar PM
2
. Daerah yang berbentuk kotak menunjukkan besarnya subsidi - PTAX dan besarnya nilai output di tingkat pasar VOM adalah daerah PS
2
-E
3
- Q
2
Tingka t Harga
-O Oktaviani, 2008.
117
-PTAX
O PM
=PS PM
2
PS
2
Output Nasional AS
2
AS
AD Q
2
Q Eq
2
Eq
VOM E
3
Sumber: Oktaviani 2008
Gambar 23. Efek Subsidi terhadap Output
4.3.1.5. Linearisasi