peningkatan penyerapan tenaga kerja sebagaimana terlihat pada tabel 30. Selain karena kemampuan sektor padi dan beras dalam menampung tenaga kerja yang
tinggi terutama tenaga kerja yang tidak memiliki pendidikan dan keahlian, adanya insentif kenaikan harga mendorong produsen meningkatkan penyerapan tenaga
kerjanya. Kenaikan tenaga kerja yang tidak didukung oleh ko ndisi lahan ya ng produktivitasnya turun sebagai akibat perubahan iklim mengakibatkan output
tetap mengalami penurunan sesuai dengan hukum ekonomi “diminishing marginal return
”.
5.4.2. Produsen Gandum
Konsentrasi produksi pangan dan perdagangan pangan berada di negara maju, bukan di negara berkembang. Salah satu faktor penyebabnya adalah karena
negara maju salah satunya Eropa mensubsidi pertaniannya secara berlebih untuk sejumlah produk pangan, terutama beras, jagung, kedelai, gula, gandum, daging
sapi, daging unggas, susu dan sejumlah buah-buahan dan sayur- sayuran. Berba gai ragam bentuk subsidi itu, diantaranya dapat dilihat dari besaran angka PSE
Producer Support Estimate , meliputi antara lain market price support, payments
based on area plantedanimal numbersinput useinput constraints . Hasil
penelitian Sawit 2007a memperlihatkan bahwa dalam dua dasa warsa terakhir, terungkap bahwa trend produksi pangan semakin mengerucut ke sejumlah kecil
negara maju yaitu Amerika Serikat, Uni Eropa , Australia, Selandia Baru dan Kanada. Uni Eropa memproduksikan buah dan sayur, jagung, gula, gandum,
daging sapi, daging unggas, susu bubuk skim, mentega, dan keju. Oleh karena itu perubahan iklim global berdampak pada peningkatan output gandum pada EU_25
dan Rusia.
Tabe l 31. Dampak Peruba han Iklim terhadap Sektoral Eko nomi Negara Prod usen Gandum
Persen
Negara Output
Harga Perdagangan
Tenaga Kerja Ekspor
Impor TK Tidak
Terdidik TK Terdidik
EU_25 5.89
0.50 17.04
-4.78 6.22
6.23 India
-2.72 10.92
-48.56 41.53
5.03 5.24
US -32.14
9.80 -39.51
5.79 -21.35
-21.35 China
-0.52 7.71
-16.71 0.23
5.98 6.03
Rusia 36.76
-14.68 157.78
-42.78 26.09
25.89
Sumber: Hasil Simulasi Pada beberapa negara produsen utama, perubahan iklim berdampak pada
penurunan output gandum yaitu di US, India, dan China. British Wheather Services
2011 menyatakan, panen gandum di China, sebagai konsumen gandum terbesar dan panen di AS sebagai negara produsen gandum terbesar, sedang
menghadapi masalah serius akibat gagal panen yang mengancam karena La Nina. Akibatnya harga gandum mengalami peningkatan sebesar 5 persen, walaupun area
tanam di AS pada tahun 2011 naik 8.2 persen dari tahun sebelumnya, yakni menjadi 23.5 juta hektare Departemen Pertanian AS, 2011. Hal ini menunjukkan
cuaca akibat perubahan iklim menjadi kunci utama output mengalami peningkatan atau pe nurunan. Walaupun area tanam meningkat namun apabila cuaca memburuk
maka tidak serta merta produksi akan meningkat. Penurunan suplai akan cenderung mendorong peningkatan harga.
Peningkatan harga terjadi pada Negara-negara produsen utama yang mengalami penurunan output yaitu India, US, dan China. EU_25 yang mengalami
peningkatan output yang tipis tidak mampu menahan kenaikan harga. Peningkatan konsumsi yang besar yang direspon dengan peningkatan output yang relatih lebih
rendah cenderung mendorong peningkatan harga walaupun nilainya masih relatif
lebih rendah sebesar 0.50 persen dibanding produsen utama lain yang peningkatan harganya lebih tinggi.
Penurunan output gandum di US, India, dan China berdampak pada timbulnya kesenjangan antara konsumsi dan produksi. Kesenjangan konsumsi dan
produksi dipenuhi dengan impor. Peningkatan impor terjadi di negara prod usen utama yaitu di US, India, dan China. Selain itu, penurunan output menyebabkan
tidak adanya excess supply, sehingga ekspor cenderung mengalami penurunan. Berdasarkan Tabel 31, produsen utama yang mengalami penurunan
penyerapa n tenaga kerja baik terlatih maupun tidak terlatih hanya terjadi di US yang penurunan output nya relatif lebih besar dibanding negara produsen utama
lainnya yaitu sebesar 32.14 persen. Hal ini sesuai dengan teori ekonomi bahwa permintaan tenaga kerja merupakan derived demand dari permintaan terhadap
output. Karena output turun, maka permintaan terhadap tenaga kerja baik tidak terlatih maupun terlatih akan mengalami penurunan. Sebaliknya EU_25 dan Rusia
yang mengalami peningkatan output, penyerapan tenaga kerjanya juga mengalami peningkatan. Sedangkan India dan China walaupun outputnya mengalami
penurunan, permintaan terhadap tenaga kerja tetap mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan pelaku ekonomi lebih responsif terhadap peningkatan harga.
Peningkatan harga membe rika n insentif bagi pelaku ekonomi untuk menambah tenaga kerjanya. Namun, karena prod uktivitas lahan yang turun akibat pe manasan
global menyebabkan output tidak mengalami peningkatan bahkan mengalami penurunan hukum diminishing marginal return.
5.4.3. Produsen Jagung