Dampak Pe rubahan Iklim terhadap Sektoral Ekonomi Indonesia

mengalami penurunan, penyerapan tenaga kerja baik tidak terlatih maupun terlatih mengalami pe nurunan yaitu masing- masing sebesar 89.91 persen dan 90.11 persen. Tabel 32. Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektoral Ekonomi Negara Produsen Jagung Persen Negara Output Harga Perdagangan Tenaga Kerja Ekspor Impor TK Tidak Terdidik TK Terdidik US -6.78 23.68 -19.61 7.12 15.72 15.72 EU_25 4.25 0.58 12.26 -3.69 4.55 4.55 China 3.76 14.24 2.06 -38.80 13.78 13.83 Rusia 19.27 -132.96 348.23 -91.39 -89.91 -90.11 India -10.87 77.95 -127.11 70.14 52.76 52.97 Sumber: Hasil Simulasi

5.5. Dampak Pe rubahan Iklim terhadap Sektoral Ekonomi Indonesia

Dampak perubahan iklim terhadap keragaan sektoral eko nomi Indo nesia dapat ditunjukkan melalui output, harga, ekspor, impor dan penyerapan tenaga kerja terlatih dan tidak terlatih secara sektoral seperti yang terlihat pada Tabel 34 dan Tabel 35. Hampir keseluruhan sektor pertanian mengalami penurunan output sebagai akibat perubahan iklim. Peningkatan suhu bumi memicu kondisi ekstrim seperti El Nino da n La Nina yang mempengaruhi produksi dan produktivitas komoditi pertanian. Sejak tahun 1998 telah terjadi kenaikan suhu yang mencapai 1 Celcius di Indonesia, sehingga diprediksi akan terjadi lebih banyak curah hujan dengan pe ruba han 2-3 persen per tahun. Dalam 5 tahun terakhir rata-rata luas lahan sawah yang terkena banjir dan kekeringan masing- masing sebesar 29 743 ha 11 043 ha diantaranya puso karena banjir dan 82 472 ha 8 497 ha diantaranya puso karena kekeringan. Kondisi ini cenderung meningkat pada tahun-tahun kedepan Kementrian Pertanian, 2010. Dampak lanjutan bagi sektor pertanian Indo nesia de ngan ada nya peruba han iklim adalah bergesernya pola dan kalender tanam, perubahan keanekaragaman hayati, eksplosi hama dan penyakit tanaman dan hewan dan akhirnya adalah penurunan produksi pertanian. Banjir 20092010 yang melanda 12 provinsi di Indonesia, menggenangi 34 220 ha sawah dan 8 557 ha diantaranya puso. Namun luas areal pertanaman yang terkena banjir pada tahun 20092010 lebih rendah dibandingkan tahun 20082009 yaitu seluas 129 212 ha, dan diantaranya mengalami puso seluas 24 198 ha. Di Provinsi Banten mengalami puso 4 666 ha. Sedangkan areal yang terkena banjir antara lain di NAD 1 130 ha, Riau 796 ha, dan Lampung 649 ha, adalah daerah yang paling terparah terkena banjir. Jawa Barat yang terkenal sebagai daerah rawan banjir, total sawah yang terkena banjir 4 219 ha dan areal yang dinyatakan puso 277 ha. Wilayah Jawa Barat yang sawahnya terkena banjir antara lain Kabupaten Karawang 2 063 ha, Bekasi 1 017 ha, Bandung 661 ha, Tasikmalaya 111 ha, Ciamis 104 ha dan kabupaten lainnya 263 ha www.deptan.go.id. Secara teori dampak perubahan iklim dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu dampak biofisik dan dampak sosio-ekonomik. Dampak biofisik antara lain efek psikologis terhadap kuantitas dan kualitas tanaman pangan rerumputan, hutan, ternak, perubahan kualitas dan kuantitas lahan dan air, peningkatan gulma dan hama pengganggu, pergeseran pada dampak distribusi spasial dan temporal serta peningkatan permukaan air laut dan salinitas laut. Dampak sosio-ekonomi selain penurunan produksi dan penurunan produktivitas serta penurunanan pangsa GDP sektor pertanian adalah fluktuasi harga produk pertanian. Penurunan produksi pertanian disatu sisi, sedangkan disisi lain konsumsi komoditi pertanian semakin meningkat terutama bahan pangan sebagai akibat peningkatan populasi, mendorong harga komoditi sektor pertanian mengalami peningkatan. Berdasarkan Tabel 34, hampir keselur uhan harga komoditi sektor pertanian mengalami peningkatan. Sedangkan sektor services, mining , leather yang merupakan produk yang dikategorikan produk pengolahan, dan manufaktur yang tidak terkena dampak dari perubahan iklim tidak mengalami peningkatan, bahkan mengalami penurunan harga masing- masing sebesar 0.35 persen, 0.33 persen, 0.33 persen, dan 0.18 persen. Hasil skenario dampak perubahan iklim terhadap ekspor sektor pertanian Indonesia dapat dilihat pada Tabel 34. Perubahan iklim berdampak terhadap peningkatan impor komoditi sektor pertanian karena di satu sisi pertumbuhan populasi penduduk yang terus meningkat dari tahun ke tahun dengan pertumbuhan 15.17 persen dari tahun 1990 sampai dengan 2010 www.bps.go.id yang mendorong peningkatan rata-rata konsumsi bahan pangan, sedangkan di sisi lain terjadi kekurangan pasokan komoditi sektor pertanian. Peningkatan tertinggi terjadi pada komoditi gro cereal grain sebesar 34.70 persen dan kedua paddyrice sebesar 12.63 persen. Tingginya rata-rata konsumsi beras masyarakat Indonesia yaitu 139 kgkapitatahun mendorong impor komoditi ini lebih tinggi dibandingkan komoditi sektor pertanian lainnya. Sedangkan komoditi sektor pertanian lainnya yang impornya tidak meningkat walaupun terjadi perubahan iklim adalah sektor perikanan dan vegetable oil . Indo nesia sendiri berada di urutan ke-3 dari penghasil produksi perikanan tangkap di dunia, sehingga konsumsi dipenuhi oleh produksi domestik. Wilayah laut Indonesia yang terdiri atas luas perairan Indonesia kurang lebih 3.1 juta km 2 perairan laut teritorial 0.3 juta km 2 dan perairan nusantara 2.8 juta km 2 dan perairan Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia ZEEI seluas lebih kurang 2.7 juta km 2 No menyimpan banyak jenis ika n dan hasil perairan la innya yang me memiliki nila i ekonomis penting. Tabe l 33. Produksi Perika nan Tangkap Dunia Menurut Negara Asal, 2003 – 2007 dalam Ton Negara Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 Juml ah 88 243 068 92 279 764 92 182 739 89 863 279 90 063.851 1 China 14 347 274 14 464 803 14 588 940 14 631 018 14 659 036 2 Peru 6 086 060 9 604 527 9 388 488 7 017 491 7 210 544 3 Indonesia 4 644 715 4 653 888 4 709 074 4 823 587 4 936 629 4 USA 4 938 956 4 959 826 4 892 967 4 852 283 4 767 596 5 Japan 4 670 393 4 315 734 4 389 206 4 344 513 4 211 201 6 India 3 712 149 3 391 009 3 691 362 3 844 837 3 953 476 7 Chile 3 612 644 4 926 741 4 328 732 4 160 848 3 806 085 8 Russian Federation 3 281 448 2 941 533 3 197 564 3 284 285 3 454 214 9 Philippines 2 165 812 2 211 245 2 269 668 2 318 981 2 499 634 10 Thailand 2 849 724 2 839 612 2 814 295 2 698 803 2 468 784 11 Lainnya 37 933 893 37 970 846 37 912 443 37 886 633 38 096 652 Sumber : Kelautan dan Perikanan dalam Angka 2009 dalam Listianawati, 2010 Data tahun 2008-2009 belu m tersedia Tidak terjadinya peningkatan impor komoditi vegetable oil dimungkinkan karena Indo nesia ada lah salah satu prod usen utama CPO menduduki pe ringka t pertama dunia sehingga sama dengan sektor perikanan, konsumsinya dipenuhi dari produksi domestik bukan dari impor, seperti terlihat pada Tabel 34. Tabe l 34. Dampak Skenario Perubahan Iklim terhadap Keragaan Sektoral Ekonomi Indonesia Tahun 2070 Sektor Output Sektoral persen Harga Sektoral persen Eks por Sektoral persen Impor Sektoral persen Paddyrice -3.73 17.09 -44.00 12.63 Wheat -10.73 6.34 -13.24 -3.25 Vegetables, fruit, nuts -1.52 3.86 -8.34 4.63 Sumber: Data Diolah Secara teori apabila terjadi penurunan jumlah barang yang diproduksi output, maka akan menyebabkan penurunan jumlah tenaga kerja yang diminta, mengingat permintaan tenaga kerja ada lah permint aan turunan derived demand dari permintaan output. Penurunan permintaan terhadap tenaga kerja tercermin dalam penurunan penyerapan terhadap skill labo r dan unskill labor. Berdasarkan hasil estimasi dampak perubahan iklim terhadap output menunjukkan hampir keseluruhan output sektor pertanian mengalami penurunan yang konsekuensinya juga akan menurunkan penyerapan terhadap tenaga kerja di hampir keseluruhan sektor pertanian kecuali paddy rice da n cereal grain yang memang merupakan sektor yang menampung banyak tenaga kerja di Indonesia. Perubahan iklim tidak mempengaruhi output lea leather, mining, dan manufaktur, sehingga peningkatan penyerapan tenaga kerja tetap terjadi sebagai dampak peningkatan output. Oilseed -2.61 3.23 -10.33 3.73 Sugar cane, sugar beet -2.49 2.81 -9.59 1.08 Cattle,sheep,goats,horses -1.76 5.34 -14.65 5.78 Raw milk -2.62 5.06 -42.35 4.76 Forestry 0.41 -0.10 -0.34 0.52 Fishing -0.80 -1.46 2.10 -2.35 Other Agriculture -4.65 7.36 -28.91 9.04 Meat: cattle,sheep,goats,horse -1.43 2.03 -10.52 4.65 Vegetable oils and fats -1.97 1.11 -2.83 -1.62 Sugar -2.50 1.61 -6.33 1.18 Food and Beverage -3.25 3.70 -12.13 3.37 Leather products 2.05 -0.33 3.70 -0.08 Mining, Oil,and Gas 0.98 -0.33 2.30 -0.48 Manufacturing products 0.52 -0.18 1.03 -0.36 Service -0.41 -0.35 1.28 -0.96 Tabel 35. Dampak Skenario Perubahan Iklim terhadap Kondisi Penyerapan Tenaga Kerja Indonesia Tahun 2070 UnSkLab SkLab Paddyrice 7.48 7.54 Wheat -10.64 -10.58 Vegetables, fruit, nuts -0.47 -0.40 Oilseed -1.67 -1.61 Sugar cane, sugar beet -1.53 -1.47 Cattle,sheep,goats,horses -0.73 -0.67 Raw milk -1.69 -1.62 Forestry 0.43 0.49 Fishing -1.24 -1.19 Other Agriculture -3.86 -3.78 Meat: cattle,sheep,goats,horse -1.52 -1.20 Vegetable oils and fats -2.07 -1.75 Sugar -2.61 -2.29 Food and Beverage -3.36 -3.04 Leather products 1.93 2.30 Mining, Oil,and Gas 1.12 1.35 Manufacturing products 0.38 0.74 Service -0.58 -0.18 Sumber: Data Diolah

5.6. Dampak Liberalisas i Perdag anga n Sektor Pertanian te rhadap Kondisi