25
dan secara khusus bagaimana dampaknya terhadap kondisi makro dan sektoral ekonomi Indo nesia ?
3. Bagaimana dampak kombinasi liberalisasi perdagangan sektor pertanian dan perubahan iklim pada komoditi pangan terhadap kondisi makro ekonomi
negara prod usen maupun impor tir komoditi pangan da n secara khusus bagaimana dampaknya terhadap kondisi makro dan sektoral ekonomi
Indo nesia ?
1.3 Tujuan Penelitian
Dari penjelasan pada bagian latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini:
1. Mengkaji dampak perubahan iklim terhadap produktivitas komoditi pangan
di berba gai negara termasuk I ndo nesia. 2.a. Menganalisis dampak liberalisasi perdagangan sektor pertanian terhadap
kondisi makro ekonomi di negara-negara prod usen maupun impor tir komoditi pangan.
2.b. Menganalisis dampak liberalisasi perdagangan sektor pertanian terhadap kondisi makro dan sektoral ekonomi Indonesia.
3.a. Menganalisis dampak kombinasi liberalisasi perdagangan sektor pertanian dan perubahan iklim pada komoditi pangan terhadap kondisi makro ekonomi
di beberapa negara prod usen maupun impor tir komoditi pangan. 3.b. Menganalisis dampak kombinasi liberalisasi perdagangan sektor pertanian
dan perubahan iklim pada komoditi pangan terhadap kondisi makro dan sektoral ekonomi Indonesia.
26
1.4 Ruang Lingk up Penelitian.
Penelitian ini mengkaji mengenai dampak liberalisasi perdagangan dan perubahan iklim pada komoditi pa ngan di berba gai negara terhadap makro dan
sektoral ekonomi Indonesia. Istilah perubahan iklim dalam penelitian ini hanya mencakup perubahan suhu global yaitu adanya pemanasan global sebagai dampak
dari meningkatnya emisi karbon CO
2
Kombinasi da ri dampak liberalisasi perdagangan dan perubahan iklim pada komoditi pangan terhadap kondisi makro ekonomi difokuskan pada ke 14 negara
tersebut, sedangkan untuk kasus Indo nesia juga diba has mengenai da mpaknya terhadap kondisi makro dan sektoral ekonomi Indonesia. Fok us penelitian pada
aspek makro ekonomi meliputi dampak pada variabel equivalent variation kesejahteraan, GDP riil, GDP deflator, trade balance, terms of trade, investasi,
konsumsi rumah tangga, da n pengeluaran pemerintah. Sedangkan secara sektoral yang membentuk efek Gas Rumah Kaca
GRK. Sedangkan liberalisasi perdagangan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah skema penurunan tarif yang diterapkan pada sektor pertanian dalam
kerangka multilateral-WTO. Formula penurunan tarif akan mengacu pada formula penurunan tarif yang sampai saat ini dirundingkan dalam negosiasi isu Pertanian
WTO. Komoditi pangan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah mencakup 3 tiga jenis yaitu beras paddyrice, gandum wheat dan jagung maize.
Sedangkan Negara yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah mencakup negara prod usen utama komoditi beras, gandum dan jagung ya itu Amerika
Serikat, China, Brazil, India, Rusia, EU , Indonesia, Vietnam, Thailand, Australia, Pakistan, Bangladesh, Filipina da n The Rest of the World.
27
yang akan dianalisis adalah output, harga, ekspor, impor dan kesempatan kerja di Indo nesia.
Dalam studi ini, analisis menggunakan Computable General Equilibrium CGE mod el Global Trade Analysis Project GTAP yang dikembangkan oleh
Purdue University di Amerika Serikat, Departemen Ekonomi Pertanian sejak tahun 1993 yang dipimpin dan diprakarsai oleh Prof. Thomas Hertel. Model
GTAP yang digunakan adalah GTAP versi 7 yang dikeluarkan pada tahun 2008 dengan data dasar tahun 2004 yang terdiri dari 57 klasifikasi komoditi sector
dan 113 negara region. Analisis kuantitatif dalam menentukan besaran elastisitas atau parameter
dampak perubahan suhu global terhadap tingkat produktivitas komoditi pangan menggunakan mode l ekonometrik yaitu hubungan perubahan suhu global dengan
tingkat produktivitas pertanian yang bersumber dari berbagai hasil penelitian di tingkat internasional seperti IPCC, lembaga penelitian di beberapa negara dan
hasil pe nelitian di da lam negeri yang dilakukan oleh beberapa lembaga penelitian yang terkait dengan perubahan suhu dan produksi pertanian nasional. Penggunan
data tersebut mempertimbangkan ketersediaan data terutama yang terkait dengan data perubahan suhu dan tingkat produktivitas pertanian. Keterbatasan penelitian
juga terkait dengan penggunaan mode l GTAP sebagai alat analisis CGE yang lebih banyak disebabkan oleh kelemahan struktur model CGE itu sendiri. Oleh
karena itu, dalam penelitian ini mod el yang digunakan bukan Recursive Dynamic CGE yang memprediksi dampak tahun 2070, tetapi Mode l Comparative Static
dengan keseimbangan jangka panjang, sehingga analisis yang dilakukan adalah
28
with and without policy. Lebih lanjut konsep analisis tersebut selengkapnya
dijelaskan pada bab 3. Menurut Oktaviani 2008 beberapa keterbatasan model CGE:
1. Dalam mode l CGE, asumsi utama untuk strukt ur pa sar ada lah Pasar Persaingan Sempurna PPS de ngan ko ndisi Constant Return to Scale CRS,
sehingga untuk komoditi dengan pasar non PPS asumsi ini menjadi keterbatasan model. Namun demikian, berdasarkan hasil penelitian Silva dan
Horridge 1996, model CGE dapat juga diterapkan pada struktur pasar monopoli dengan kondisi Increasing Return to Scale IRS.
2. Model keseimbangan tergantung pada pada parameter-parameter benchmark yang dikalibrasi. Hal ini disebabkan parameter-parameter yang digunakan
dalam model CGE diambil dari hasil- hasil mode l, baik dilakukan sendiri maupun hasil- hasil penelitian terdahulu. Permasalahan yang biasanya terjadi
adalah data tersebut di negara- negara berkembang tidak tersedia. 3. Dalam mod el CGE terlalu kompleks dan terlalu banyak asumsi yang
digunakan yang dapat memunculkan permasalahan black box, sehingga apabila hasil estimasi yang didapat tidak sesuai dengan teori ekonomi atau
prediksi yang diharapkan, akan sangat sulit untuk menerangkanya. 4. Dalam model CGE tidak ada validitas terhadap hasil pengolahan, sehingga
akan sangat riskan menggunakan model CGE bagi orang-orang yang mengutamakan ke-validan dalam model. Validitas model dan data base
ditunjukkan dengan pemenuhan asumsi keseimbangan umum dan signifikan dari parameter yang digunakan yang berasal dari penelitian sebelumnya.
29
5. Model CGE tidak menangkap perubahan perekonomian yang sangat besar tidak dapat menganalisis perubahan persentase lebih dari 100 persen.
Semakin kecil perubahan kebijakan yang akan dianalisis, semakin tepat mode l dalam mengestimasi perubahan non linear.
1.5. Manfaat Penelitian.