Deskripsi Keterlaksanaan Pembelajaran Hasil Penelitian

99 Siswa berdiskusi dalam kelompok diawali dengan menyusun alat peraga kubus satuan kubus yang panjang rusuknya 1 satuan ke dalam balok. Siswa menghitung banyaknya kubus satuan volume yang dapat tepat mengisi bagian ruang yang ditempati oleh balok secara bertahap mulai dari banyaknya kubus satuan pada panjang balok, kemudian lebar balok, dan tinggi balok. Pada tahap ini, terjadi model of situation yakni model dari situasi realistik yang dikembangkan sendiri oleh siswa. Perhitungan yang diperoleh siswa yaitu panjang balok 5 kubus satuan, lebar balok 2 kubus satuan, dan tinggi balok 3 kubus satuan. Model selanjutnya dalam proses matematisasi tersebut adalah model for formal mathematics. Tahap ini mengarahkan siswa dari situasi realistik menuju matematika formal. Siswa mengetahui bahwa balok dapat memuat 30 Gambar 18. Contoh permasalahan realistik pada LKS 100 kubus satuan yang diperoleh dari hasil perkalian panjang, lebar, dan tinggi balok. Dalam penelitian ini, satuan yang digunakan adalah , maka siswa memperoleh bahwa volume alat peraga balok adalah . Jika adalah volume balok, adalah panjang balok, adalah lebar balok, dan adalah tinggi balok, maka diperoleh kesimpulan bahwa . Pada Gambar 16, guru memberikan kesempatan kepada salah satu kelompok siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Siswa memaparkan hasil kerja kelompok dan gagasan mereka dalam mengikuti langkah-langkah pada LKS hingga menemukan kesimpulan tentang rumus volume balok. Sebagai penutup proses pembelajaran, guru menguatkan kesimpulan yang diperoleh seluruh kelompok diskusi tentang konsep volume bangun ruang sisi datar. Setelah langkah-langkah pembelajaran selesai, siswa mencoba mengerjakan latihan soal secara individual Gambar 19. Siswa mempresentasikan hasil diskusi dalam menemukan rumus volume balok dan kubus 101 Proses pembelajaran matematika di kelas kontrol menggunakan model pembelajaran langsung melalui lima fase. Fase pertama guru mempersiapkan siswa untuk belajar, menjelaskan tujuan pembelajaran, dan memberikan motivasi tentang pentingnya mempelajari Luas Permukaan dan Volume Bangun Ruang Sisi Datar. Fase kedua, guru menyajikan dan mempresentasikan materi pelajaran secara bertahap dan terstruktur. Fase ketiga, guru memberi bimbingan dengan mengarahkan siswa menarik kesimpulan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dengan mengaitkan pada materi yang telah dipelajari sebelumnya oleh siswa. Fase keempat, guru memeriksa pemahaman siswa dengan memberikan contoh permasalahan yang sesuai dengan materi Luas Permukaan dan Volume Bangun Ruang Sisi Datar. Fase terakhir, siswa diberikan kesempatan untuk menyelesaikan latihan soal yang lebih kompleks. Proses pembelajaran dalam kelas kontrol dapat dilihat pada gambar berikut ini. Gambar 20. Guru menyajikan dan mempresentasikan materi pelajaran secara bertahap dan terstruktur 102 Pada Gambar 17, guru menjelaskan konsep rumus luas permukaan balok dan kubus secara bertahap dan struktur. Guru mengawali pembelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu menemukan rumus luas permukaan kubus. Guru menyampaikan tahap demi tahap bagaimana memperoleh rumus luas permukaan kubus. Informasi pertama yang disampaikan adalah tentang konsep luas permukaan itu sendiri, sehingga siswa mengetahui bahwa luas permukaan bangun ruang sisi datar adalah jumlah seluruh luas bidang bangun ruang tersebut. Guru menyajikan gambar jaring-jaring bangun ruang balok dan kubus, kemudian siswa diminta untuk mengingat konsep luas persegi persegi yang sudah dipelajari sebelumnya. Guru memaparkan secara terstruktur bahwa luas permukaan sebuah kubus sama dengan enam kali kuadrat bilangan yang menyatakan panjang rusuknya. Jika adalah luas permukaan dan adalah panjang sisi kubus, maka luas permukaan kubus yaitu . Instruksi pembelajaran selanjutnya adalah memberikan contoh soal dan menjelaskan bagaimana cara menyelesaikan permasalahan dalam soal tersebut. 103 Pada Gambar 18, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan latihan soal berikut ini. “Sebuah kotak tisu berbentuk balok berukuran panjang dan lebar . Luas minimal kertas yang dibutuhkan untuk membungkus kotak tersebut adalah . Hitunglah tinggi kotak.” Siswa menyelesaikan permasalahan tersebut dengan mengingat kembali pada materi bentuk aljabar. Pada penyelesaian soal tersebut, siswa memisalkan tinggi kotak dengan variabel dan menjabarkannya ke dalam rumus luas permukaan balok. Sehingga diperoleh tinggi kotak yaitu . Salah satu siswa diminta untuk menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis dan menjelaskan langkah-langkah pengerjaan kepada teman lainnya. Peran guru dalam hal ini adalah memastikan pemahaman siswa akan materi luas permukaan balok dan kubus. Gambar 21. Siswa menuliskan jawaban dari latihan soal yang diberikan guru di depan kelas 104 Berdasarkan perhitungan hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran pada lembar observasi, persentase keterlaksanaan pembelajaran matematika melalui pendekatan Pendidikan Matematika Realistik adalah . Berdasarkan Tabel 5 halaman 80, dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran pada kelas eksperimen sangat baik dan dapat dikatakan berlangsung sesuai RPP. Perhitungan pada kelas kontrol diperoleh hasil keterlaksanaan pembelajaran menunjukkan persentase keterlaksanaan pembelajaran adalah sehingga dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol melalui model pembelajaran langsung juga sangat baik dan terlaksana sesuai dengan RPP. Hasil perhitungan keterlaksanaan pembelajaran sesuai dengan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran kedua kelas dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 8. Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran Pertemuan Ke- Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 1 2 3 4 Rata-Rata Perhitungan hasil keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat secara lengkap pada Lampiran 4.1 dan Lampiran 4.2 105

2. Deskripsi Data

Deskripsi data diperlukan dalam penelitian ini untuk mendukung pembahasan hasil penelitian melalui gambaran data yang terlihat pada kondisi awal dan kondisi akhir dari setiap variabel yang diteliti. Deskripsi data dilakukan terhadap skor tes pemahaman konsep siswa yang diperoleh dari hasil pretest yang dilaksanakan sebelum diberikan perlakuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa, hasil posttest yang dilaksanakan setelah diberikan perlakuan, dan data skor gain untuk mengetahuai keefektifan metode pembelajaran terhadap peningkatan pemahaman konsep siswa.

a. Data Pretest dan Posttest

Data pretest dan posttest dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini. Tabel 9. Data Pretest dan Posttest Deskripsi Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pretest Posttest Pretest Posttest Rata-rata Variansi Simpangan Baku Nilai Terendah Nilai Tertinggi Data pretest dan posttest seluruh siswa dapat dilihat pada Lampiran 4.3 dan Lampiran 4.4, sedangkan hasil output SPSS untuk statistika deskriptif ada pada Lampiran 4.6. 106

b. Data Skor Gain

Data hasil perhitungan skor gain dalan penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 10 sebagai berikut. Tabel 10. Data Perhitungan Skor Gain Deskripsi Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Rata-rata Variansi Simpangan Baku Skor Terendah Skor Tertinggi Data skor gain seluruh siswa dapat dilihat pada Lampiran 4.3 dan Lampiran 4.4, sedangkan hasil output SPSS untuk statistika deskriptif ada pada Lampiran 4.6.

c. Data Pemahaman Konsep

Data yang diperoleh dalam penelitian ini juga dilihat dari aspek pemahaman konsep siswa yang terdiri dari tujuh aspek. Persentase skor pemahaman konsep siswa dapat dilihat pada Tabel 11 sebagai berikut. Tabel 11. Persentase Skor Pemahaman Konsep Siswa Aspek Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pretest Posttest Pretest Posttest Menyatakan ulang sebuah konsep Mengklarifikasi objek- objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya 107 Memberi contoh dan non-contoh dari konsep Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukupsuatu konsep Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu Mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah Rata-rata Berdasarkan di atas, penguasaan aspek pemahaman konsep mengalami kenaikan pada kedua kelas.

3. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini terdiri dari uji prasyarat analisis dan pengujian hipotesis penelitian yang berkaitan dengan keefektifan pembelajaran matematika melalui pendekatan Pendidikan Matematika Realistik dan pembelajaran langsung ditinjau dari pencapaian peningkatan pemahaman konsep siswa.

a. Hasil Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis meliputi uji normalitas dan uji homogenitas data pretest. Asumsi normalitas dan homogenitas dari data pretest yang diperoleh untuk pemahaman konsep siswa harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum melakukan uji hipotesis. Pengujian 108 prasyarat analisis dilakukan dengan bantuan SPSS 21. Hasil masing- masing uji prasyarat analisis adalah sebagai berikut. 1 Uji Normalitas Data Pretest Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sebaran data pretest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas dengan bantuan SPSS 21 dapat dilihat pada Tabel 12 sebagai berikut. Tabel 12. Hasil Uji Normalitas Data Pretest Kelas Uji Normalitas Hasil Sig. Interpretasi Eksperimen diterima Normal Kontrol diterima Normal Berdasarkan di atas, diketahui bahwa nilai signifikansi untuk data pretest pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol lebih dari sehingga diterima. Maka, dapat disimpulkan bahwa sebaran data kedua kelas berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Output SPSS 21 untuk uji normalitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.7. 2 Uji Homogenitas Data Pretest Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data pretest memiliki varians yang sama atau tidak dengan membandingkan variansi dari kedua kelas. Hasil uji 109 homogenitas dengan bantuan SPSS 21 dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 13. Hasil Homogenitas Data Pretest Data Uji Homogenitas Hasil Sig. Interpretasi Pretest diterima Homogen Berdasarkan Tabel 13, diketahui bahwa nilai signifikansi data pretest untuk variabel pemahaman konsep lebih dari sehingga diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa kelompok data pretest berasal dari populasi yang memiliki varians homogen. Output SPSS 21 untuk uji homogenitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4.8.

b. Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Data Pretest

Asumsi normalitas dan homogenitas telah terpenuhi, maka dilakukan uji perbedaan kemampuan awal pada data pretest. Uji kemampuan awal merupakan uji perbedaan rata-rata yang bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelas penelitian memiliki kemampuan awal yang sama atau tidak. Hasil analisis uji perbedaan rata-rata sebelum perlakuan dengan bantuan SPSS 21 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 14. Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Data Pretest Data Kelas Rata-rata Sig. 2-tailed Nilai pretest Eksperimen Kontrol

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Bandar Lampung)

3 22 35

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Sejahtera 1 TP 2013/2014)

1 9 45

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Sejahtera I Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 18 46

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 20 BandarLampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 58 183

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 8 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 4 60

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA SMK

0 15 180

PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK.

0 2 6

Efektivitas Penerapan Metode Diskusi dengan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) Ditinjau dari Tipe Kepribadian Siswa Kelas VIII SMP Negeri di Kabupaten Lampung Timur

0 0 10

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN PENDEKATAN KONVENSIONAL DITINJAU DARI KEMAMPUAN PENALARAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SINJAI SELATAN KABUPATEN SINJAI

0 3 165

DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP KELAS VIII DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

0 3 17