Matematika Pembelajaran Geometri Bangun Ruang Sisi Datar

18 upaya seorang pendidik untuk peserta didik dalam bentuk kegiatan memilih, menetapkan, dan mengembangkan metode dan strategi yang optimal untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan. Dapat dikatakan bahwa pembelajaran matematika merupakan upaya untuk meningkatkan penalaran siswa, meningkatkan kecerdasan siswa, dan mampu mengubah sikap positifnya. Menurut Van De Walle 2014: 13, “doing mathematics” atau melakukan matematika berarti melakukan strategi untuk menyelesaikan masalah, menerapkannya dengan suatu pendekatan, melihat apakah strategi tersebut dapat menemukan suatu solusi, dan memeriksa apakah solusi dari permasalahan tersebut benar dan tepat. Matematika adalah serangkaian kegiatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis, sehingga pembelajaran matematika di sekolah menjadi hal penting sebagai suatu cara untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan permasalahan matematika. NCTM 2000: 21 mengemukakan bahwa prinsip pembelajaran matematika memiliki dua ide besar. Pertama, belajar matematika dengan pemahaman adalah penting. Belajar matematika tidak hanya memerlukan keterampilan menghitung tetapi juga memerlukan kecakapan berpikir dan beralasan secara matematis untuk menyelesaikan permasalahan dan mempelajari ide-ide yang dihadapi siswa selanjutnya. Kedua, siswa dapat belajar matematika dengan pemahaman. Pembelajaran matematika di kelas meminta 19 siswa untuk menilai ide-ide mereka maupun ide temannya, siswa didorong untuk membuat dugaan tentang matematika lalu mengujinya dan mengembangkan keterampilan serta memberi alasan yang logis. Salah satu tujuan pembelajaran matematika yang termuat dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 20016 yaitu memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau logaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. Hal ini didukung oleh pendapat Herman Hudojo 2005: 103 bahwa pembelajaran matematika berarti pembelajaran tentang konsep-konsep dan struktur-struktur yang terdapat dalam bahasan yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan struktur- struktur tersebut. Bahan kajian matematika diajarkan secara bertahap, dimulai dari masalah realistik kemudian dilanjutkan pada konsep yang abstrak. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah salah satu bentuk belajar dengan menerapkan suatu strategi pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan berpikir matematis siswa dan memungkinkan siswa menjadi terampil dalam menyelesaikan permasalahan matematika. Mengingat bahwa matematika adalah pengetahuan yang berkenaan dengan struktur-struktur logis, maka 20 guru perlu merencanakan pembelajaran matematika secara sistematis dengan memperhatikan pemahaman siswa dan membimbing siswa untuk menemukan konsep matematika secara bertahap. Belajar geometri merupakan komponen penting dari pembelajaran matematika karena memungkinkan siswa menganalisis dan menafsirkan benda-benda di sekitar mereka serta membekali siswa dengan pengetahuan yang dapat diterapkan dalam bidang matematika lainnya Ozerem, 2012. Melalui pembelajaran geometri, siswa dapat mengembangkan kemampuan spasialnya serta dapat menggunakan pemikirannya tentang hubungan-hubungan antar pengetahuan yang sudah mereka miliki dengan permasalahan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, siswa perlu membangun pemahaman tentang konsep-konsep geometris serta mendapatkan keterampilan yang memadai berkaitan dengan pembelajaran geometri. Salah satu topik dalam aspek Geometri dan Pengukuran pada kelas VIII semester 2 membahas tentang bangun ruang sisi datar. Sebagaimana termuat dalam lampiran Permendiknas No. 22 Tahun 2006, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam topik bangun ruang sisi datar adalah sebagai berikut. Tabel 1. SK dan KD Bangun Ruang Sisi Datar SMP Kelas VIII Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, dan bagian- bagiannya, serta menentukan ukurannya. Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, serta bagian-bagiannya. 21 Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma, dan limas. Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas. Pembelajaran geometri bangun ruang sisi datar tingkat sekolah menengah memiliki perbedaan pada pembelajaran di tingkat sekolah dasar. Piaget Suharjana, 2008: 5 mengatakan bahwa siswa sekolah dasar berada dalam tahap operasional konkrit, sedangkan siswa sekolah menengah berada dalam tahap operasional formal. Untuk tingkat SD, siswa belum mampu seluruhnya berpikir deduktif dengan objek yang abstrak, sehingga pola pikir induktif dan menggunakan objek konkrit merupakan sarana yang tepat dalam membelajarkan matematika. Menurut Piaget, ada tahap operasi konkrit, siswa mampu memahami operasi logis dengan bantuan benda-benda konkrit Sugiman, 2011. Pembelajaran bangun ruang sisi datar pada tingkat SD terbatas pada materi bangun ruang yang sederhana yaitu balok, kubus, prisma tegak, dan limas tegak. Pembelajaran dimulai dari sifat-sifat bangun ruang, penurunan rumus luas permukaan dan volume hingga penyajian masalah yang masih sederhana. Pembelajaran di tingkat SMP berada dalam tahap operasional formal. Pola pikir deduktif sudah diaplikasikan pada proses pembelajaran. Pada tahap operasional formal, siswa dituntut mampu melakukan penalaran dengan menggunakan hal-hal yang abstrak dan

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Bandar Lampung)

3 22 35

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Sejahtera 1 TP 2013/2014)

1 9 45

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Sejahtera I Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 18 46

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 20 BandarLampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 58 183

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 8 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 4 60

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA SMK

0 15 180

PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK.

0 2 6

Efektivitas Penerapan Metode Diskusi dengan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) Ditinjau dari Tipe Kepribadian Siswa Kelas VIII SMP Negeri di Kabupaten Lampung Timur

0 0 10

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DENGAN PENDEKATAN KONVENSIONAL DITINJAU DARI KEMAMPUAN PENALARAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SINJAI SELATAN KABUPATEN SINJAI

0 3 165

DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP KELAS VIII DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

0 3 17