Kurikulum Subjek Akademis

A. Kurikulum Subjek Akademis

1. Konsep Dasar Kurikulum Subjek Akademis

Kurikulum subjek akademis bersumber dari pendidikan klasik (peranialisme dan esensialisme) yang berorientasi pada masa lalu. Fungsi pendidikan memelihara dan mewariskan hasil-hasil budaya masa lalu (Yunani Klasik). Kurikulum ini lebih mengutamakan isi pendidikan. Isi pendidikan diambil dari setiap disiplin ilmu. Kurikulum sangat mengutamakan pengetahuan maka pendidikannya lebih bersifat intelektual. Pada kurikulum subjek akademis tidak hanya menekankan pada materi yang disampaikan, dalam perkembangannya secara berangsur memperhatikan proses belajar yang dilakukan siswa. Proses belajar yang dipilih sangat bergantung pada segi apa yang dipentingkan dalam materi pelajaran tersebut, (Sukmadinata, 2009: 82).

pendekatan dalam perkembangan kurikulum subjek akademis, yaitu:

a. Melanjutkan pendekatan struktur pengetahuan, yaitu murid- murid belajar bagaimana memperoleh dan menguji fakta-fakta dan bukan sekedar mengingatmya.

b. Studi yang bersifat intergatif, pendekatan ini merupakan respons terhadap perkembangan masyarakat yang menuntut model- model pengetahuan yang lebih komperhensif-terpadu. Mereka b. Studi yang bersifat intergatif, pendekatan ini merupakan respons terhadap perkembangan masyarakat yang menuntut model- model pengetahuan yang lebih komperhensif-terpadu. Mereka

1) Menentukan tema-tema yang membentuk satu kesatuan (unifying theme) yang dapat terdiri atas suatu proses kerja

ilmu, fenomena alam, atau masalah sosial yang membutuhkan pemecahan secara ilmiah.

2) Menyatukan kegiatan belajar dari beberapa proses ilmu.

3) Menyatukan berbagai cara / metode belajar, (Aditiya, 2012).

2. Pendekatan yang Dilaksanakan pada Sekolah-sekolah Fundamentalis

Yang dimaksud sekolah fundamentaslis adalah sekolah- sekolah yang menganut model konsep kurikulum akademik secara ketat. Mereka tetap mengajar berdasarkan mata pelajaran dengan menekankan membaca, menulis, dan memecahkan masalah-masalah matematis. Pelajaran-pelajaran lain seperti ilmu kealaman, ilmu sosial dan lain-lain dipelajari tanpa dihubungkan dengan kebutuhan praktis pemecahan masalah dalam kehidupan, (Sukmadinata, 2009: 84).

Model konsep kurikulum ini mempengaruhi tujuan guru mengajar, media, metode, pendekatan dan sistem evaluasi yang dilakukan oleh guru sebagai pengajar di sekolah.

3. Karakteristik Kurikulum Subjek Akademis

a. Tujuan Kurikulum

Tujuan kurikulum subjek akademik adalah memberikan pengetahuan yang solid serta melatih para siswa menggunakan ide- ide dan proses penelitian dengan menjadikan para siswa berpengetahuan di dalam berbagai disiplin ilmu, diharapkan para siswa memiliki konsep dan cara-cara yang dapat terus dikembangkan dalam masyarakat. Sekolah harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk merealisasikan kemampuan menguasai warisan budaya, (Sukmadinata, 2005: 84).

Tujuan kurikulum subjek akademik adalah sebagai berikut :

2) Mengembangkan kemampuan berpikir rasional.

3) Melatih siswa cakap melakukan penelitian ilmiah (research).

4) Siswa mampu mengembangkan pengetahuannya dalam masyarakat luas;

5) Sekolah harus memberi kesempatan kepada para siswa mewariskan kebudayaan klasik, sedapat mungkin mereka menguasai dan memperkayanya.

6) Siswa harus menguasai pelajaran Liberal Arts (pelajaran bahasa, sastra, matematika, ilmu alam, sejarah, geografi dan ilmu sosial).

7) Displin kurikulum akademis menginginkan para siswa mampu menjadi ilmuwan. Siswa belajar ilmu ekonomi mampu menjadi ekonom, belajar sejarah menjadi sejarawan, belajar fisika menjadi fisikawan, dan sebagainya sebagai tuntutan kemampuan akademik, (Sukmadinata, 2005: 84).

b. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran kurikulum subjek akademis dominan menggunakan metode ekspositori, dan metode inkuiri dalam kurikulum fundamental (kurikulum yang hanya mengembangkan segi intelektual), (Zakia,2010). Ciri metode ekspositori pembelajaran bersifat transfer of knowledge dari guru kepada siswa, dan siswa pasif (menerima apa adanya pengetahuan yang diberikan guru kepada siswa (teacher centered). Metode ini untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa (siswa menguasai pelajaran sebanyak- banyaknya). Walaupun metode pembelajaran inkuiri sedikit digunakan dalam kurikulum fundamental, tetapi untuk menerapkan pengetahuan teoritis pada pelajaran praktis, metode ini masih tetap digunakan. Di dalam kurikulum subjek akademis kenyataannya kedua metode tadi digunakan sesuai konteks kebutuhan belajar siswa, (Sukmadinata, 2005: 84).

c. Organisasi Kurikulum

Organisasi kurikulum subjek akademis memiliki pola organisasi isi (materi pelajaran). Pola-pola organisasi yang terpenting diantaranya adalah :

1) Correlated curriculum adalah pola organisasi materi atau konsep yang dipelajari dalam suatu pelajaran dikorelasikan dengan

pelajaran lainnya, (Sukmadinata, 2005: 84).

2) Unified atau concentrated curriculum adalah pola organisasi bahan pelajaran tersusun dalam tema-tema pelajaran tertentu,

yang mencakup materi dari berbagai pelajaran disiplin ilmu

3) Integrated curriculum adalah warna disiplin ilmu tersebut tidak terlihat. Bahan ajar diintegrasikan dalam suatu persoalan. Kegiatan atau segi kehidupan tertentu.

4) Problem solving curriculum adalah pola organisasi isi yang berisi topic pemecahan masalah social yang dihadapi dalam

kehidupan

pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari berbagai mata pelajaran atau disiplin ilmu, (Sukmadinata, 2005: 85).

dengan

menggunakan

d. Kegiatan Belajar Mengajar

Para pengembang kurikulum subjek akademis, lebih mengutamakan penyusunan bahan secara logis dan sistematis dari pada menyelaraskan urutan bahan dengan kemampuan berfikir anak. Mereka umunya kurang memperhatikan bagaimana siswa belajar dan lebih mengutamakan susunan isi, yaitu apa yang diajarkan. Proses belajar yang ditempuh oleh siswa sama pentingya dengan penguasaan konsep, prinsip-prinsip dan generalisasi.

Untuk mengatasi kelemahan diatas dalam perkembangan selanjutnya dilakukan beberapa penyempurnaan, pertama untuk mengimbangi penekanannya pada proses berfikir, kedua adnya upaya-upaya untuk menyesuaikan pelajaran dengan perbedaan individu dan kebutuhan setempat, ketiga pemanfaatan fasilitas dan sumber yang ada pada masyarakat, (Rafka, 2011).

e. Evaluasi Belajar

Kurikulum subjek akademis menggunakan bentuk evaluasi yang bervariasi disesuaikan dengan tujuan dan mata pelajaran. Pelajaran

jawaban-jawaban yang merefleksikan logika, koherensi, dan integrasi yang menyeluruh. Evaluasi yang dilakukan dalam waktu yang singkat tidak akan memberiakan gambaran yang benar tentang perkembangan dan penguasaan peserta didik, (Imron, 1993: 85).

tersebut

membutuhkan

4. Kegunaan Kurikulum Akademik bagi Siswa

Kegunaan kurikulum adalah melatih siswa dalam menggunakan gagasan yang paling bermanfaat dan proses menyelidiki masalah riset khusus. Siswa diharapkan memperoleh konsep dan metode untuk melanjutkan pertumbuhan dalam masyarakat lebih luas, (Muhamad, 2009: 136).Dengan demikian, kurikulum ini berguna untuk mengembangkan daya nalar siswa agar siswa dapat berfikir secara logis dan sistematis menjadikan para siswa berpengetahuan yang luas di dalam berbagai disiplin ilmu, diharapkan para siswa memiliki konsep dan cara-cara yang dapat terus dikembangkan dalam masyarakat.