Kurikulum Teknologis
D. Kurikulum Teknologis
1. Konsep Dasar Kurikulum Teknologis
Abad ke-20 puluh ditandai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Perkembangan teknologi mempengaruhi setiap bidang dan aspek kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Sejak dahulu teknologi telah diterapkan dalam pendidikan, tetapi yang digunakan adalah teknologi sederhana seperti penggunaan papan tulis dan kapur, pena dan tinta, sabak dan grip, dan lain-lain. Dewasa ini sesuai dengan tahap perkembangannya yang digunakan adalah teknologi maju, seperti audio dan video casssette, overhead projector, film slide, dan motion film, mesin pengajaran, komputer, CD-rom dan internet. Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, di bidang pendidikan berkembang pula teknologi pendidikan, (Sukmadinata, 2005: 96).
Pendidikan berbasis teknologi sudah dirintis sejak dulu oleh filsof Yunani, yaitu oleh Aristoteles (Nasution, 2010). Sesuai perkembangan
zaman
teknologi
berkembang terus dan berkembang terus dan
Pada bentuk pertama, pengajaran tidak membutuhkan alat dan media yang canggih, tetapi bahan ajar dan proses pembelajaran disusun secara sistematis. Alat dan media digunakan sesuai dengan kondisi tetapi tidak terlalu dipentingkan. Pada bentuk kedua, pengajaran disusun secara sistem dan ditunjang dengan penggunaan alat dan media pembelajaran. Penggunaan alat dan media belum terintegrasi dengan program pembelajaran, bersifat "on-off , yaitu bila digunakan alat dan media akan lebih baik, tetapi bila tidak menggunakan alat pun pengajaran masih tetap berjalan. Pada bentuk ketiga, program pengajaran telah disusun secara terpadu antara bahan dan kegiatan pembelajaran dengan alat dan media. Bahan ajar telah disusun dalam kaset audio, video atau film, atau diprogramkan dalam komputer. Pembelajaran tidak bisa berjalan tanpa melibatkan penggunaan alat-alat dan program tersebut, (Fitri, 2013).
Penerapan teknologi dalam bidang pendidikan khususnya kurikulum adalah dalam dua bentuk, yaitu bentuk perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware). Penerapan teknologi perangkat keras dalam pendidikan dikenal sebagai teknologi alat (tools technology), sedangkan penerapan teknologi perangkat lunak disebut juga teknologi sistem (system technology), (Ilham, 2012).
Kurikulum teknologis pengajaran menekankan mastery learning (belajar tuntas) dan bersifat objektif, artinya setiap siswa yang
pelajarantertentu belum diperbolehkan melanjutkan ke tingkat selanjutnya. Kemampuan menguasai pelajaran sebagai indikasi kesuksesan siswa merespon pelajaran yang ditunjukkan melalui tes. B.F Skinner adalah seorang penggagas teknologi kurikulum memberikan langkah-langkah
belum menguasai
materi materi
a. Terlebih dahulu menarik perhatian para siswa.
b. Memberikan informasi kepada siswa tujuan yang ingin dicapai setelah berakhir latihan.
c. Aktivitas pengajaran sesuai kemampuan siswa.
d. Memberikan respons yang konkrit terhadap tugas yang diberikan
e. Memberikan umpan balik terhadap pekerjaan siswa.
f. Memberi penghargaan terhadap performance yang ditampilkan siswa atas prestasinya.
g. Memberikan transfer pengetahuan.
h. Memberikan penguatan terhadap siswa supaya belajar konsisten, (Juanda, 2012: 144).
Suatu pengajaran dikatakan berbasis teknologi jika memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Merumuskan tujuan dengan teliti dan spesifik dalam bentuk kelakuan yang dapat diamati, sehingga dapat diukur keberhasilan tercapainya tujuan
b. Meneliti pengetahuan keterampilan dan sikap yang telah dimiliki anak-anak yaitu entry behavior sebagai dasar pelajaran yang baru sehingga diketahui kemajuan yang dicapai berkat proses belajar mengajar
c. Menganalisis bahan pelajaran yang akan disajikan dalam bagian- bagian yang dapat di pelajari dengan mudah, (Juanda, 2012: 144).
2. Karakteristik Kurikulum Teknologis
a. Tujuan Kurikulum
Tujuan kurikulum, yaitu kompetensi (kemampuan) dirinci menjadi tujuan khusus, yaitu disebut objektif atau tujuan instruksional. Objektif ini menggambarkan prilaku, perbuatan atau keterampilan yang dapat diamati atau diukur setelah siswa menyelesaikan pelajaran tertentu.
b. Metode Pembelajaran
Metode merupakan kegiatan pengajaran sering dipandang sebagai proses mereaksi terhadap perangsang-perangsang yang diberikan dan apabila terjadi respon yang diharapkan maka respons tersebut diperkuat. Pelaksanaan pengajaran mengikuti langkah- langkah :
1) Penegasan tujuan. Para siswa diberikan penjelasan tentang pentingnya bahan yang harus dipelajari.
2) Pelaksanaan pengajaran. Para siswa belajar secara individual melalui media buku-buku atau media elektronika.
3) Organisasi bahan ajar. Bahan ajar atau isi kurikulum banyak diambil dari disiplin ilmu(matematika, IPA, seni dan sejenisnya).
4) Pengetahuan tentang hasil. Kemajuan siswa segera dapat diketahui oleh siswa sendiri, sebab dalam model kurikulum ini umpan balik selalu diberikan.
5) Evaluasi, kegiatan evaluasi dilakukan setiap akhir pelajaran, (Nasution, 1982: 124).
Ciri-ciri kurikulum yang dikembangkan dari konsep teknologis pendidikan (kurikulum teknologis), yaitu:
1) Tujuan diarahkan pada penguasaan kompetensi, yang dirumuskan dalam bentuk perilaku. Tujuan-tujuan yang bersifat umum yaitu kompetensi dirinci menjadi tujuan-tujuan khusus, yang disebut objektif atau tujuan instruksional.
2) Metode yang digunakan biasanya bersifat individual, kemudian pada saat tertentu ada tugas-tugas yang harus dikerjakan secara kelompok, (Nasution, 1982: 124).
Pengembangan kurikulum teknologis berpegang pada beberapa kriteria, yaitu:
1) Prosedur pengembagan kurikulum dinilai dan disempurnakan oleh pengembang kurikulum yang lain.
2) Hasil pengembangan terutama yang berbentuk model adalah yang bisa diuji coba ulang, dan hendaknya memberikan hasil yang sama.(Wilzen, 2010)
Inti dari pengembangan kurikulum teknologis adalah penekanan pada kompetensi. Pengembangan dan penggunaan alat dan media pengajaran bukan hanya sebagai alat bantu tetapi bersatu dengan program pengajaran dan ditujukan pada penguasaan kompetensi tertentu. Dalam pengembangan kurikulum teknologis kerjasama dengan para penyusun program dan penerbit media elektronik serta media cetak. Pengembangan pengajaran yang betul- betul berstruktur dan bersatu dengan alat dan media membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Ini merupakan hambatan utama dalam pengembangan kurikulum teknologis, (Nasution, 1982: 125).
c. Organisasi Kurikulum
Organisasi kurikulum adalah pola atau bentuk bahan pelajaran yang disusun dan disampaikan kepada murid-murid yang sangat berhubungan dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai karena pola-pola yang berbeda akan mengakibatkan isi dan cara penyampaian pelajaran berbeda pula, (Nasution, 1982: 135).Dalam penyusunan organisasi kurikulum ada sejumlah faktor yang harus diperhatikan, yakni:
1). Ruang lingkup (Scope) Merupakan keseluruhan materi pelajaran dan pengalaman yang harus dipelajari siswa. Ruang lingkup bahan pelajaran sangat tergantung pada tujuan pendidikan yang hendak dicapai.
2). Urutan bahan (Sequence) Berhubungan dengan urutan penyusunan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa agar proses belajar dapat berjalan dengan lancar.Urutan bahan meliputi dua hal, yaitu urutan isi bahan pelajaran dan urutan pengalaman belajar
pengetahuan tentang perkembangan anak dalam menghadapi pelajaran tertentu. 3). Kontinuitas Berhubungan dengan kesinambungan bahan pelajaran tiap mata pelajaran, pada tiap jenjang sekolah dan materi pelajaran yang terdapat dalam mata pelajaran yang bersangkutan.
yang
memerlukan
Kontinuitas ini dapat bersifat kuantitatif dan kualitatif, (Zahra, 2010).
4). Keseimbangan Adalah faktor yang berhubungan dengan bagaimana semua mata pelajaran itu mendapat perhatian yang layak dalam komposisi kurikulum yang akan diprogramkan pada siswa. Keseimbangan dalam kurikulum dapat ditinjau dari dua segi yakni keseimbangan isi atau apa yang dipelajari, dan keseimbangan cara atau proses belajar.
5). Integrasi atau keterpaduan Berhubungan
pengetahuan dan pengalaman yang diterima siswa mampu memberi bekal dalam menjawab tantangan hidupnya, setelah siswa menyelesaikan program pendidikan disekolah, (Dakir, 2004: 203).
dengan
bagaimana
d. Kegiatan Belajar Mengajar
Pengajaran teknologis sangat menekankan efisiensi dan evektivitas. Program dikembangkan melalui beberapa kegiatan uji coba dengan sample-sampel dari populasi yang sesuai, direvisi beberapa kali sampai standart yang diharapkan dapat dicapai. Dengan model pengajaran ini tingkat penguasaan siswa dalam standar konvensional jauh lebih tinggi dibandingkan dengan model lain, (Sanjaya, 2008: 56)
Para siswa belajar secara individual melalui media buku- buku ataupun media elektronik. Dalam kegiatan belajarnya mereka dapat menguasai keterampilan-keterampilan dasar ataupun perilaku-perilaku yang dinyatakan dalam tujuan program. Mereka belajar dengan cara memberikan respons secara cepat terhadap persoalan- persoalan yang diberikan, (Syukur, 2008: 68)
kelebihan-kelebihan, kurikulum teknologis tidak terlepas dari beberapa keterbatasan atau kelemahan. Model ini terbatas kemampuannya untuk mengajarkan bahan ajar yang kompleks atau membutuhkan penguasaan tingkat tinggi (analisis, sintetis, evaluasi) juga bahan-bahan ajar yang bersifat
Meskipun
memiliki memiliki
Pengajaran teknologis sukar untuk dapat melayani bakat- bakat siswa belajar dengan metode-metode khusus. Metode mengajar mereka cenderung seragam. Keberhasilan belajar siswa juga sangat dipengaruhi oleh sikap mereka, bila sikapnya positif maka siswa akan berhasil, tetapi bila sikapnya negatif, tingkat penguasaannya pun relatif rendah. Masalah kebosanan juga berpengaruh terhadap proses belajar, (Rizal, 2009)..
e. Evaluasi Belajar
Evaluasi hasil belajar peserta didik berbasis kurikulum teknologis dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1) Bahan ajar atau isi kurikulum banyak diambil dari disiplin ilmu, tetapi telah diramu sedemikian rupa sehingga
mendukung penguasaan sesuatu kompetensi. Bahan ajar yang besar disusun dari bahan ajar yang lebih kecil dengan memperhatikan urutan-urutan penyajian materi dalam pengorganisasiannya.
2) Evaluasi dilakukan kapan saja. Ketika siswa telah mempelajari suatu topik/subtopik, ia dapat mengajukan diri untuk dievaluasi. Fungsi evaluasi ini antara lain sebagai
umpan balik: bagi siswa dalam penyempurnaan penguasaan suatu satuan pelajaran (formatif), bagi program semester (sumatif), serta bagi guru dan pengembang kurikulum. Bentuk evaluasi umumnya obyektif tes, (Subandijah, 1996: 56).
3. Kegunaan Kurikulum Teknologi bagi Siswa
Kegunaan kurikulum teknologi dalam bidang pendidikan dan proses pembelajaran ialah pengajaran dan proses belajar mengajar lebih efektif dan kita pun dapat lebih up to date dalam mendapatkan informasi yang ada. Dengan kemajuan teknologi, proses pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan guru secara langsung, tapi lewat internet misalnya, maka siswa sudah bisa mendapatkan materi tanpa harus bertemu langsung dengan guru. Ini akan mempermudah penyampaian materi serta kurikulum menjadi mudah dilaksanakan, (Mujahidatulida, 2013).