Psikologi Penomenologi Gestalt

1. Psikologi Penomenologi Gestalt

Pendiri psikologi Gestalt adalah Max Wertheimer (1880- 1943) dan bekerjasama dengan tokoh lainnya yakni Walfgang Kohler (1887-1967) dan Kurt Koffa (1886-1941) meskipun ketiganya memberi kontribusi sendiri-sendiri, tetapi ide-ide mereka mirip satu sama lain. Menurut Hall dan Linzay (1985: 197) psikolog Gestalt berkembang di German sebelum Perang Dunia I. Filsafat yang dominan melandasi psikologi Gestalt adalah penomenologi, salah seorang tokoh psikologi Gestalt Wertheimer, teorinya menjelaskan bahwa fenomena itu dipandang bukan merupakan bagian-bagian yang terpisah-pisah tetapi dilihat secara utuh, begitu pula memandang manusia (tidak hanya memperhatikan kepala (kognitif), tangan dan Pendiri psikologi Gestalt adalah Max Wertheimer (1880- 1943) dan bekerjasama dengan tokoh lainnya yakni Walfgang Kohler (1887-1967) dan Kurt Koffa (1886-1941) meskipun ketiganya memberi kontribusi sendiri-sendiri, tetapi ide-ide mereka mirip satu sama lain. Menurut Hall dan Linzay (1985: 197) psikolog Gestalt berkembang di German sebelum Perang Dunia I. Filsafat yang dominan melandasi psikologi Gestalt adalah penomenologi, salah seorang tokoh psikologi Gestalt Wertheimer, teorinya menjelaskan bahwa fenomena itu dipandang bukan merupakan bagian-bagian yang terpisah-pisah tetapi dilihat secara utuh, begitu pula memandang manusia (tidak hanya memperhatikan kepala (kognitif), tangan dan

Kelompok Gestalt memandang manusia secara utuh (holistik) bahwa

keseluruhan itu berbeda dari penjumlahan bagian- bagiannya atau membagi-bagi adalah distorsi . Lebih jelasnya menurut Hall dan Linzay (1985: 197) mengungkapkan keutuhan manusia bahwa: ...organism always behaves as unified whole, not entities but parts of a single unity... Maksud ungkapan ini bahwa, manusia sebagai organisme belajar secara keseluruhan, bukan entitas yang terpisah-pisah.

a. Belajar Siswa Menurut Teori Gestlt

Nasution (1989: 32) menjelaskan bahwa teori Gestalt berpandanagn keseluruhan lain dan lebih daripada jumlah bagian- bagiannya. Anak tumbuh sebagai keseluruhan. Perubahan pada satu aspek akan mempengaruhi keseluruhan pribadi anak. Dengan demikian, anak sebagai organisasi yang utuh ketika belajar yang aktiif bukan kepalanya saja, dan perasaannnya saja, dan juga fisiknya saja, melainkan keseluruan pribadi anak (wholoneess) seperti aspek- aspek kognitif, apektif dan psikomotor. Keutuhan inilah yang oleh kaum Gestatlis dianggap sebagai subjek yang seharusnya menjadi penelitian psikologi. Kaum Gestatlis memandang otak tidak sekedar menerima stimulus dari lingkungan (seperti kaum behaviorisme), melainkan otak aktif menginterprestasi kejadian-kejadian yang terjadi di lingkungan secara aktif, kreatif dan efektif.

hanya menumpuk pengetahuan.Adakalanya terjadi lompatan yang disebut insight atau pemahaman atau penalaran tiba-tiba. Masukan informasi baru diproses secara mental dengan informasi yang tersimpan dalam ingatan dan dapatlah terjadi insight atau pemahaman baru yang menakjubkan, (Nasution, 1989: 32).

Dalam belajar

siswa

tidak

b. Peran Guru Mengajar Siswa

Jiwa manusia menurut aliran Gestalt ini, adalah suatu keseluruhan yang berstruktur atau merupakan suatu sistem, bukan hanya terdiri atas sejumlah bagian atau unsur yang satu sama lain terpisah, yang tiidak mempunyai hubungan fungsional. Sebagai Jiwa manusia menurut aliran Gestalt ini, adalah suatu keseluruhan yang berstruktur atau merupakan suatu sistem, bukan hanya terdiri atas sejumlah bagian atau unsur yang satu sama lain terpisah, yang tiidak mempunyai hubungan fungsional. Sebagai

Prinsip-prinsip berikut ini merupakan rangkuman atau kesimpulan dari teori psikologi Gestalt :

1) Belajar dimulai dari suatu keseluruhan, kemudian baru menuju bagian-bagian. Dari hal-hal yang sangat kompleks menuju hal- hal yang lebih sederhana.

2) Keseluruhan memberi makna pada bagian-bagian. Bagian- bagian terjadi dalam suatu keseluruhan. Bagian-bagian itu hanya bermakna dalam rangka keseluruhan tersebut.

3) Belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan. Seseorang belajar apabila ia dapa bertindak dan berbuat sesuai dengan apa yang dipelajarnya.

4) Belajar akan berhasil bila tercapai kematangan untuk memperoleh pengertian. Pengertian adalah kemampuan hubungan antara berbagai faktor dalam situasi yang problematis.

5) Belajar akan berhasil jika ada tujuan yang berarti bbagi individu.

6) Dalam proses belajar itu, individu selalu merupakan organisme yang aktif, bukan bejana yang harus diisi oleh orang lain.