Topografi Desa Identifikasi Desa 1. Lokasi Desa Singa

juga Sidikalang. 37 Tanah yang ada di Desa Singa memiliki tekstur yang subur. Jenis tanah di Desa Singa tidak jauh berbeda dengan jenis tanah di Tanah Karo, yaitu gembur dan berwarna hitam. Jenis tanah ini sangat cocok untuk lahan pertanian. Untuk perdangan skala Nasional antar pulau, tujuan adalah Pulau Jawa, terutama Jakarta dan Bandung.

II.1.4. Topografi Desa

38 Kondisi topografi tanah pemukiman warga Desa Singa kebanyakan bediri ditanah yang rata. Akan tetapi ada juga yang tidak rata, ada beberapa bagian tanah yang lebih tinggi dari sekelilingnya. Rumah yang didirikan di tanah yang lebih tinggi itu hanya dibatasi tembok dengan rumah lain yang letaknya lebih rendah. Dilihat dari udara atau daerah yang lebih tinggi dari areal pemukiman tersebut, rumah-rumah itu sepertinya saling bertindian. Sementara gang-gang kecil yang memisahkan antara satu rumah dengan rumah lain Lahan seperti ini sangat cocok ditamani jeruk, padi lading, cabai dan tomat. Tidak semua lahan yang memiliki jenis tanah seperti itu, dibeberapa tempat terutama lahan yang dekat dengan aliran sungai tanahnya lebih coklat, padat dan sedikit berpasir. Tanah seperti ini dinilai kurang sesuai untuk lahan pertanian. Namun dengan pemberian pupuk, jenis tanah yang sepert ini dapat ditanami dengan tanaman jenis sayur-sayuran, kacang-kacangan dan jagung. 37 Kota lain juga menjadi tujuan perdagangan seperti Binjai, Seribudolok, Pancur Batu dan Berastagi. 38 Bagi warga Desa Singa, jenis tanah ini adalah tanah yang subur untuk ditanami aneka jenis tumbuhan. Jenis tanah ini memiliki teksur tidak padat, lembut dan tidak banyak mengandung pasir atau kerikil. Pada kedalaman 15-20 cm dari permukaan tanah, sudah banyak dijumpai cacing tanah. digunakan juga sebagai jalan pintas menuju tempat lain seperti jamur, tapin dan perladangan. Gang-gang kecil ini hanya setebal ½-1 meter yang juga dapat dilewati gerobak hewan warga seperti lembu dan kerbau Sebagian besar wilayah desa singa merupakan dataran rendah, sedangkan daerah berbukit hanya terdapat ditepi hutan yang hanya ditumbuhi bilalang. Warga desa biasa menyebut daerah seperti ini dengan uruk. Uruk ini kadang digunakan warga untuk mengikat hewan peliharaan seperti kerbau, sementara pemiliknya bekerja di ladang yang tidak jauh daeri uruk tersebut atau mengambil rumput makanan hewan peliharaannya itu. Jalan-jalan desa yang menuju wilayah perladangan sebagian besar merupakan jalan setapak dengan lebar badan jalan sekitar 2-2.5 Meter. Jalan ini merupakan tanah yang dikeraskan oleh batu-batu kerikil kecil agar tidak terlalu licin pada saat musim penghujan. Begitu juga jalan menuju areal hutan, lebarnya sekitar 2 Meter. Bagian atau jalan-jalan kecil dengan lebar 1 Meter di wilayah pemukiman juga masih berupa jalan tanah bercampurpasir dan kerikil. Suhu udara di Desa Singa tidak jau denga suhu udara keseluruhan wilayah tanah Karo, berkisar antara 16,1 C sampai dengan 19,9 C dengan kelembaban udara pada tahun 2006 rata-rata setinggi 85,66, tersebar antara 83,7 sampai dengan 89,4. Wilayah Desa Singa berada pada ketinggian 1192 M di atas permukaan laut. Singa sama seperti kondisi Kabupaten Karo secara umum terdapat 2 dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau BPS tanah Karo 2008. Menerut warga desa, musim penghujan dapat dibagi menjadi dua yaitu, musin penghujan pertama dan musim penghujan kedua. Pada musim penghujan pertama yang terjadi sekitar awal bulan Agustus sampai Januari kondisi tanah jadi lembab. Struktur tanah lebih gembur dan warnanya lebih hitam. Pada musim ini, kebanyakan petani memilih menanam tanaman yang memang membutuhkan banyak kandungan air pada tahun awal tanam seperti cabai, kol dan tomat. 39 Musim hujan kedua terjadi pada bulan Februari sampai April. Musim ini ditandai dengan curah hujan yang semakin sedikit. Hal ini diartikan akan adanya musim kemarau, karena hujan masih turun sesekali. Biasanya pada bulan ini hujan turun pada malam hari. Pada bulan-bulan ini petani cocok menanam jenis tanaman apa saja seperti golongan palawija dan hortikultura. Pada musim ini lahan tidak Sarana jalan di desa terutama jalan yang belum diaspal dan berlubang selalu terlihat digenangi air. Hal ini karena, selokan disepanjang jalan desa tidak berfungsi baik. Mata air yang kini tinggal satu lagi yaitu mata air Lau Kersik memang debitnya lebih besar dari biasanya. Sedangkan warga yang mengunakan air dari sumur bor harus menyaring air mereka dengan kain atau alat penyaring air karena air yang didapat sedikit keruh dan berwarna coklat. Menurut warga setempat hal ini sudah biasa terjadi pada musim penghujan, karena air yang tergenang diserap oleh tanah dan akibarnya ada tanah disekitar dinding sumur yang ikut masuk ke air dan membuat air menjadi keruh. Pada musim ini juga tidak perluh sering-sering membeli air tangkih untuk kebutuhan ladangnya karena kolong penampung air mereka di ladang telah penuh oleh air hujan. 39 Namun kalau curah hujan lebih juga dapat merusak tanaman tersebut sebelum panen. terlalu kering atau lembab. Air yang berasal dari sumur bor juga kembali jernih dan tidak perluh disaring lagi. Musim kemarau akan terjadi pada awal bulan Mei sampai akhir bulan Juli. Pada bulan-bulan ini kondisi lahan atau tanah menjadi sangat kering. Warna tanah akan menjadi lebih coklat dan keras. Pada siang hari panas matahari sangat terik dan udara disepanjang jalan banyak mengandung debu jika ada kendaraan yang melewatinya. Petani harus rajin menyiram tanaman mereka, terutama tanaman muda seperi kol, cabai dan sayur-sayuran. Kemarau ini juga tanaman jagung dan padi ladang merupakan tanaman yang paling cocok ditanam, karena tidak banyak membutuhkan banyak air. Beberapa pemilik sumur bor juga harus membatasi pemakaian air pada warga yang membeli air dari sumurnya. 40 Udan baho yaitu hujan yang disertai dengan es ini sangat merusak bagi tanaman. Karena ukiran es akan merusak buah, daun atau pujuk tanaman, seperti tanaman jeruk misalnya, apabila butiran es tersebut menenai buahnya, akan meninggalkan bekas yang akhirnya membuat buah tersebut membusuk. Begitu Selain musim kemarau dan hujan desa singa juga mengenal adanya musim lain, kecuali musim hujan dan kemarau, warga biasa menyebut musim panca roba. Musim ini terjadi sekitar akhir bulan juni sampai akhir bulan juli. Musim ini merupakan musim yang sangat tidak disukai oleh warga khususnya petani. Pada musim ini biasa saja terjadi udan baho hujan lebat yang disertai es sebesar buah anggur, hujan angin sampai hujan panas yang dapat merusak tanaman dan menggangu kesehatan masyarakat . 40 Dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat memompa air kembali dan disalurkan pada warga. juga tanaman lain seperti kubis, pisang atau cabai, butiran es ini dapat membuat daunnya koyak dan membusuk. Udan baho ini sangat meresahkan warga khususnya petani karena mereka tidak dapat berbuat banyak menghadapinya. Udan baho yang datang tiba-tiba biasa menyebabkan beberapa petani gagal panen. 41 Berbeda dengan udan baho, hujan angin yang terjadi pada musim pancaroba biasanya diawali dengan hujan yang sangat deras. Hujan ini kemudian disertai angin kencang. Hujan angin ini sangat meresahkan bagi petani yang menanam tanaman dengan batang cukup tinggi seperti padi, jagung dan jeruk. Hujan yang disertai angin ini dapat mematahkan batang jagung atau cabang- cabang dari batang jeruk. Sementara pada tanaman padi, petani Desa Singa menyebut lapat 42 Hujan panas ini adalah hujan yang sangat mengkhawatirkan bagi warga Desa Singa. Jenis hujan ini, selain merusak tanaman juga merugikan bagi kesehatan. Sebentar saja terkena hujan ini bisa mengakibatkan demam atau flu. Hujan ini turun pada saat matahari bersinar cukup terik. Hujan seperti ini tidak pernah berlangsung lama, sekitar 1,5 jam. Akibatnya yang ditimbulkan pada tanaman dan manusia sangat merugikan. Hujan panas ini dapat membuat daun tanaman yang semula segar tiba-tiba layu dan mati. Hal ini sering menimpa tanaman yang baru ditanam karena daunnya masih muda. Setelah hujan ini pada padi yang terkena hujan ini. 41 Musim udan baho ini tidak hanya terjadi di Desa Singa, namun dialami juga oleh beberapa desa di Tanah Karo. 42 Lapat adalah sebutan pada kondisi tanaman padi yang tumbang atau patah akibat angin. Sebutan ini juga berlaku pada tanaman jagung. berlalu, biasanya petani segera menyemprot tanaman mereka dengan partisida tertentu untuk menghindari kerusakan yang lebih parah.

2.2. Tata Ruang Desa