Sejarah Desa Singa Identifikasi Desa 1. Lokasi Desa Singa

perladangan Kacaribu, perladangan Desa Kacaribu bersebelahan dengan perladangan warga Desa Singa. Melalui jalan pintas ini nantinya akan bertemu jalan utama Desa Singa. Kedua jalan alternatif ini kondisi jalannya beraspal meskipun ada beberapa ruas jalan yang sedikit rusak dan berlubang.

2.1.2. Sejarah Desa Singa

Sejarah terbentuknya desa dan penamaan desa singa mempunyai dua versi yang berbeda, versi pertama menceritakan nama desa diambil dari nama marga yang pertama menempati dan merintis keberadaan Desa Singa ini dipercaya sama dengan Marga Ginting Sinu Singa. 25 Ketika masuk kedaerah Tanah Karo, dia menjadi Marga Ginting Sinu Singa dan menetap di daerah yang sekarang disebut Singa. Penamaan Singa diberikan untuk mengingatkan pada keturunan mereka bahwa nenek moyang mereka yang menjadi simantek kuta 26 Versi kedua menceritakan nama desa diambil dari sebuah kisah, dimana sekitar 300 tiga ratus tahun lalu di daerah ini ada seorang lelaki yang gagah berani dalam melawan penjajah. adalah Ginting Sinu Singa. Sampai saat ini penduduk Desa Singa mempercayai bahwa marga simantek kuta adalah seseorang dengan Marga Ginting Sinu Singa yang berasal dari Desa Tongging. 27 25 Marga Sinu Singa ini dipercaya sama dengan marga Manihuruk yang berasal dari Desa Tongging. Desa Tongging berada di Kecamatan Merek Kab.Karo yang terletak di pinggiran Danau Toba. Saat ini marga Ginting Sinu Singa itu dikenal dengan marga Ginting saja. 26 Simantek Kuta adalah sebutan bagi orang yang membuka desa atau orang yang pertama kali mendiami wilayah tersebut dan menjadikannya pemukiman. 27 Kisah ini diproleh dari informan kunci Wahidin Ginting yang merupakan cucu dari Pa Nawari Karena keberaniaannya ini, orang-orang yang berani di daerah tersebut menganggap pria tersebut sebagai pimpinan mereka dalam melawan penjajah. Keberaniannya dan kegigihannya membuat pria ini mendapat julukan “Singa” oleh orang-orang di sekitarnya. Sebelum menetap di daerah yang menjadi wilayah Desa Singa saat ini, kelompok dibawah pimpinan lelaki gagah berani ini hidup berpindah-pindah. Pada awalnya kelompok ini tumbuh dan berkembang di daerah yang disebut Buah Pulut, setelah itu mereka berpindah lagi ke Kerangen Pa Nawari, dan terakhir mereka menetap sebuah daerah yang nantinya disebut Desa Singa sampai sekarang Di Desa Singa terdapat pembagian wilayah yang lazim ditemukan di daerah Tanah Karo, dimana desa Singa terbagi menjadi 2 dua kelompok pemukiman yang disebut dengan istilah kesain, yang biasanya Kesain dibagi berdasarkan marga dari si mantek kuta. Adapun nama kedua kesain di desa ini adalah Kesain Durin dan Kesain Mbelang. 28 Kedua kesain ini dulunya dipisahkan oleh sebuah hutan kecil dan kebun tebu. Dalam perkembagan bertambahnya jumlah penduduk, hutan dan kebun ini kini telah berubah menjadi daerah pemukiman, sehingga tidak begitu jelas lagi pemisah antara kedua kesain tersebut. Saat ini, aparat desa setempat membuat batasan antara kedua kesain dalam bentuk sebuah persimpangan yang menuju ke perladangan warga. Pembagian kesain ini sendiri dulunya dilakukan pemerintah yang berkuasa saat itu, yaitu sibayak kuta untuk memudahkan berjalannya pengaturan desa dan membedakan penduduk yang mendirikan rumah di pusat desa atau sekitar kesain kuta dan jambur 29 28 Nama Kesain Durin ini diberikan karena di daerah ini banyak sekali dijumpai pohon durian durin: ind. durian, sedangkan nama kesain Mbelang yang merupakan daerah awal pemukiman warga diambil karena kesain ini jauh lebih luas dari kesain durin tersebut mbelang: ind. Luas. 29 Sebuah tempat atau bangunan yang biasanya terdapat di tengah-tengah desa yang biasa dijadikan tempat melakukan acara-acara adat juga musyawarah warga desa. , Desa Singa memiliki dua jambur, yang pertama berada di Kesain Durin yang disebut Jambur Kesain Durin dan yang kedua berada di Kesain Mbelang yang disebut Jambur Kesain Mbelang. Dari segi usia, jambur Kesain Mbelang jauh lebih tua dari jambur yang satunya. Jambur Kesain Mbelang usianya hampir sama dengan usia desa ini yaitu sekitar 250 tahun. 30 Desa Singa berpenduduk sekitar 2193 jiwa, dengan perincian laki-laki 731 jiwa dan perempuan 1462 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sekitar 540. Penduduk desa ini hampir sebagian besar menganut agama Kristen 93, dan mayoritas yang tinggal di sesa ini adalah orang Karo 95. Mereka yang menjadi warga pendatang kalak si reh adalah orang Batak Toba 2, Jawa 2, sementara sisanya adalah orang Simalungun dan Nias. Masyarakat desa percaya bahwa pemukiman warga Desa Singa ini berawal dari daerah sekitar jambur. Sementara jambur Kesain Durin baru didirikan sekitar tahun 1976.

II.1.3. Keadaan Penduduk