Tata Ruang Hutan PENDAHULUAN

2.6. Tata Ruang Hutan

Hutan dalam bahasa Karo disebut Kerangen, dalam perkampungan Karo ada juga beberapa jenis Kerangen, yaitu kerangen juma, kerangen kesain, dan kerangen tua. Kerangen juma merupakan hutan milik pribadi seseorang karena hutan tersebut berada diladang orang tersebut. Kerangen kesain merupakan hutan milik kesain yang ada di desa, dan hutan ini digunakan untuk kebutuhan warga yang ada di kesain., misalnya untuk mengambil kayu bakar dan obat-obatan tradisional. Kalau ada warga luar kesain yang ingin mengambil sesuatu dari hutan harus permisi pada anak beru kesain. Kerangen kuta merupakan wilayah hutan yang menjadi milik desa dan dapat digunakan oleh seluruh warga desa dengan izin dari anak beru kuta. Hal ini untuk menghindari pengekploitasian yang berlebihan pada wilayah hutan. Kerangen tua merupakan hutan primer yang dijadikan penduduk untuk mengambil ijuk, rotan dan kayu untuk kebutuhan hidup, misalnya membuat atap sapo gubuk dan lainnya. Desa Singa memiliki wilayah hutan yang berbeda lokasinya, ketiga hutan itu adalah Kerangen Lengat, Kerangen Rabin dan Kerangen Belanjang. Kerangen Lengat berada di perbatasan Desa Singa dan Desa Bunuraya, Kerangen Rabin berada di Kesain Durin dekat dengan perbatasan Desa Singa dengan Desa Kutambelin. Dan Kerangen Belanjang merupakan kerangen yang pertama kita jumpai ketika memasuki wilayah Desa Singa. Kerangen-kerangen ini dapat dimasuki dari segala penjuru desa, sementara dari luar desa, Kerangen Lengat dapat dimasuki dari Desa Bunuraya dan Kutambelin, Kerangen Rabin juga dapat dimasuki dari Desa Kutambelin dan Kerangen Belanjang dapat dimasuki dari Kabanjahe. Hutan atau kerangen-kerangen tersebut merupakan kerangen kuta, yaitu hutan yang merupakan milik desa dan dapat digunakan oleh seluruh warga desa dengan izin anak beru kuta. 43 Luas areal pertanian secara keseluruhan sekitar 100 Ha, dalam bahasa Karo, areal perladangan ini disebut perjumaan. Ada beberapa nama areal Kerangen Lengat adalah hutan yang paling jarang dimasuki oleh masyarakat, karena letaknya yang cukup jauh dari wilayah pemukiman sekitar 2,5 Km dari pemukiman. Hal ini membuat ekosistem hutannya masih cukup terjaga, masih banyak dijumpai pohon-pohon besar berusia tua, ada juga pohon pinus, pohon durian dan kemiri serta pohon lain dengan diameter sekitar 1-1,3 meter. Selain itu, semak belukar yang memenuhi areal hutan juga membuat kita harus menebas beberapa diantaranya kalau hendak masuk ke dalam hutan. Kerangen Rabin yang berada di Kesain Durin merupakan kerangen kuta walaupun tempatnya di kesain, hutan ini bukan kerangen kesain. Hutan ini selain dekat dengan pemukiman juga dekat dengan areal perladangan, sehingga tidak sulit untuk mengaksesnya. Kerangen Belanjang yang terletak di pinggir sungai Lau Kersik merupakan hutan yang paling sering dimasuki baik oleh orang dewasa sampai anak-anak. Di pinggir hutan ini telah dibangun sarana pendidikan yaitu SD Belanjang dan SLTP Negeri 3 Tigapanah.

2.7. Tata Ruang Pertanian