3.1. 1Gaya hidup petani di Singa
Rutinitas keseharian petani Desa Singa dapat terlihat mulai dari persiapan ke ladang di pagi hari sampai aktifitas petani setelah pulang dari ladang di sore
hari. Variasi rutinitas petani juga terlihat dari waktu keberangkatan, persiapan keberangkatan berupa peralatan dan bekal untuk keseharian petani dalam
melakukan kegiatan pertaniannya di ladang. Saat melakukan perjalanan ke ladang, terlihat petani beriringan melewati sebuah jalan yang berbatu dan kerumunan
canda dan tawa yang terdengar sesama petani sambil membawa bekal dan ada yang memandu kerbau sambil bercerita hingga sampai di ladang masing-masing.
Sesampainya di ladang, suara keramain tidak seperti keberangkatan di pagi hari, karena setiap petani mempunyai kesibukan masing-masing dengan pemeliharaan
tanaman maupun pemeliharaan ternak bagi petani yang memiliki ternak. Pada saat keberangkatan pulang ke rumah, kerumunan akan terlihat lagi, dimana petani
yang mempunyai jam pulang yang tidak jauh berbeda dan akan berjumpa di sungai Garut untuk mandi dan membersihkan peralatan yang dibawa dari rumah
serta sebagian petani yang memiliki ternak kerbau atau lembu akan memberi minum ternaknya di sungai itu juga. Uniknya, perladangan Desa Singa harus
melewati sungai yang dilalui pada keberangkatan menuju ladang dan pulang dari ladang. Maka sungai ini dapat dikatakan sebagai tempat persinggahan bagi petani
sebelum dan sesudah melakukan kegiatan pertanian.
Rutinitas petani di Singa pada pagi hari Rutinitas petani pada pagi hari terlihat beranekaragam, dimana di Desa
Singa terdapat 4 empat pola rutinitas yang berbeda, yakni : beberapa petani berangkat keladang tanpa sarapan terlebih dahulu, beberapa petani makan pagi di
rumah dan membawa sekalian makan siang yang sudah dimasak di rumah, beberapa petani sarapan di rumah kemudian membawa bekal makan siang untuk
dimasak di ladang, dan beberapa petani sarapan di rumah dan pulang pada siang hari untuk makan siang di rumah.
Pola pertama, petani membawa bekal untuk makan pagi dan siang dan memasaknya di ladang, pada saat keberangkatan terlihat istri dan anak yang sudah
bertudung
46
46
Alat pembalut kepala pengganti topi dari jenis kain panjang yang di pakai dengan tehnik tertentu.
sedang membawa dengan menjingjing bekal makan itu yang sudah dipersiapkan sebelumnya dalam satu tempat, kemudian suami terlihat membawa
Gambar.3.1. Sungai Garut
peralatan bertani berupa cangkul, parang, sambil menggiring kerbau atau lembu. Rutinitas seperti ini biasa terlihat pada saat anak sekolah libur, dimana keluarga
inti ayah, ibu, dan anak bisa bersama melakukan kegiatan bertani dari pagi sampai sore hari.
Pola kedua, melihat beban yang dibawa hanya untuk makan siang maka beban istri tidak terlalu berat, sebagian dari peralatan untuk kegiatan bertani
dibawa untuk mengurangi beban dari suami. Kemudian untuk pola ketiga, terlihat istri membawa bekal beras dan air bersih yang banyak untuk dibawa ke ladang.
Suami terlihat membawa beberapa peralatan untuk kegiatan bertani, sebilah parang yang terselip di pinggang sambil tangan kanan memegang tali untuk
mengarahkan kerbau dan tangan kiri memegang seuntai tali tambah untuk kerbau. Pada pola keempat, peralatan dan bekal yang dibawa cukup sedikit
dibanding pola sebelumnya, dimana pada pola ini petani pulang kerumah pada siang hari untuk makan siang. Bekal yang dibawa pada pagi hari hanyalah air
minum dan peralatan bertani seadanya
Rutinitas petani di ladang Keanekaragaman rutinitas petani pada saat melakukan kegiatan bertani
dapat terlihat ketika melakukan rutinitasnya mulai dari pagi hari sampai sore hari. Rutinitas petani Desa Singa terdapat 5 lima pola, yakni ; pada pola pertama,
Beberapa petani sesampainya di ladang, suami berhenti sejenak untuk merokok kemudian melakukan pengguntingan pada tanaman jeruk sedangkan sang istri
sesampainya di ladang sama seperti suami, berhenti sejenak untuk makan sirih
dan kemudian beranjak untuk memungut hasil guntingan dahan tanaman jeruk untuk dikumpulkan dalam satu tempat kemudian dibakar.
Pada pola kedua, Sesampainya di ladang si suami berhenti sejenak untuk menghisap sebatang rokok sambil mempersiapkan alat babat dengan melakukan
penajaman alat babat dengan gerenda, kemudian langsung beranjak untuk membabat rumput di area tanaman jeruk dengan menggunakan mesin babat, sedangkan istri
terlihat membersihkan sekitar batang dengan menggunakan cangkol. Kemudain pada pola ketiga, pada saat siang hari si suami melakukan pembabatan pada area pagar
ladang yang ditumbuhi oleh tanaman kembang sepatu dengan menggunakan parang, sedangkan istri terlihat memetik beberapa sayuran untuk dimasak dengan
menggunakan peralatan seadanya. Selanjutnya, pada pola keempat terlihat beberapa petani setelah siap makan siang,
si suami pergi memindahkan ternak lembu dan kerbau ke area pengembalaan yang lain, sedangkan sang istri duduk di gubuk sambil makan sirih menunggu suami untuk
melanjutkan rutinitas pembersihan pada sekitar pohon jeruk. Pada pola kelima, keramaian mulai terlihat di beberapa perladangan pada siang hari. Keramaian itu
disebabkan karena anak-anak petani yang masih sekolah telah datang dan siap membantu orang tuanya di ladang. Para anak-anak ini dianjurkan orang tuanya
menggunakan busana ke ladang yang mereka sebut baju ku juma.
47
Setelah selesai makan siang, si suami pergi ke semak belukar untuk mengambil rumput-rumput liar
yang telah ditentukan sebagai pupuk organik untuk tanaman jeruk.
48
47
Yang dimaksud baju ku juma oleh petani Desa Singa adalah pakaian yang sudah robek-robek, pakaian yang terkena noda yang tidak bisa dicuci, tidak layak di pakai untuk rutinitas di rumah
maupun ke pasar.
48
Jenis rumput liar yang diambil petani untuk pupuk organik adalah sanggar, rih, sentar bunga, ersam bahasa lokal
Suami biasanya
dibantu oleh istri untuk memotong dan mengumpulkan rumput. Sementara itu, anak- anaknya membantu memindahkan rumput ke setiap batang jeruk.
49
Rutinitas petani menjelang pulang ke rumah Rutinitas petani di Desa Singa menjelang pulang kerumah dapat dibedakan
dalam 2 dua pola. Pertama, bagi petani-petani yang memiliki ternak lembu dan kerbau, maka si suami pergi mengambil rumput hijau ke area perladangan sendiri atau
perladangan petani lain yang mempunyai rumput makanan ternak yang belum terkena pestisida. Sementara itu, istri mengambil sayur-sayuran yang bisa dipetik untuk bekal
makan malam dan untuk sarapan besok pagi. Pada pola ini, rutinitas anak-anak petani tidak terlihat karena sudah lebih dahulu pulang kerumah untuk memasak nasi dan teh
untuk makan malam. Kemudian untuk lauk makan malam, si istri yang akan memasaknya dengan membawa sayuran yang dipetik dari ladang. Beberapa anak-anak
petani yang lebih dahulu pulang ke rumah hanya untuk bermain bersama teman- temannya.
Pada pola kedua, bagi petani yang tidak memiliki ternak, maka si suami mengumpulkan peralatan kegiatan pertanian untuk disimpan di dalam gubuk. Bagi
petani yang tidak mempunyai gubuk peralatan tersebut akan disimpan di semak-semak atau dibawa pulang ke rumah. Sementara itu, istri mengumpulkan peralatan makan
untuk dibawa kerumah dan sekaligus memetik cabai dan beberapa jenis sayuran yang ada di ladang yang kemudian dimasak untuk bekal makan malam dan sarapan besok
pagi.
49
Rumput yang sudah dipotong akan dikumpulkan bertumpuk dengan kapasitas pelukan anak- anaknya.
Rutinitas setelah tiba di rumah Pada sore hari sepulang dari ladang, terlihat beberapa petani berjalan
berbarengan menuju rumah masing-masing. Rutinitas petani di Desa Singa setelah tiba di rumah dapat dibedakan secara umum menjadi 2 dua pola. Pertama, Saat tiba di
rumah, petani yang tidak mempunyai ternak terlihat si suami langsung pergi ke kedai kopi untuk minum dan membeli rokok sebelum mandi dan makan malam. Sedangkan
istri langsung mencuci peralatan rumah tangga yang dibawa dari ladang dan memasak nasi serta lauknya untuk makan malam. Aktivitas anak yang lebih dahulu tiba di rumah
terlihat bermain-main dengan temannya, bagi anak perempuan terlihat duduk bareng bersama teman-temannya di tempat-tempat yang dianggap nyaman, seperti : teras
rumah salah satu petani, warung kelontong, dan di bawah pohon depan rumah. Sementara itu, anak laki-laki terlihat bermain sepak bola di lapangan dan sebagian lagi
duduk-duduk rame-rame di warung-warung pilihannya. Pola kedua, saat tiba di rumah, beberapa petani yang memiliki ternak lembu dan
kerbau terlihat si suami langsung pergi memberi minum ternaknya. Untuk meningkatkan nafsu makan ternaknya, suami memberi air yang telah dicampur dengan garam dan
kemudian mengandangkan dengan membawa rumput yang sudah diambil dari ladang ke kandang ternaknya. Rumput yang dibawa ke kandang ternak akan diberikan pada saat
ternak sesampainya di kandang atau besok pagi sebelum berangkat ke ladang. Sebelum pergi ke kedai kopi dan makan malam, si suami lebih dahulu mandi dan ganti pakaian.
Sementara itu, istri petani saat tiba di rumah terlihat langsung mandi dan bersih-bersih peralatan dari ladang, kemudian memasak sayur yang diambil dari ladangnya atau
meminta dari ladang sesama petani. Aktivitas anak yang lebih dahulu tiba di rumah, terlihat bermain-main dengan temanya. Bagi anak laki-laki terlihat menggunakan
waktunya untuk bermain sepak bola. Sementara itu, bagi anak perempuan terlihat duduk di teras salah satu temannya yang asik bercerita.
3.2. Pola Tanam Jeruk di Desa Singa