Pemanenan Pertanian Jeruk di Desa Singa

3.3.3. Pemanenan

Masa panen adalah waktu yang ditunggu-tunggu masyarakat petani Desa Singa, bagian ini akan mendeskripsikan 2 bentuk yang mencakup pemanenan, meliputi : waktu saat panen, dan cara panen. waktu panen Menurut masyarakat petani jeruk Desa Singa, waktu panen dapat di ketahui dengan 3 cara diantaranya, yaitu : berdasarkan ukuran, berdasarkan bentuk, dan berdasarkan warna buah. Berdasarkan ukuran jeruk memang dapat dipanen relatif, tergantung pemeliharaan yang dilakukan dengan buah yang besar atau kecil, akan tetapi petani jeruk memiliki pandangan sendiri dengan ukuran jeruk untuk dipanen. • Kelas A : buah jeruk berdiameter rata-rata 7,6 cm, sekitar 6 buah per kg • Kelas B : berdiameter 6,7, sekitar 8 buah per kg • Kelas C : berdiameter 5,9 sekitar 10 buah per kg. • Kelas D : berdiameter 5,8 cm, sekitar 12 - 14 buah per kg. Berdasarkan bentuk, setiap ladang bahkan setiap batangnya bentuk buah akan terlihat berbeda dan kualitas bentuk sangat mempengaruhi harga. di perladangan petani jeruk Desa Singa akan dibagi dalam 4 bentuk buah jeruk. • Buah yang bulat bundar dan bersih, buah ini termasuk kualitas yang bagus dan agen pembeli sangat suka dengan bentuk seperti ini. • Buah bulat bundar berbintik, buah ini termasuk bagian dari serangan hama, karena di sekitar kulit buah akan terlihat bintikan coklat dan membuat minat pembeli kurang walaupun kualitas sama dengan bentuk pertama. • Buah bulat lonjong, buah ini jarang sekali ditemukan dan termasuk buah yang gagal, karena selain rasanya yang kurang manis juga tidak disukai pembeli. • Buah bulat bolong, petani menyebut buah bolong bukan karena bolong dari bagian luar, akan tetapi dari luar akan terlihat bulat bundar dan ada lonjongan sekitar kulit buah dan didalamnya hanya berisi kecil dan ringan. Untuk kelas penjualan ekspor buah ini tidak bisa di jual dan akan disisikan pada saat panen dan di buat untuk jeruk peras. Berdasarkan warna kulit, petani jeruk Desa Singa mengenal 3 warna buah jeruk dan warna kulit jeruk juga mempengaruhi masa panen karena pembeli akan mengekspor buah ke berbagai daerah. Dalam hal ini warna kulit berpangaruh terhadap jarak ekspor. • Warna hijau, pada saat lepas dari masa bunga maka akan tumbuh buah. Buah yang timbul adalah warna hijau muda dan akan bertambah hijau tua seiring waktu sampai pada masa puncak pembesaran buah. Pada habis masa perkembangan pembesaran buah warna kulit jeruk akan terlihat hijau tua dan sudah bisa di panen untuk di ekspor jarak jauh seperti ke Pulau Batam. • Warna mbernau corak-corak kuning dan hijau, warna kulit jeruk seperti ini adalah warna paling pas untuk dilakukan transaksi jual beli, karena buah jenis warna ini cocok untuk di ekspor ke komoditi utama seperti ke Jakarta, Pekan Baru, dan Aceh. • Warna kuning, warna kulit ini adalah puncak dari warna buah jeruk, sebagian besar warna kulit jeruk yang sudah kuning memiliki rasa yang manis akan tetapi tidak bisa di ekspor keluar dari Provinsi Sumatera Utara karena ekspor jeruk memakan waktu yang lama dan warna kulit yang kuning sesampainya di tempat tujuan akan busuk atau lembam. Buah jenis warna ini biasanya hanya di konsumsi di daerah Kabanjahe, Brastagi, dan Kota Medan. Cara panen Petani Desa Singa untuk panen jeruk tidak menggunakan gunting akan tetapi menggunakan tangan dengan teknik memutar buah jeruk ke kiri atau ke kanan dengan gengaman jari-jari. Buah jeruk yang sudah dipetik dengan menggunakan tangan, akan dimasukkan ke dalam ember. kemudian akan dikumpulkan dalam suatu tempat yang sudah dilapisi tikar atau tenda dan di beri atap agar tidak terkena matahari dan antisipasi hujan.

3.4. Penjualan Hasil Produksi