waktunya untuk bermain sepak bola. Sementara itu, bagi anak perempuan terlihat duduk di teras salah satu temannya yang asik bercerita.
3.2. Pola Tanam Jeruk di Desa Singa
Tanaman jeruk merupakan tanaman musiman, dengan keadaan tanaman jeruk yang bersifat musiman membuat petani jeruk harus menunggu waktu 1 tahun agar
dapat memperoleh penghasilan dari tanaman jeruk tersebut.
50
3.2.1. Pola tanam campur tanaman jeruk dengan palawija padi jagung
Dalam menunggu waktu panen dari tanaman jeruk sebagai tanaman pokok bagi petani Desa Singa, tentu petani
tetap memerlukan pemasukan ekonomi untuk kelangsungan hidup dan untuk pemeliharaan tanaman jeruk itu sendiri, sehingga mendorong petani jeruk untuk
melakukan tanaman campuran. Selain pemasukan ekonomi, sempitnya lahan perladangan dan bertambahnya
penduduk juga mendorong masyarakat petani Desa Singa untuk mencari alternatif dengan pola tanam campuran. Petani menanam tanaman palawija dan beberapa jenis
tanaman hortikultura di sela-sela tanaman jeruk untuk menambah penghasilan. Pertanian campur yang terdapat di Desa Singa memiliki 3 tiga variasi pola tanam, yaitu
: pola tanam jeruk dengan tanaman palawija, pola tanam jeruk dengan tanaman hortikultura, dan pola tanam tunggal. Percampuran tanamaan tersebut dilakukan petani
dengan mempertimbangkan 3 tiga hal, meliputi : berdasarkan cuaca, berdasarkan usia, dan berdasarkan kebutuhan ekonomi.
Pada pola tanam campur ini pada umumnya dipengaruhi oleh usia tanaman jeruk. Pola tanam tanaman jeruk dengan palawija seperti jagung dan padi dapat terlihat
50
Waktu panen besar tanaman jeruk di Desa Singa adalah bulan 6 dan 7.
pada usia jeruk umur 1-3 tahun. Pada usia 1-3 tahun, rutinitas petani jeruk dalam pemeliharaan tidak terlalu mengganggu karena cabang-cabang pohon jeruk belum
terlalu lebar dan lebat. Pada usia inilah petani sering menanam tanaman jagung dan padi di celah barisan tanaman jeruk, karena pada usia seperti ini pada awalnya petani
melakukan pembukaan lahan baru dengan kondisi tanah yang masih subur dan belum banyak diserap tanaman produksi lain.
Pada saat ini, jarak tanam jeruk yang berproduksi sebagian besar terlihat menggunakan jarak 4 x 4. Akan tetapi, untuk penanaman lahan baru sudah
menggunakan jarak tanam 5 x 5 sehingga memiliki celah yang lumayan luas untuk penanaman padi dan jagung. Dengan jarak tanam 5 x 5, petani akan menanam padi atau
jagung di barisan tengah mengarah bentuk panjang ladang sehingga pada saat melakukan pemeliharaan tidak terlalu menggangu.
Untuk memperoleh bibit jagung dan padi biasanya didapat dari kerabat si petani. Perolehan padi selain dari kerabat sesama petani juga diproleh dari keluarga
maupun dibeli di kilang padi yang sudah dipilih berdasarkan kualitasnya. Sedangkan untuk bibit jagung, selain diproleh dari kerabat sesama petani biasanya diproleh dengan
membeli di pasar maupun tempat-tempat penjualan pupuk dan pestisida. Setelah masa panen padi dan jagung tiba, sisa limbah tanaman padi dan jagung akan di cangkul
sampai ke akarnya dan dipindahkan ke setiap pohon jeruk dalam bentuk melingkar sekitar batang dan ada juga petani jeruk melentangkan secara lurus dibarisan tanaman
jeruk sampai membusuk. Selain pola tanam campur ini dipengaruhi oleh usia tanaman jeruk, pola tanam
ini juga dipengaruhi oleh kebutuhan ekonomi masyarakat petani. Dengan kondisi kebutuhan hidup yang cendrung meningkat mendesak masyarakat petani lebih kreatif
dalam kegiatan bercocok tanam selain mengandalkan produksi tanaman jeruk dengan masa produksi yang lama. Dalam pola tanam ini, alasan petani jeruk menanam padi atau
jagung di area tanaman jeruk adalah persiapan untuk menjelang pesta tahunan yang di adakan setiap tahun sekali yaitu pada bulan 3.
Kebutuhan menjelang Kerja Tahun pesta tahunan merupakan tradisi bagi masyarakat Desa Singa. Dalam tradisi ini memerlukan biaya yang tidak sedikit, selain
kebutuhan akan beras dan daging serta makan kecil lain sebagi menu untuk tamu lemang, tape, dll masyarakat petani juga harus mengeluarkan biaya untuk kontribusi
acara gendang guro-guro aron
51
bagi keluarga yang memiliki anak mudai, terlebih lagi bagi anak perempuan untuk perlengkapan menari dan untuk biaya salon.
Tanaman yang mayoritas ditanam menjelang acara ini adalah tanaman padi, mengingat waktu produksi yang dibutuhkan untuk tanaman padi adalah 6 bulan dan
kegiatan pesta tahunan adalah bulan 3, maka kegiatan menanam padi sudah dilakukan petani pada bulan 8, 9, dan 10. Menurut pandangan masyarakat petani
alasan untuk menanam padi pada musim ini adalah untuk mengurangi biaya karena setidaknya beras tidak dibeli lagi dan kekurangan uang belanja untuk daging dan biaya
lainya dapat menjual hasil produksi padi. Selain itu, produksi padi dapat membantu pemasukan bagi keluarga yang produksi jeruk yang tidak maksimal dan jeraminya bisa
menjadi pengganti pupuk kimia yang relatif mahal
51
Gendang guro-guro aron dilaksanakan oleh suku masyarakat Karo dalam rangka syukuran terhadap hasil panen setiap tahun.
Gambar.3.2. Pola tanam campur jeruk + palawija Keterangan :
: Tanaman jeruk : Jarak 5 meter
: Lahan yang ditanam padi dan jagung : Batas ladang
3.2.2. Pola tanam campur tanaman jeruk dengan hortikultura sayur-sayuran