yang telah dipercaya di pasar tempat transaksi jual beli.
65
3.4.2. Sistem borong
Dalam transaksi ini petani jeruk yang mempercayai tukang kilo untuk menjual buah jeruknya terlebih dahulu
menentukan harga minimal untuk dijual. Setelah melakukan kesepakatan antara petani jeruk dan tukang kilo petani jeruk ini pergi melakukan rutinitasnya di pasar seperti
belanja-belanja dan mengunjugi anaknya yang sekolah di Kota Kabanjahe.
Pada saluran distribusi hasil produksi buah jeruk petani di Desa Singa, sebagian petani memilih untuk menjual buah jeruknya kepada pemborong atau tokeh rimo.
Pemborong atau tokeh rimo yang datang langsung melihat ke ladang jeruk petani untuk melihat kualitas buah, tafsiran jumlah buah dan menawarkan harga untuk petani.
Sebagian pemborong atau tokeh rimo tidak langsung memantau ke lokasi ladang jeruk petani. Akan tetapi, pemborong melakukan komunikasi tersendiri dengan salah satu
penduduk Desa Singa untuk menjadi penghubung dengan petani. Salah satu penduduk yang dipilih menjadi penghubung ini pada umumnya di pilih tokeh rimo berdasarkan
informasi dari masyarakat bahwa orang tersebut sudah memiliki pengalaman dibidang jual beli buah jeruk. Lain itu, tokeh rimo juga memilih keluarga yang ada di desa
tempatnya membeli buah jeruk. Orang yang disuruh pemborong untuk menjebatani tersebut atau masyarakat sering menyebut agen rimo melihat langsung ke ladang
petani, baik itu disuruh petani untuk melihat atau mendapat informasi dari sesama petani jeruk. Agen rimo yang melihat ke ladang petani melakukan komunikasi dengan
pembahasan kualitas buah dan jumlah tafsiran buah. Namun, masalah harga agen rimo terlebih melakukan komunikasi kepada tokeh rimo sebelum memberi penawaran
65
Tukang kilo adalah profesi sesorang yang bekerja menimbang berat barang-barang yang dijual di pasar.
kepada petani jeruknya. Setelah melakukan komunikasi antara agen rimo dan petani jeruk maka terjadilah tawar menawar antara petani jeruk dan agen rimo sampai
mendapat kesepakatan kedua belah pihak. Kata sepakat yang sudah dibicarakan, maka tokeh rimo atau agen rimo
menentukan kapan buah jeruk yang sudah dipanjar untuk menunjukan keseriusan pemborong untuk membelinya. Uang panjar diberikan tokeh rimo kepada petani biasa
sekitar Rp.500.000 – Rp.3.000.000. Dalam kesepakatan antara pemborong dan petani jeruk dalam menentukan biaya oprasional, pada umumnya aron yang bekerja memetik
buah jeruk dilimpahkan kepada petani jeruk. Dalam biaya keranjang serta biaya oprasional transportasi dari ladang ke gudang tokeh rimo sepenuhnya tanggung jawab
pemborong. Pada hari yang sudah disepakati untuk panen buah jeruk, petani bekerja untuk
memetik buah bersama aron yang sudah disiapkan sebelumnya. Disela-sela rutinitas petani dalam memetik buah jeruk, pemborong dan penyusun buah datang membawa
keranjang yang sudah diperseiapkan. Buah yang sudah dikeranjangkan akan ditimbang dengan memanggil salah satu keluarga petani jeruk untuk melihat jumlah berat buah
jeruknya sampai siap dan melakukan transaksi uang.
3.4.3. Sistem lelang