5 Recite Pada langkah ini, siswa diminta untuk mengingat kembali
pertanyaan dan jawaban yang telah dibuatnya dengan melakukan tanya jawab dengan teman sekelompoknya, kemudian membuat rangkuman
dari seluruh pembahasan pelajaran yang terdapat pada bahan bacaan.
26
6 Review Pada langkah terakhir ini siswa diminta untuk membaca
pertanyaan-pertanyaan dan jawaban yang diperoleh pada langkah sebelumnya, serta membaca rangkuman yang telah dibuatnya, bila perlu
mengulang kembali seluruh isi bahan bacaan jika merasa kurang yakin dengan jawabannya.
27
Langkah-langkah pada metode PQ4R apabila dikaitkan dengan pembelajaran, maka dapat disimpulkan bahwa melalui langkah preview
dan question siswa akan menghubungkan antara pengalaman dan pengetahuan yang telah dimiliki dengan topik yang sedang dipelajari.
Pada langkah read dan reflect siswa akan mempelajari dan memahami lebih dalam mengenai topik yang dibahas sehingga mereka memperoleh
pengetahuan baru dan memformulasikan pengetahuan itu untuk dirinya sendiri. Selanjutnya pada langkah recite, pengetahuan yang telah
terbentuk perlu dimantapkan melalui suatu latihan sehingga pengetahuan tersebut menjadi permanen dalam ingatan siswa. Setiap siswa memiliki
perbedaan dan keterbatasan, baik pengalaman, pengetahuan awal, dan kecepatan belajar, sehingga dapat berdampak pada kecepatan pemahaman
dan penguasaan materi ajar. Oleh karena itu, setiap siswa diberi kesempatan untuk meriview topik yang telah mereka pelajari tahap
review. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan metode PQ4R sangat mendukung dalam proses pembelajaran.
28
Dari langkah-langkah metode PQ4R yang telah diuraikan di atas, dapat dilihat bahwa metode PQ4R membantu siswa memahami materi
pelajaran, terutama terhadap materi-materi yang lebih sukar dan menolong
26
Trianto, Op.Cit., h. 149.
27
Ibid.
28
Pujawan, Op.Cit., h. 780-781.
siswa untuk berkonsentrasi lebih lama. Langkah-langkah permodelan pembelajaran dengan penerapan metode PQ4R terdapat pada tabel 2.1
berikut:
29
Tabel 2.1 Langkah-langkah Permodelan Pembelajaran dengan Penerapan Metode PQ4R
Langkah- langkah
Tingkah Laku Guru Aktivitas Siswa
Langkah 1 Preview
a. Memberikan bahan
bacaan kepada siswa untuk dibaca
b. Menginformasikan kepada siswa bagaimana
menemukan ide
pokoktujuan pembelajaran yang hendak dicapai
Membaca selintas dengan cepat untuk menemukan
ide pokok
tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai Langkah 2
Question a. Menginformasikan kepada siswa
agar memperhatikan makna dari bacaan
b. Memberikan tugas kepada siswa untuk membuat pertanyaan dari
ide pokok
yang ditemukan
dengan menggunakan kata-kata apa,
mengapa, siapa,
dan bagaimana
a. Memperhatikan penjelasan guru
b. Menjawab pertanyaan
yang telah dibuatnya
Langkah 3 Read
Memberikan tugas kepada siswa untuk membaca dan menanggapi
menjawab pertanyaan yang telah disusun sebelumnya
Membaca secara
aktif sambil
memberikan tanggapan terhadap apa
yang telah dibaca dan menjawab pertanyaan yang
dibuatnya
Langkah 4 Reflect
Mensimulasi menginformasikan
materi yang ada pada bahan bacaan Bukan
hanya sekedar
menghafal dan mengingat materi
pelajaran tetapi
mencoba memecahkan
masalah dari
informasi yang diberikan oleh guru
dengan pengetahuan yang telah
diketahui melalui
bahan bacaan Langkah 5
Recite Meminta siswa membuat intisari
dari seluruh pembahasan pelajaran yang dipelajari hari ini
a. Menanyakan dan
menjawab pertanyaan-
pertanyaan b. Melihat catatan-catatan
intisari yang telah dibuat sebelumnya
c. Membuat intisari dari
29
Trianto, Op.Cit., h. 150-151.
seluruh pembahasan Langkah 6
Review a. Menugaskan
siswa membaca
intisari yang dibuatnya dari rincian ide pokok yang ada dalam
benaknya b. Meminta
siswa membaca
kembali bahan bacaan, jika masih belum yakin dengan jawabannya
a. Membaca intisari yang telah dibuatnya
b. Membaca kembali bahan bacaan siswa jikia masih
belum yakin
akan jawaban
yang telah
dibuatnya Sumber: Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik
d. Keunggulan dan Kelemahan Metode PQ4R
Metode PQ4R memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan, antara lain sebagai berikut:
30
1 Keunggulan a. Sangat tepat digunakan untuk materi pelajaran yang bersifat
pengetahuan deklaratif b. Membantu siswa yang daya ingatnya lemah untuk menghapal
materi pelajaran, serta meningkatkan keterampilan proses bertanya dan mengkomunikasikan pengetahuannya
c. Mudah diterapkan pada semua jenjang pendidikan 2 Kelemahan
a. Tidak tepat diterapkan untuk materi pelajaran yang bersifat pengetahuan prosedural
b. Sangat sulit dilaksanakan jika buku paket tidak tersedia di sekolah
c. Tidak efektif dilaksanakan pada kelas dengan jumlah siswa yang terlalu banyak.
30
Muhammad Ali, “Model Pembelajaran Strategi Belajar Elaborasi Metode PQ4R.” Tersedia: http:muhammadalitomacoa.blogspot.com200904model-pembelajaran-pq4r.html
2. Gaya Belajar
a. Pengertian Gaya Belajar
Gaya belajar terbagi dalam dua kata, yaitu gaya dan belajar. Menurut etimologi gaya atau cara diartikan jalan melakukan sesuatu,
sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.
31
Sehingga gaya belajar dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan untuk memperoleh kepandaian atau ilmu.
Menurut DePorter dan Hernacki dalam Quantum Learning, gaya belajar secara umum dapat dilihat dari modalitas dan dominasi otak.
Modalitas adalah cara yang ditempuh seseorang agar dapat menyerap informasi dengan mudah. Sedangkan dominasi otak adalah cara seseorang
dalam mengatur dan mengolah informasi. Jadi, gaya belajar adalah kombinasi dari cara yang ditempuh seseorang dalam menyerap, mengatur
serta mengolah informasi dengan mudah.
32
Hal serupa juga diungkapkan Gunawan dalam Genius Learning Strategy, gaya belajar adalah cara yang lebih seseorang sukai dalam
melakukan kegiatan berpikir, memproses dan mengerti suatu informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang belajar dengan
menggunakan gaya belajar dominan yang mereka miliki, akan mencapai nilai yang jauh lebih tinggi dibandingkan jika belajar dengan cara yang
tidak sejalan dengan gaya belajar mereka.
33
Lebih lanjut menurut Bandler dan Grinder dalam DePorter yang dikutip oleh Susanto, gaya belajar merupakan suatu saringan yang
digunakan seseorang dalam proses belajar, pemrosesan informasi yang diterimanya, dan juga komunikasi.
34
Berdasarkan pada
Neuro-Linguistic Programming
yang dikembangkan oleh Richard Bandler dan John Grinder dalam model
31
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. “ KBBI.” Tersedia: http:pusatbahasa.depdiknas.go.idkbbiindex.php
32
Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, cet.ke-4. Bandung : Kaifa, 1999, h. 110-112.
33
Adi W. Gunawan, Genius Learning Strategy, cet.ke-4. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007, h. 139.
34
Handy Susanto, “Meningkatkan Konsentrasi Siswa Melalui Optimalisasi Modalitas Belajar Siswa,” Jurnal Pendidikan Penabur - No.06Th.VJuni 2006: h. 47. Tersedia:
http:www.bpkpenabur.or.idfilesHal.46-51 Meningkatkan Konsentrasi.pdf
strategi komunikasi, diketahui bahwa selain memasukkan informasi dari kelima indera, juga terdapat preferensi bagaimana kita menciptakan dan
memberikan arti pada suatu informasi. Secara umum preferensi sensori yang digunakan yaitu berdasarkan pada visual penglihatan, auditori
pendengaran, dan kinestetik sentuhan dan gerakan, yang dikenal dengan nama modalitas V-A-K.
35
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa gaya belajar adalah cara belajar yang digunakan seseorang untuk memperoleh ilmu atau
pengetahuan. Cara belajar yang digunakan tersebut berbeda-beda setiap individu, karena tergantung dari kebiasaan belajar dimana seseorang
merasa paling efektif dan efisien dalam menerima, memproses, menyimpan dan mengeluarkan sesuatu yang dipelajari.
b. Macam-macam Gaya Belajar
Menurut DePorter dan Hernacki, modalitas belajar terbagi menjadi 3, yaitu modalitas visual, auditori dan kinestetik V-A-K. Pelajar visual
belajar melalui apa yang mereka lihat, pelajar auditori melakukannya melalui apa yang didengar, dan pelajar kinestetik belajar lewat gerakan
dan sentuhan.
36
Menurut Bandler dan Grinder yang dikutip oleh DePorter, walaupun kebanyakan orang memiliki akses ke ketiga modalitas yaitu,
visual, auditori, dan kinestetik, hampir semua orang cenderung pada salah satu modalitas belajar. Namun, berbeda dengan pendapat Markova, orang
tidak hanya cenderung pada salah satu modalitas, mereka juga memanfaatkan kombinasi modalitas tertentu yang memberi mereka bakat
dan kekurangan alami tertentu.
37
35
Gunawan, Op.Cit., h. 143.
36
DePorter dan Hernacki, Op.Cit., h. 112.
37
Bobbi DePorter, Mark Reardon, Sarah Singer-Nourie, Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas Bandung: Kaifa, 2000, h. 85.