Analisis Penerapan Metode PQ4R

Tabel 4.1. Persentase Kontribusi Gaya Belajar Berdasarkan Penerapan Metode PQ4R No. Kegiatan Dominan Visual Dominan Auditori Dominan Kinestetik 1. Pendahuluan √ √ √ 2. Inti Metode PQ4R Preview √ 3. Question √ √ √ 4. Read √ √ √ 5. Reflect √ √ 6. Recite √ √ √ 7. Review √ √ 8. Penutup √ Jumlah 7 7 4 Persentase 87,5 87,5 50 Berdasarkan pada uraian dan Tabel 4.1 di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa pada pembelajaran menggunakan metode PQ4R, keseluruhan langkah-langkahnya didominasi oleh kontribusi gaya belajar dominan visual dan dominan auditori yang jika dipersentasekan berkisar 87,5 dari keseluruhan langkah-langkah pembelajaran. Kontribusi gaya belajar dominan kinestetik adalah yang paling sedikit, yaitu berkisar 50 dari keseluruhan langkah-langkah pembelajaran. Sedangkan bagi siswa multi, memiliki kontribusi sepenuhnya pada keseluruhan langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode PQ4R, hal ini dikarenakan siswa multi mengoptimalkan berbagai gaya belajar baik visual, auditori maupun kinestetik. Analisis penerapan metode PQ4R berdasarkan kontribusi gaya belajar siswa secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 6. Pada pertemuan pertama, kegiatan pembelajaran menggunakan metode PQ4R belum terlaksana dengan baik. Langkah-langkah pada metode PQ4R belum terlaksana sepenuhnya, hal ini dikarenakan belum terbiasanya pembelajaran menggunakan metode PQ4R, dan hal lainnya yaitu siswa merasa direpotkan dengan penggunaan metode ini karena terbiasa dengan pembelajaran menggunakan metode ceramah, sehingga waktu yang tersedia belum dapat dioptimalkan untuk penggunaan metode ini. Pada pertemuan kedua, kegiatan pembelajaran menggunakan metode PQ4R sudah terlaksana dengan baik. Langkah-langkah pada metode PQ4R sudah terlaksana sepenuhnya, karena siswa mulai terbiasa dengan pembelajaran menggunakan metode PQ4R. Akan tetapi, tugas berupa rangkuman menjadi tugas di rumah, hal ini dikarenakan siswa yang baru beradaptasi dengan metode ini sehingga belum dapat mengoptimalkan waktu yang ada dalam menerapkan pembelajaran menggunakan metode PQ4R. Pada pertemuan ketiga dan keempat, kegiatan pembelajaran menggunakan metode PQ4R sudah terlaksana dengan baik. Langkah-langkah pada metode PQ4R sudah terlaksana sepenuhnya, karena siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran menggunakan metode PQ4R. Akan tetapi, waktu pembelajaran yang tersedia masih kurang untuk melaksanakan pembelajaran dengan metode PQ4R secara optimal. Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode PQ4R yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode PQ4R pada proses pembelajaran telah berjalan dengan baik, dan siswa mampu melaksanakan setiap langkah pada pembelajaran menggunakan metode PQ4R, hanya perlu membiasakan diri dalam penerapannya. Walaupun faktor waktu yang dialokasikan untuk proses pembelajaran menggunakan metode PQ4R yang optimal masih kurang. Observasi kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode PQ4R dapat dilihat secara lengkap pada Lampiran 4 dan 5.

B. Gaya Belajar Siswa

Berdasarkan hasil analisis gaya belajar siswa melalui kuesioner gaya belajar visual-auditori-kinestetik VAK yang diambil dari Bobbi DePorter, Mark Reardon, Sarah Singer-Nourie dalam bukunya yang berjudul “Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas”, dapat dilihat secara lengkap pada Gambar 4.1: Gambar 4.1. Chart Persentase Gaya Belajar Siswa 34 20 27 19 Gaya Belajar Dom inan Visual Dom inan Audit or i Dom inan Kinest et ik M ult i Pada Gambar 4.1 dapat diinterpretasikan bahwa jumlah siswa yang paling banyak adalah siswa dengan gaya belajar dominan visual, yaitu sebanyak 22 siswa atau sebesar 34 dari 64 siswa yang dijadikan sampel. Sedangkan jumlah siswa yang paling sedikit adalah siswa dengan gaya belajar multi yaitu sebanyak 12 siswa atau sebesar 19. Analisis secara rinci mengenai gaya belajar siswa dapat dilihat pada Lampiran 9. Gaya belajar adalah adalah cara yang lebih seseorang sukai dalam melakukan kegiatan berpikir, memproses dan mengerti suatu informasi. 79 Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan belajar menggunakan cara yang melibatkan indera yang dimiliki sebagai kecenderungan atau dominansi yang lebih disukai, dimana seseorang merasa lebih efektif dan efisien dalam menerima, memproses, menyimpan dan mengeluarkan sesuatu yang dipelajari. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kecenderungan atau dominansi yang paling banyak dimiliki oleh siswa kelas VIII-1 dan VIII-2 adalah visual, yang berarti bahwa sebagian besar siswa mengoptimalkan mata atau penglihatannya dalam proses belajar.

C. Hasil Belajar IPA

Data hasil belajar IPA siswa yang dikumpulkan penulis dalam penelitian ini meliputi tes kemampuan awal pre-test dan tes kemampuan akhir post-test, pembelajaran menggunakan metode PQ4R Preview, Question, Read, Reflect, Recite, and Review pada konsep stuktur dan fungsi jaringan tumbuhan, dengan jumlah siswa sebanyak 64 orang yang terdiri dari 2 kelas kelas VII.1 dan kelas VII.2. Instrumen tes yang digunakan sebelumnya telah diuji validasi dan reliabilitasnya. Sehingga, instrumen tes tersebut telah layak digunakan untuk hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa dianalisis untuk mengetahui adanya perbedaan dengan gaya belajar siswa pada pembelajaran menggunakan metode PQ4R. 79 Adi W. Gunawan, Genius Learning Strategy, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007, h. 139.

1. Siswa Dominan Visual

Dari hasil penghitungan statistik nilai pre-test siswa dominan visual dapat diinterpretasikan bahwa skor terendah yang diperoleh siswa yaitu 17, sedangkan skor tertinggi sebesar 43, dengan nilai rata-rata sebesar 29,86. Nilai tersebut diperoleh dari hasil tes yang diberikan sebelum dilakukan proses pembelajaran. Kegiatan ini untuk mengetahui pengetahuan awal siswa mengenai materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan. Penghitungan statistik dapat dilihat secara lengkap pada Tabel 4.2: Tabel 4.2. Hasil Pre-test Siswa Dominan Visual No. Interval Nilai Tengah Frekuensi 1. 17-21 19 1 2. 22-26 24 8 3. 27-31 29 6 4. 32-36 34 3 5. 37-41 39 3 6. 42-46 44 1 Jumlah 29 Dari Tabel 4.2 dapat diinterpretasikan bahwa skor hasil belajar siswa yang paling banyak diperoleh siswa berada pada titik tengah 24 atau pada interval 22-26 yaitu sebanyak 8 siswa atau sebesar 36,4. Siswa yang mendapat skor di atas rata-rata sebanyak 11 siswa atau sebesar 50. Siswa yang mendapat nilai dibawah rata-rata sebanyak 11 siswa atau sebesar 50, dengan demikian dapat dikatakan bahwa siswa dominan visual belum memiliki hasil belajar yang baik, karena semua siswa memiliki hasil belajar dibawah kriteria ketuntasan minimal KKM sekolah tersebut yaitu sebesar 60. Sedangkan dari hasil penghitungan statistik nilai post-test dapat diinterpretasikan bahwa skor terendah yang diperoleh siswa yaitu 51, sedangkan skor tertinggi sebesar 77, dengan nilai rata-rata sebesar 61,5. Nilai tersebut diperoleh dari hasil tes yang diberikan setelah dilakukan proses pembelajaran menggunakan metode PQ4R. Penghitungan statistik dapat dilihat secara lengkap pada Tabel 4.3: