Siswa Multi Hasil Belajar IPA

Tabel 4.9. Hasil Post-test Siswa Multi No. Interval Nilai Tengah Frekuensi 1. 51-58 54,5 3 2. 59-66 62,5 4 3. 67-74 70,5 1 4. 75-82 78,5 2 5. 83-90 86,5 2 Jumlah 12 Dari Tabel 4.9 dapat diinterpretasikan bahwa skor hasil belajar siswa yang paling banyak diperoleh siswa berada pada titik tengah 62,5 atau pada interval 59-66 yaitu sebanyak 4 siswa atau sebesar 33,33. Siswa yang mendapat skor di atas rata-rata sebanyak 5 siswa atau sebesar 41,67. Siswa yang mendapat nilai dibawah rata-rata sebanyak 7 siswa atau sebesar 58,33 dengan demikian dapat dikatakan bahwa siswa multi memiliki hasil belajar yang cukup baik. Tetapi masih terdapat 3 siswa yang memiliki hasil belajar dibawah KKM. Dalam proses pembelajaran menggunakan metode PQ4R dapat dilihat bahwa hasil belajar pada konsep struktur dan fungsi jaringan tumbuhan yang dimiliki siswa multi dapat tercapai dengan baik. Hasil belajar siswa dapat tercapai dengan baik sebagai output dari multi gaya belajar. Hasil belajar siswa multi setelah melakukan proses pembelajaran menggunakan metode PQ4R pada konsep struktur dan fungsi jaringan tumbuhan berdasarkan penghitungan statistik memiliki nilai rata-rata 68,08 termasuk dalam kriteria baik karena diatas KKM. Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran menggunakan metode PQ4R memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa dominan kinestetik. Terlihat dari jumlah siswa yang mencapai belajar tuntas adalah 9 dari 12 siswa atau 75. Terkait dengan studi ini, hasil belajar yang merupakan hasil dari proses belajar yang dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam kegiatan pembelajaran, yaitu gaya belajar sebagai suatu cara yang digunakan siswa untuk memperoleh pengetahuan, dan faktor ekternal-internal lain sebagai penentu berikutnya. Satu kelemahan yang diamati selama proses belajar mengajar berlangsung adalah bahwa belum terbiasanya pembelajaran menggunakan metode PQ4R dalam proses belajar, akibatnya adalah waktu pembelajaran yang tersedia masih kurang untuk melaksanakan pembelajaran dengan metode PQ4R secara optimal. Pada pertemuan pertama, langkah-langkah dalam pembelajaran menggunakan metode PQ4R belum terlaksana sepenuhnya, karena belum terbiasanya pembelajaran menggunakan metode tersebut dan keterbatasan waktu pembelajaran. Pada pertemuan kedua, langkah-langkah metode PQ4R sudah terlaksana sepenuhnya, akan tetapi tugas berupa rangkuman menjadi tugas siswa di rumah. Pada pertemuan ketiga dan keempat, langkah-langkah metode PQ4R sudah terlaksana sepenuhnya karena siswa mulai terbiasa dengan metode PQ4R. Berdasarkan data-data statistik dan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada konsep struktur dan fungsi jaringan tumbuhan menggunakan metode PQ4R dapat tercapai dengan baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa penelitian, seperti Gusti Ayu Mahayukti dalam penelitiannya yang berjudul Pengembangan Model Pembelajaran Generatif dengan Metode PQ4R dalam Upaya Meningkatkan kualitas Pembelajaran Matematika Siswa Kelas IIB SLTP Laboratorium IKIP Negeri Singaraja, menyatakan bahwa pembelajaran generatif dengan metode PQ4R pada siswa kelas II B SLTP Laboratorium IKIP Negeri Singaraja dapat mereduksi miskonsepsi dan meningkatkan hasil belajar matematika siswa. 80 Kasman Arifin dan Muhammad Ali dalam penelitiannya yang berjudul Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasan Kelangsungan Hidup Organisme Melalui Penerapan Strategi-strategi Belajar PQ4R pada Siswa Kelas IIIC SMPN Kendari, menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran strategi- strategi elaborasi metode elaborasi PQ4R dapat meningkatkan prestasi belajar 80 Gst Ayu Mahayukti, “Pengembangan Model Pembelajaran Generatif dengan Metode PQ4R dalam Upaya Meningkatkan kualitas Pembelajaran Matematika Siswa Kelas IIB SLTP Laboratorium IKIP Negeri Singaraja,” Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 2 TH. XXXVI April 2003: h. 10. siswa. 81 Dan Mahmudah dalam skripsinya yang berjudul Penerapan Metode Pembelajaran PQ4R dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa, menyatakan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah dilaksanakannya pembelajaran dengan penerapan metode PQ4R. 82

D. Perbedaan Hasil Belajar IPA Menggunakan Metode PQ4R Berdasarkan

Gaya Belajar Siswa 1. Pengujian Prasyarat Analisis Data Hasil Belajar a. Deskripsi Data Hasil Belajar Dari hasil penghitungan statistik, diperoleh data hasil belajar dari siswa dominan visual, siswa dominan auditori, siswa dominan kinestetik, dan siswa multi sebagai berikut: Tabel 4.10. Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Data V A K M Pre Post N-Gain Pre Post N-Gain Pre Post N-Gain Pre Post N-Gain N 22 13 17 12 29,86 61,5 0,4482 27,85 63,08 0,487 33,59 63,47 0,4488 33,25 68,08 0,5229 SD 6,549 7,334 0,1086 5,32 10,19 0,1338 8,434 10,16 0,1419 10,341 12,07 0,1776 Var 42,89 53,79 0,0118 28,31 103,9 0,0179 71,13 103,1 0,0201 106,93 145,72 0,0315 Me 30 61,5 0,461 29 60 0,4366 31 60 0,3944 31 66 0,4855 Mo 23 57 0,4416 31 60 0,3875 31 57 0,3485 31 66 - Berdasarkan data pada Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai rata- rata dari pre-test pada masing-masing gaya belajar yang dilakukan sebelum proses pembelajaran menggunakan metode PQ4R adalah tidak berbeda signifikan. Begitu pula nilai rata-rata dari post-test pada masing- masing gaya belajar yang dilakukan setelah proses pembelajaran menggunakan metode PQ4R juga tidak berbeda signifikan. Peningkatan hasil belajar siswa pada masing-masing gaya belajar dapat dilihat secara langsung dari nilai rata-rata n-gain. Peningkatan 81 Kasman Arifin dan Muhammad Ali, “Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasan Kelangsungan Hidup Organisme Melalui Penerapan Strategi-strategi Belajar PQ4R pada Siswa Kelas IIIC SMPN Kendari,” Jurnal MIPMIPA, Vol. 6, No. 2 Agustus 2007: h. 185. 82 Mahmudah, “Penerapan Metode Pembelajaran PQ4R dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa: Penelitian Tindakan Kelas di X-A MA Daarul Ma’arif Cilandak Jakarta Selatan,” Skripsi S1 Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010, h. 74. hasil belajar pada masing-masing gaya belajar termasuk dalam kategori sedang, yaitu berada pada 0,7g0,3. Peningkatan rata-rata pre-test dan post-test seluruh siswa berdasarkan kategori gaya belajar dapat dilihat pada Gambar 4.2: Gambar 4.2. Diagram Batang Peningkatan Rata-rata Pre-test dan Post-test Peningkatan rata-rata pre-test dan post-test siswa dominan visual adalah sebesar 31,64 atau 105,96. Peningkatan rata-rata pre-test dan post-test siswa dominan auditori adalah sebesar 35,23 atau 126,5. Peningkatan rata-rata pre-test dan post-test siswa dominan kinestetik adalah sebesar 29,88 atau 88,96. Sedangkan peningkatan rata-rata pre- test dan post-test siswa multi adalah sebesar 34,8 atau 104,66. Ketuntasan belajar siswa berdasarkan kategori gaya belajar dapat dilihat pada Gambar 4.3: Gambar 4.3. Diagram Batang Ketuntasan Belajar Kategori ketuntasan belajar siswa berdasarkan KKM sekolah, yaitu sebesar 60. Rata-rata nilai pre-test dari siswa dominan visual, siswa dominan auditori, siswa dominan kinestetik, dan siswa multi lihat Tabel 4.10 masih dibawah KKM. Sedangkan rata-rata nilai post-test 20 40 60 80 Dom inan Visual Dom inan Audit ori Dom ian Kinest et ik m ult i pre-t est post -t est 20 40 60 80 Dom inan Visual Dom inan Audit ori Dom inan Kinest et ik M ult i Ket unt asan Belajar Sisw a dari siswa dominan visual, siswa dominan auditori, siswa dominan kinestetik, dan siswa multi telah mencapai KKM. Jumlah siswa dominan visual yang tuntas belajar sebesar 59,1 atau 13 dari 22 siswa, siswa dominan auditori sebesar 69,23 atau 9 dari 13 siswa, siswa dominan kinestetik sebesar 52,94 atau 9 dari 17 siswa, dan siswa multi yaitu sebesar 75 atau 9 dari 12 siswa. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa peningkatan rata-rata pre-test dan post-test tertinggi terdapat pada siswa dominan auditori. Rata-rata pre-test tertinggi diperoleh oleh siswa dominan kinestetik, sedangkan rata-rata post-test tertinggi diperoleh oleh siswa multi. Jumlah siswa terbanyak yang telah mencapai ketuntasan belajar adalah siswa multi. b. Deskripsi Data Hasil Uji Normalitas Hasil penghitungan uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 4.11: Tabel 4.11. Hasil Uji Normalitas Uji Normalitas N L hitung L tabel Kesimpulan D o m in an V is u al Pre-Test 22 0,1315 0,190 Ho diterima Post-Test 22 0,1382 0,190 Ho diterima N-Gain 22 0,1327 0,190 Ho diterima D o m in an A u d it o ri Pre-Test 13 0,1263 0,234 Ho diterima Post-Test 13 0,2333 0,234 Ho diterima N-Gain 13 0,2716 0,234 Ho ditolak D o m in an K in e st et ik Pre-Test 17 0,2448 0,206 Ho ditolak Post-Test 17 0,2213 0,206 Ho ditolak N-Gain 17 0,2175 0,206 Ho ditolak M u lt i Pre-Test 12 0,2538 0,242 Ho ditolak Post-Test 12 0,1508 0,242 Ho diterima N-Gain 12 0,1293 0,242 Ho diterima Berdasarkan Tabel 4.11, pengujian normalitas pre-test pada siswa dominan visual, didapatkan Lo = 0,1315, normalitas post-test didapatkan Lo = 0,1382, dan normalitas n-gain didapatkan Lo = 0,1327. Sedangkan nilai Lt pada taraf signifikansi 5 dan n = 22 adalah sebesar 0,190. Maka dapat disimpulkan bahwa data pre-test, post-test dan n-gain terdistribusi normal karena Lo lebih kecil daripada Lt. Hasil