Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
barang, dan sebagainya, baik secara positif atau negatif. Sikap attitude siswa yang positif, terhadap guru dan mata pelajaran
yang guru sajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut. Sebaliknya, sikap negatif siswa terhadap
guru dan mata pelajaran yang guru sajikan, apalagi jika diiringi kebencian kepada guru atau mata pelajaran yang gurru sajikan,
dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut. Bakat Siswa
Menurut Chaplin dalam Reber, bakat aptitude adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai
keberhasilan pada masa yang akan datang. Bakat juga diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa
banyak bergantung pada upaya pendidikan dan pelatihan. Setiap orang memilki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi
sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Bakat dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar
bidang-bidang studi tertentu. Minat Siswa
Minat interest berarti keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat memengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa
dalam bidang-bidang studi tertentu. Umpamanya, seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap biologi akan memusatkan
perhatiaannya lebih banyak daripada siswa lainnya. Pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang yang
memungkinkan siswa tersebut untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.
Motivasi Siswa Menurut Gleitman dalam Reber, motivasi berarti pemasok
daya energizer untuk bertingkah laku secara terarah. Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang dapat
mendorongnya melakukan tindakan belajar. Termasuk dalam motivasi intrinsik siswa adalah perasaan menyenangi materi dan
kebutuhannya terhadap materi tersebut, misalnya untuk kehidupan masa depan siswa yang bersangkutan. Adapun motivasi ekstrinsik
adalah hal dan keadaan yang datang dari luar individu siswa yang mendorongnya melakukan kegiatan belajar. Pujian dan hadiah,
peraturan tata tertib sekolah, suri teladan orangtua, guru dan seterusnya merupakan contoh-contoh konkret motivasi ekstrinsik
yang dapat menolong siswa untuk belajar. Kekurangan atau ketiadaan motivasi, baik yang bersifat internal maupun eksternal,
akan menyebabkan kurang bersemangatnya siswa dalam proses belajar.
2 Faktor Eksternal Siswa Faktor dari luar siswa terdiri dari dua macam, yakni faktor
lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial. a Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para tenaga kependidikan kepala sekolah dan wakil-wakilnya serta teman-
teman sekelas dapat memengaruhi semangat belajar seorang siswa. Selanjutnya,
masyarakat dan
tetangga juga
teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa juga termasuk
lingkungan sosial siswa yang memengaruhi aktivitas belajar siswa, misalnya kondisi masyarakat di lingkungan kumuh yang serba
kekurangan. Lingkungan sosial yang lebih banyak memengaruhi kegiatan
belajar siswa adalah orangtua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat- sifat orangtua, praktik pengelolaan keluarga, keteganga keluarga,
dan demografi keluarga letak rumah, semuanya dapat memberi dampak baik atau buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang
dicapai siswa.
b Lingkungan Nonsosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah
gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar
yang digunakan siswa. Faktor-faktor tesebut turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.
Sebagai contoh, kondisi rumah yang sempit dan berantakan serta perkampungan yang terlalu padat dan tak memiliki sarana
umum untuk kegiatan remaja seperti lapangan voli akan mendorong siswa untuk berkeliaran ke tempat-tempat yang
sebenarnya tidak pantas dikunjungi. Kondisi rumah dan perkampungan yang seperti itu jelas berpengaruh buruk terhadap
kegiatan belajar siswa. 3 Faktor pendekatan belajar approach to learning
Disamping faktor-faktor internal dan eksternal siswa, faktor pendekatan belajar juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan
proses belajar siswa. Pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran, diantaranya, pendekatan tinggi speculative dan achieving,
pendekatan sedang analitical dan deep, dan pendekatan rendah reproductive dan surface.
Selain faktor-faktor yang telah disebutkan di atas, menurut Gagne, Briggs, dan Wager dalam Prawiradelaga, proses belajar dapat terjadi
karena adanya sinergi memori jangka pendek dan jangka panjang yang diaktifkan melalui penciptaan faktor eksternal, yaitu pembelajaran atau
lingkungan belajar. Melalui inderanya, siswa dapat menyerap materi secara berbeda. Pemberdayaan yang optimal dari seluruh indera seseorang
dalam proses belajar dapat menghasilkan kesuksesan bagi seseorang. Menurut Magnesen yang dikutip oleh Prawiradelaga, belajar terjadi
dengan:
57
57
Prawiradelaga, Op.Cit., h. 24.
1 Membaca, dapat menyerap pengetahuan sebanyak 10 2 Mendengar, dapat menyerap pengetahuan sebanyak 20
3 Melihat, dapat menyerap pengetahuan sebanyak 30 4 Melihat dan mendengar, dapat menyerap pengetahuan sebanyak
50 5 Mengatakan, dapat menyerap pengetahuan sebanyak 70
6 Mengatakan sambil mengerjakan, dapat menyerap pengetahuan sebanyak 90
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa seseorang yang belajar dengan mengoptimalkan indera yang dimilikinya melalui
keterlibatan secara langsung dalam suatu kegiatan atau mengerjakan sesuatu merupakan cara belajar yang terbaik dan dapat bertahan lama.