16
Penerapan metode ini sebagai upaya peningkatan pemahaman unsur intrinsik pada cerpen untuk siswa kelas X MA As-
Syafi‟iyah 01 Jakarta.
B. Identifikasi Masalah
1. Pemahaman awal siswa terhadap cerpen dan unsur intrinsiknya.
2. Proses pembelajaran unsur intrinsik pada cerpen dengan
menggunakan metode kooperatif tipe STAD Student Teams Achievement Division.
3. Apakah penggunaan metode kooperatif tipe STAD Student Teams
Achievement Division dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang unsur intrinsik cerpen?
C. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, masalah dalam penelitian perlu dibatasi. Adapun masalah dalam penelitian ini hanya difokuskan pada
pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Teams Achievement Division untuk materi unsur intrinsik pada cerpen untuk kelas X
tingkat Sekolah Menengah Atas atau Madrasah Aliyah.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimana penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD
Student Teams Achievement Division agar meningkatkan hasil belajar pemahaman unsur intrinsik pada cerpen untuk
siswa kelas X MA As- Syafi‟iyah 01 Jakarta?
17
b. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa kelas X MA As-
Syafi‟iyah 01 Jakarta dengan metode kooperatif tipe STAD Student Teams Achievement Division?
D. Tujuan Penelitian
Pada dasarnya tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui penerapan metode kooperatif tipe STAD dalam pemahaman unsur intrinsik pada cerpen.
2. Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penerapan metode
kooperatif tipe STAD dalam pemahaman unsur intrinsik pada
cerpen.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoretis maupun praktis. Untuk lebih jelas mengenai kedua manfaat tersebut akan
dijelaskan berikut ini: 1.
Manfaat Teoretis a.
Sebagai bahan perbandingan bagi guru untuk pengajaran unsur intrinsik pada cerpen dengan menggunakan metode
kooperatif tipe STAD. b.
Sebagai bahan referensi belajar bagi siswa atau pihak-pihak sekolah yang berkepentingan.
c. Untuk menambah khasanah tentang konsep metode
kooperatif tipe STAD dan aspek-aspek lain yang berkaitan dengan peningkatan pemahaman siswa tentang unsur
intrinsik pada cerpen.
18
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Sebagai khazanah atau pengayaan berbagai metode dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia.
b. Bagi Guru
Sebagai masukan adanya variasi strategi pembelajaran dan lebih terarah dalam membimbing kegiatan siswa secara
bertahap. c.
Bagi Siswa Adanya variasi pembelajaran yang mengarahkan siswa
menjadi lebih proaktif, kreatif, dan menarik minat serta termotivasi belajar dalam memahami unsur intrinsik pada
cerpen. d.
Bagi Peneliti Sebagai pengalaman dalam meneliti dan memahami
berbagai konsep tentang variasi metode dan pendekatan dalam pembelajaran memahami unsur intrinsik pada
cerpen.
19
BAB II KAJIAN TEORI
A. Membaca
Menurut Christine Nuttel “Reading is a understand, interpret, meaning, sense, etc., b decode, decipher, identify, etc., c articulate,
speak, pronounce, etc ”.
1
Membaca adalah salah satu bagian dari empat keterampilan berbahasa. Meskipun tidak menghasilkan bahasa, seperti
halnya berbicara dan mengarang, membaca termasuk salah satu dari empat bagian pengajaran bahasa yang amat penting.
2
Dalam hal ini akan dijelaskan pengertian membaca, tujuan yang terkandung dalam kegiatan
membaca, serta jenis-jenisnya.
1. Pengertian Membaca
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang
hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang
merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna kata-kata secara individual akan dapat
diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses
membaca itu tidak terlaksana dengan baik. Dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses merekam
dan penguraian a recording and decoding process, berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian
encoding. Sebuah aspek pembacaan sandi decoding adalah
1
Nida Husna, Step by Step to Reading Skills Step 1, First Edition, Jakarta: English Department, Faculty of Tarbiyah and Teachers Training, h. 4
2
Eman A. Rahman dan Sudarno, Kemampuan Berbahasa Indonesia, Cet. Ke-1, Jakarta: PT Hikmat Syahid Indah, 1986, h. 95