47
3. Dapat menerapkan metode kooperatif tipe STAD untuk pembelajaran
pemahaman unsur intrinsik pada cerpen. 4.
Dapat menulis unsur intrinsik pada cerpen dengan tepat.
G. Data dan Sumber Data
1. Data hasil belajar kognitif, adalah penguasaan konsep siswa dalam
bentuk tes objektif. Tes objektif akan dilakukan sebanyak dua kali selama pembelajaran berlangsung, yaitu tes sebelum materi
disampaikan pretest dan tes setelah materi disampaikan posttest. Hasil nilai pretest dan posttest siswa akan diolah menjadi nilai akhir
sebagai tolak ukur keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan.
2. Data hasil belajar psikomotorik, adalah peningkatan kemampuan
pemahaman unsur intrinsik pada cerpen yang dilakukan oleh siswa kelas X MA As-
Syafi‟iyah 01 Jakarta. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman unsur intrinsik pada cerpen dilakukan
observasi pada masing-masing siswa baik kegiatan observasi langsung maupun tak langsung yang dinilai oleh peneliti.
3. Data untuk mengetahui tanggapan atau respon siswa terhadap
peningkatan kemampuan pemahaman unsur intrinsik pada cerpen dengan metode kooperatif tipe STAD berupa jurnal siswa.
4. Data untuk mengetahui tanggapan atau respon siswa terhadap tingkah
laku guru selama proses belajar mengajar berlangsung, yang berupa pemberian lembar observasi kepada setiap siswa di akhir
pembelajaran dengan menuntut jawaban kurang, cukup, atau baik.
H. Instrumen dan Pengumpulan Data
1. Tes Kemampuan
Tes adalah cara atau prosedur yang harus ditempuh dalam rangka pengukuran atau penilaian di bidang pendidikan, yang
48
berupa pertanyaan yang harus dijawab oleh testee. Adapun jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari pretest dan
posttest. Pemberian
pretest dilakukan
untuk mengetahui
kemampuan awal siswa sebelum adanya perlakuan atau pembelajaran mengenai materi tersebut. Sedangkan posttest yang
dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mereka mendapatkan perlakuan atau perbuatan.
2. Lembar Observasi
Lembar observasi adalah alat pengamatan pengambilan data yang digunakan untuk mengukur atau memotret seberapa
jauh efek tindakan yang telah mencapai sasaran. Lembar observasi ini dapat dilengkapi dengan format atau blangko yang berisi item-
item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi selama proses belajar mengajar berlangsung, baik dari
aktivitas siswa maupun dari aktivitas guru. Dari pengamatan ini, peneliti bukan sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan
pertimbangan dan penilaian ke dalam suatu skala bertingkat.
3. Jurnal Siswa
Pemberian jurnal
siswa dilakukan
setiap akhir
pembelajaran. Jurnal siswa ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan atau gambaran yang telah diperoleh siswa selama
pembelajaran berlangsung dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanggapi dari pembelajaran tersebut yang
diterapkan di kelas. Laporan dari jurnal siswa akan digunakan sebagai tindakan untuk memperbaiki pada siklus pembelajaran
selanjutnya.
4. Catatan Lapangan
Catatan lapangan
adalah bentuk
temuan selama
pembelajaran yang diperoleh oleh peneliti, yang tidak ternamai dalam lembar observasi. Bentuk temuan ini berupa aktivitas siswa
49
dan permasalahan
yang dihadapi
selama pembelajaran
berlangsung.
5. Dokumentasi
Pengertian dokumentasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai sesuatu yang tertulis, tercetak atau
terekam yang dapat dipakai sebagai bukti atau keterangan. Dokumentasi yang peneliti pilih berupa foto.
I. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan di dalam penelitian, maka peneliti menggunakan instrumen yang telah disebutkan di atas, antara lain
berupa pretest dan posttest. Instrumen tes tersebut terdiri dari 20 soal pretest dengan komposisi 10 soal benar-salah dan 10 soal menjodohkan.
Sedangkan untuk posttest terdiri dari 20 soal pilihan ganda dengan menggunakan lima opsi jawaban, bertujuan untuk mengungkapkan hasil
belajar Bahasa Indonesia siswa pada pokok pemahaman unsur intrinsik pada cerpen dengan metode kooperatif tipe STAD.
Instrumen tes dikatakan berhasil apabila mampu mengukur apa yang diinginkan menjadi valid dan dapat mengungkap data dari variabel yang
diteliti secara tepat. Dengan demikian, instrumen yang baik harus memenuhi kriteria penting, yakni valid. Selain itu soal juga harus
memenuhi kriteria tingkat kesulitan.
1. Tingkat Kesukaran Soal
Bermutu atau tidaknya butir-butir soal hasil tes siswa pertama dapat diketahui dari derajat kesukaran atau tingkat
kesulitan pada masing-masing soal tersebut. Butir-butir soal hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir soal yang baik apabila
butir-butir soal tersebut tidak terlalu sukar atau tidak pula terlalu mudah. Dengan kata lain, derajat kesukaran soal tersebut sedang
atau cukup. Tingkat kesulitan soal yang diujikan mempunyai
50
tujuan agar soal-soal yang diujikan sesuai dengan kemampuan siswa. Akan tetapi, soal tersebut harus tetap sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk mengukur tingkat kesulitan soal digunakan rumus sebagai berikut:
26
P = Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Tabel 2 Klasifikasi Indeks Kesukaran
JK = 0,00 Soal terlalu susah
0,00 JK ≤ 0,30 Soal sukar
0,30 JK ≤ 0,70 Soal sedang
0,70 JK ≤ 1,00
Soal mudah JK = 1,00
Soal sangat mudah
2. Uji Validitas
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrumen.
Validitas yang digunakan pada instrumen ini menggunakan validitas item butir soal.
26
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Yogyakarta: PT. Bumi Aksara, 2006, Cet. Ke-7, h. 208
51
Secara umum validitas item dari suatu tes adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item yang merupakan bagian
tak terpisahkan dari tes sebagai suatu totalitas, dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir item tersebut.
27
Soal yang akan diuji validitas pada penelitian ini terdiri dari 20 soal pretest
dengan komposisi 10 soal benar-salah dan 10 soal menjodohkan. Sedangkan untuk posttest terdiri dari 20 soal pilihan ganda dengan
menggunakan lima opsi jawaban. Seperti yang diketahui, pada tes benar-salah, menjodohkan, dan Pilihan Ganda PG hanya
memberi dua kemungkinan, yaitu benar atau salah. Setiap butir soal yang dijawab dengan benar umumnya diberi skor 1 satu,
sedangkan untuk butir soal yang salah diberi skor 0 nol. Uji validitas ini peneliti lakukan sebelum penelitian berlangsung pada
siswa kelas XI di sekolah yang berbeda. Jika ternyata ada soal yang tidak valid maka soal tersebut tidak dipakai.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi
Untuk memperoleh data yang valid, maka peneliti menggunakan teknik triangulasi, merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dengan teknik triangulasi, peneliti sebenarnya
mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data.
Adapun tindakan yang dilakukan yaitu: 1.
Pengambilan data dari berbagai narasumber, yaitu peneliti, guru, dan siswa.
27
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Grafindo Persada, 1996, Cet. Ke-1, h. 188
52
2. Penggunaan berbagai alat atau instrumen agar data yang terkumpul
lebih akurat. Langkah yang ditempuh adalah dengan mengisi lembar observasi, jurnal siswa, catatan lapangan, dan hasil tes kemampuan
siswa. 3.
Penggunaan berbagai metode atau cara analisis sehingga data yang terkumpul dapat dipercaya. Dalam hal ini dilakukan pengamatan
langsung. 4.
Memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul baik keaslian maupun kelengkapannya.
5. Mengulang kembali pengolahan dan analisis data yang sudah
terkumpul.
K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis