101
3. Kegiatan Akhir
a. Guru dan siswa melakukan refleksi
b. Siswa mengerjakan soal posttest.
c. Guru dan siswa memberikan penilaian terhadap
pembelajaran pada pertemuan kedua.
H. Penilaian:
1. Teknik dan bentuk:
a. Tes tulis
b. Observasi
c. Catatan Lapangan
d. Jurnal Siswa
2. Bentuk instrumen:
a. Benar-Salah
b. Menjodohkan
c. Pilihan Ganda
3. Kunci Jawaban
a. Soal
Pretest
I. Benar – Salah
1 S 6 B
2 S 7 B
3 B 8 S
4 B 9 B
102
5 S 10 S
II. Menjodohkan
1 F 6 H
2 G 7 E
3 D 8 J
4 C 9 A
5 I 10 B
b. Soal Posttest
1 C 11 A
2 C 12 A
3 A 13 B
4 C 14 A
5 C 15 B
6 B 16 C
7 A 17 B
8 D 18 D
9 B 19 A
10 A 20 A
Jakarta, 23 Juli 2011 Peneliti
103
Lampiran 2 “CERPEN UNSUR INTRINSIK CERPEN”
Hakikat Cerita Pendek
Cerita pendek, atau yang lebih populer dengan akronim cerpen, merupakan bagian dari jenis prosa. Sebuah cerpen tidak dilihat panjang
pendeknya halaman atau pun kata-kata yang dikandungnya. Cerita pendek merupakan suatu cerita tentang kejadian kecil dalam kehidupan. Dengan
demikian cerita pendek adalah suatu cerita yang melukiskan suatu peristiwa atau kejadian apa saja yang menyangkut persoalan jiwa atau
kehidupan manusia. Misalnya sebuah karangan pendek tentang keadaan warung bukanlah sebuah cerpen, tetapi karangan tentang keadaan di
warung akan menjadi cerpen jika di dalamnya dijalinkan suatu peristiwa, suatu kejadian yang menyangkut persoalan jiwa salah seorang atau
beberapa orang di warung itu.
Ciri-Ciri Cerita Pendek .
Ciri-ciri cerita pendek yaitu: 1
Penyampaian cerita secara singkat dan padat. 2
Jalinan jiwa dan kejadian bulat dan padu, di dalamnya mengandung unsur pertikaian yang akhirnya mencapai klimaks dan
diakhiri dengan penyelesaian masalah. 3
Tema cerita tentang nilai kemanusiaan, moral dan etika. 4
Membicarakan masalah tunggal dan dapat dibaca dalam waktu singkat.
5 Memusatkan perhatian pada tokoh protagonis.
6 Adanya kebulatan kisah cerita.
7 Bahasa yang dipergunakan dalam cerita tajam, sugestif, dan
menarik perhatian.
104
8 Sebuah cerita pendek mengandung interpretasi pengarang tentang
konsepsinya mengenai kehidupan baik secara langsung maupun tidak langsung.
9 Sebuah cerita pendek harus menimbulkan efek dalam pikiran
pembaca. 10
Dalam cerita pendek terdapat satu kejadian atau persoalan yang menguasai jalan cerita.
11 Cerita pendek bergantung pada satu situasi.
12 Pelaku utama mengalami perubahan nasib dan cerita berkembang
dengan memusat. Alur cerita berpusat pada peristiwa yang memberi rangsangan pada pembaca.
30
Unsur Intrinsik Cerpen
Cerpen memiliki unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri.
Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan. Namun
untuk pembahasan teori, peneliti menyajikan unsur intrinsik, sesuai dengan judul penelitian.
Unsur intrinsik cerpen meliputi: 1.
Tema
Kata tema seringkali disamakan dengan pengertian topik. Padahal kedua istilah itu mengandung pengertian yang berbeda.
Topik berarti pokok pembicaraan, sedangkan tema merupakan suatu gagasan sentral sesuatu yang hendak diperjuangkan dalam
fiksi. Tema sering juga disebut ide atau gagasan yang menduduki tempat utama dalam pikiran pengarang sekaligus tempat utama
dalam cerita.
105
2. Plot Alur
Plot atau alur, kadang-kadang disebut juga jalan cerita, ialah struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun secara logis.
Plot dibangun oleh beberapa peristiwa yang biasa disebut alur. Unsur- unsur alur yaitu:
a. Perkenalan
b. Pertikaian
c. Perumitan
d. Klimaks puncak
e. Peleraian
f. Akhir
Unsur-unsur alur ini tidak selalu urutannya bersusun seperti itu, tetapi ada yang dari tengah dulu, lalu kembali ke peristiwa awal,
kemudian berakhir. Ada pula yang dari akhir terus menuju ke tengah kemudian sampai ke awal. Karena kedudukan unsur intrinsik inilah,
maka ada yang disebut alur maju, mundur, dan alur maju mundur. Berdasarkan kualitas hubungan tiap unsur alur, maka ada alur
longgar dan alur erat. Yang dimaksud alur longgar adalah jika sebagian peristiwanya kita lepaskan tidak dibaca tidak mengganggu
keutuhan ceritanya. Sedangkan alur erat, bila sebagian ceritanya kita
tinggalkan akan mengganggu keutuhan cerita 3.
Penokohan dan Perwatakan
Masalah penokohan dan perwatakan merupakan salah satu hal yang kehadirannya dalam sebuah fiksi amat penting dan bahkan
menentukan. Karena tidak akan mungkin ada suatu karya fiksi tanpa adanya tokoh yang diceritakan dan tanpa adanya tokoh yang bergerak
yang akhirnya membentuk alur cerita.
106
Tokoh dibedakan menjadi dua, yaitu: a.
Tokoh Protagonis Tokoh protagonis adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya.
Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian.
b. Tokoh Antagonis
Tokoh antagonis adalah tokoh yang beroposisi dengan tokoh protagonis, secara langsung ataupun tak langsung.
4. Latar Setting
Latar setting yang disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan
lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan. Menurut Nurgiyantoro unsur latar dapat dibedakan ke
dalam tiga unsur pokok, antara lain sebagai berikut.
a. Latar Tempat
Latar tempat mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang
dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu serta inisial tertentu.
b. Latar Waktu
Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
Masalah “kapan” tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu.
107
c. Latar Sosial
Latar sosial mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku sosial masyarakat di suatu tempat yang
diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkungan
cukup kompleks serta dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan
bersikap. Selain itu latar juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan.
5. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah cara atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh,
tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita
dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca. Pembedaan sudut
pandang akan dikemukakan berikut berdasarkan pembedaan yang
telah umum dilakukan orang, yaitu: a.
Sudut Pandang Persona Ketiga: “Dia”
Pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang persona ketiga, gaya “dia”, narator adalah seseorang yang
berada di luar cerita yang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan menyebut nama atau kata ganti: ia, dia, dan mereka.
Sudut pandang “dia” dapat dibedakan ke dalam dua golongan berdasarkan tingkat kebebasan dan keterikatan
pengarang terhadap bahan ceritanya. Di satu pihak pengarang dapat bebas menceritakan segala sesuatu yang berhubungan
dengan tokoh “dia” jadi bersifat mahatahu. Di pihak lain ia
mempunyai keterbatasan “pengertian” terhadap tokoh “dia”,
jadi bersifat terbatas, hanya selaku pengamat saja.
108
b. Sudut Pandang Persona Pertama: “Aku”
Dalam pengisahan cerita yang mempergunakan sudut pandang persona pertama narator adalah seseorang yang ikut
terlibat dalam cerita. Sudut pandang persona pertama dapat dibedakan ke dalam dua golongan berdasarkan peran dan
kedudukan si “aku” dalam cerita. Si “aku” mungkin menduduki peran utama, jadi tokoh protagonis. Mungkin hanya menduduki
peran tambahan menjadi tokoh tambahan protagonis atau berlaku sebagai saksi.
c. Sudut Pandang Campuran
Penggunaan sudut pandang dalam sebuah cerita mungkin saja lebih dari satu teknik. Pengarang dapat berganti-ganti dari
teknik yang satu ke teknik yang lain untuk sebuah cerita yang dituliskannya. Semuanya itu tergantung dari kemauan dan
kreativitas pengarang, bagaimana mereka memanfaatkan teknik yang ada demi tercapainya efektivitas
Penceritaan yang lebih, atau paling tidak untuk mencari variasi penceritaan agar memberikan kesan lain.
6. Gaya Bahasa
Menurut Gorys keraf, gaya bahasa adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan
kepribadian penulis pemakai bahasa. Gaya Bahasa Penegasan
a.
Alusio adalah gaya bahasa yang menggunakan peribahasa yang
maksudnya sudah dipahami umum.
109
Contoh: Dalam bergaul hendaklah kau waspada; jangan terpedaya
dengan apa yang kelihatan baik di luarnya saja. Segala yang berkilau bukanlah berarti emas.
b.
Antitesis adalah gaya bahasa penegasan yang menggunakan
paduan kata-kata yang artinya bertentangan. Contoh:
Tinggi rendah harga dirimu bukan elok tubuhmu yang menentukan, tetapi kelakuanmu.
c.
Antiklimaks adalah gaya bahasa penegasan yang menyatakan
beberapa hal berturut-turut, makin lama makin rendah tingkatannya.
Contoh: Kakeknya, ayahnya, dia sendiri, anaknya, dan sekarang
cucunya tak luput dari penyakit keturunan itu. d.
Klimaks adalah gaya bahasa penegasan yang menyatakan
beberapa hal berturut-turut, makin lama makin tinggi tingkatannya.
Contoh: Di dusun-dusun, di desa-desa, di kota-kota, sampai ke ibukota,
hari proklamasi dirayakan dengan meriah. e.
Antonomasia adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata
tertentu untuk menggantikan nama seseorang. Kata-kata itu diambil dari sifat-sifat yang menonjol yang dimiliki oleh orang
yang dimaksud. Contoh:
Si Pelit dan Si Gendut sedang bercanda di halaman rumah Si Jangkung.
f.
Eufemisme adalah gaya bahasa atau ungkapan pelembut yang
digunakan untuk tuntutan tatakrama atau menghindari kata-kata kasar atau kurang sopan.
110
Contoh: Putra Bapak tidak dapat naik kelas karena kurang mampu
mengikuti pelajaran. g.
Hiperbolisme adalah gaya bahasa penegasan yang menyatakan
sesuatu hal dengan melebih-lebihkan keadaan yang sebenarnya. Contoh:
Suaranya mengguntur membelah angkasa. h.
Metonimia adalah gaya bahasa yang menggunakan sebuah kata
atau sebuah nama yang berhubungan dengan suatu benda untuk menyebut benda yang dimaksud.
Contoh: Nico pergi ke Bandung mengendarai Kijang.
i.
Paralelisme adalah gaya bahasa pengulangan seperti yang
khusus terdapat dalam puisi. Pengulangan di bagian awal
dinamakan anafora, sedangkan di bagian akhir disebut epifora.
Contoh:
Anafora Epifora
Sunyi itu duka Cintaku untukmu
Sunyi itu kudus Sayangku untukmu
Sunyi itu lupa Hidupku untukmu
j.
Pleonasme adalah gaya bahasa penegasan yang menggunakan
kata-kata yang sebenarnya tidak perlu karena artinya sudah terkandung dalam kara sebelumnya.
Contoh: Benar Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, bahwa
Lutfi berkelahi di tempat itu. k.
Parafrase adalah gaya bahasa penguraian dengan
menggunakan ungkapan atau frase yang lebih panjang daripada kata semula. Misalnya pagi-pagi digantikan ketika sang surya
merekah di ufuk timur.
111
l.
Repetisi adalah gaya bahasa penegasan yang mengulang-ulang
sebuah kata berturut-turut dalam suatu wacana. Gaya bahasa ini sering dipakai dalam pidato atau karangan berbentuk prosa.
Contoh: Harapan kita memang demikian, dan demikian pula harapan
setiap pejuang. Sekali merdeka, tetap merdeka m.
Retoris adalah gaya bahasa penegasan yang menggunakan
kalimat tanya, tetapi sebenarnya tidak bertanya. Oleh karena itu, kalimat tanya retoris tidak membutuhkan jawaban.
Contoh: Bukankah kebersihan adalah pangkal kesehatan? n.
Sinekdoke, gaya bahasa ini terbagi menjadi dua, yaitu: 1 Pars pro toto adalah gaya bahasa yang menyebutkan
sebagian untuk menyatakan keseluruhan. Contoh:
Setiap kepala diwajibkan membayar iuran Rp 10.000,00
2 Totem pro parte adalah gaya bahasa yang menyebutkan
keseluruhan untuk menyatakan sebagian. Contoh:
Indonesia mengalahkan Spanyol 5-0 dalam final Piala Dunia o.
Tautologi adalah gaya bahasa penegasan yang menggunakan
kata-kata yang sama artinya dalam satu kalimat. Contoh: Harapan dan cita-citanya terlalu muluk.
Gaya Bahasa Perbandingan
a.
Alegori
adalah gaya
bahasa perbandingan
yang membandingkan dua buah keutuhan berdasarkan persamaannya
secara menyeluruh. Contoh:
112
Kami semua berdoa, semoga dalam mengarungi samudera kehidupan kehidupan ini, kamu berdua akan sanggup
menghadapi badai dan gelombang. b.
Litotes adalah gaya bahasa perbandingan yang menyatakan
sesuatu dengan memperendah derajat keadaan sebenarnya, atau yang menggunakan kata-kata yang artinya berlawanan dari
yang dimaksud untuk merendahkan diri. Contoh:
Dari mana orang seperti saya ini mendapat uang untuk membeli barang semahal itu?
c.
Metafora adalah gaya bahasa perbandingan yang
membandingkan dua
hal yang
berbeda berdasarkan
persamaannya. Contoh:
Semangat juangnya berjuang, tak gentar menghadapi musuh. d.
Personifikasi adalah gaya bahasa perbandingan benda-benda
mati atau benda-benda hidup selain manusia dengan manusia, dianggap berwatak dan berperilaku seperti manusia.
Contoh: Burung perkutut bernyanyi-nyanyi di pagi hari.
e.
Simile adalah gaya bahasa perbandingan yang menggunakan
kata-kata pembanding seperti, laksana, bagaikan, penaka, ibarat, dsb sehingga pernyataan menjadi lebih jelas.
Contoh: Hidup tanpa cinta bagaikan sayur tanpa garam. f.
Simbolik adalah gaya bahasa kiasan, menggunakan lambang-
lambang atau simbol-simbol untuk menyatakan sesuatu. Contoh: Janganlah kau menjadi bunglon
Gaya Bahasa Pertentangan
a.
Anakronisme adalah gaya bahasa yang mengandung uraian
atau pernyataan yang tidak sesuai dengan sejarah atau zaman tertentu.
113
Contoh: Mahapatih Gadjah Mada menggempur pertahanan Sriwijaya
dengan peluru kendali jarak menengah. b.
Kontradiksio in terminis adalah gaya bahasa yang
mengandung pertentangan, yakni apa yang dikatakan terlebih dahulu diingkari oleh pernyataan yang kemudian.
Contoh: Suasana sepi, tak ada seorang pun yang berbicara, hanya jam
dinding yang terus terdengar. c.
Paradoks adalah gaya bahasa yang mengandung dua
pernyataan yang bertentangan, yang membentuk satu kalimat. Contoh:
Anak ayam mati kelaparan di lumbung padi yang penuh berisi.
Gaya Bahasa Sindiran
a.
Inuendo adalah gaya bahasa sindiran yang menggunakan
pernyataan yang mengecilkan kenyataan sebenarnya. Contoh:
Ia menjadi kaya raya lantaran mau sedikit korupsi. b.
Ironi adalah gaya bahasa sindiran paling halus yang
menggunakan kata-kata yang artinya justru sebaliknya dengan maksud si pembicara.
Contoh: Eh, manis sekali teh ini maksudnya pahit. c.
Sarkasme adalah gaya bahasa sindiran yang menggunakan
kata-kata yang kasar. Biasanya gaya bahasa ini dipakai untuk menyatakan amarah.
Contoh: Jangan coba-coba mengganggu adikku lagi, Monyet d.
Sinisme adalah semacam ironi, tetapi agak lebih kasar.
Contoh: Hai, harum benar baumu Tolong agak menyisih sedikit
114
Lampiran 3 SOAL
PRETEST 1.
Jawablah soal berikut ini dengan benar 2.
Jawaban ditulis pada kolom yang telah disediakan.
II. Menjodohkan
I. Isilah titik-
titik di bawah ini dan tuliskan huruf “B” untuk jawaban yang Benar dan “S” untuk jawaban yang salah.
1. Karya sastra terbagi menjadi dua, yaitu puisi dan prosa. ...
2. Suatu karya sastra hanya terdiri dari unsur intrinsik. ...
3. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra
itu sendiri. ... 4.
Tema adalah suatu gagasan sentral sesuatu yang hendak diperjuangkan dalam fiksi. ...
5. Gaya bahasa hanya terdapat pada cerpen. ...
6. Kehidupan si pengarang juga mempengaruhi karya sastra yang
dibuatnya. ... 7.
Latar terdiri dari latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. ... 8.
Dalam sudut pandang “dia” persona terbatas, cerita dikisahkan dari sudut “dia” , namun pengarang dapat menceritakan apa saja
hal- hal yang menyangkut soal “dia” tersebut. ...
9. Majas litotes adalah gaya bahasa perbandingan yang menyatakan
sesuatu dengan memperendah keadaan yang sebenarnya. ... 10.
Setiap kepala diwajibkan membayar Rp 10.000,00. Contoh kalimat majas di atas adalah majas totem pro parte. ...
115
Pe tunjuk: Sebelum mengerjakan soal bacalah cerpen “Laron”
karya Chairil Gibran Ramadhan. Soal
Pilihan Jawaban
1. Tokoh utama dalam cerpen “Laron”
adalah ... 2.
Sudut pandang pengarang dalam cerpen “Laron” adalah ...
3. Latar ... dalam cerpen “Laron” adalah
pada bulan Ramadhan. 4.
Latar ... dalam cerpen “Laron” adalah masyarakat Betawi.
5. “Para bapak dan pemuda sibuk
membersihkan rumah,
mengecat dinding
dan pagarnya,
membabat ranting-ranting pohon yang melebat di
halaman, mengangkat sampah yang menyumbat
solokan, membuang
rongsokan yang menyesakkan ” h. 9.
Majas yang digunakan pada kalimat di atas adalah ...
6. “Mobil dan bak terbuka merangkak
dengan beduk dan tambur yang ditabuh bertalu-talu; ...
” h. 13. Majas yang digunakan pada kalimat di
atas adalah ... 7.
Tema yang terkandung dalam cerpen “Laron” adalah ...
8. Amanat yang terkandung di dalam
cerpen “Laron” adalah ... 9.
Pengarang cerpen “Laron” adalah ... 10.
Unsur-unsur yang membangun karya a.
Chairil Gibran Ramadhan
b. Unsur intrinsik
c. Sosial
d. Waktu
e. Bersyukur
f. Mahmud
g. Sudut pandang
“dia” serbatahu h.
Personifikasi i.
Antiklimaks j.
Bersyukur terhadap
apa yang telah Allah
berikan dan
jangan berlebihan
dalam merayakan
suatu kegiatan
116
sastra itu sendiri adalah pengertian dari ...
117
Lampiran 4 SOAL
POSTTEST Petunjuk: Sebelum mengerjakan soal bacalah cerpen “Rumah Nyak Haji”
karya Chairil Gibran Ramadhan.
1. Isi cerita dalam cerpen tersebut adalah ...
a. Sekelompok orang yang ingin membeli tanah Nyak Haji untuk
pembangunan gedung MPR dengan cara memaksa. b.
Sekelompok orang yang ingin membeli tanah Nyak Haji untuk pembangunan perumahan mewah dengan cara memaksa.
c. Sekelompok orang yang ingin membeli tanah Nyak Haji untuk
pembangunan plaza dengan cara memaksa. d.
Sekelompok orang yang ingin membeli tanah Nyak Haji untuk pembangunan gedung perkantoran dengan cara memaksa.
e. Sekelompok orang yang ingin membeli tanah Nyak Haji untuk
pembangunan panti asuhan dengan cara memaksa.
2. Cara yang dilakukan oleh keempat lelaki itu agar Nyak Haji menjual tanah
dan rumahnya adalah ... a.
Meminta bantuan kepada sembilan anak Nyak Haji supaya mereka merayu ibunya.
b. Membayar tanah Nyak Haji dengan harga yang mahal.
c. Menyuruh maling untuk mengambil barang-barang milik Nyak Haji,
membakar rumah Nyak Haji bagian belakang, dan menakut-nakuti Nyak Haji beserta keluarganya.
d. Mengusir paksa Nyak Haji beserta keluarganya.
118
e. Membakar rumah Nyak Haji.
3. Nilai moral yang terkandung dalam cerpen tersebut adalah ...
a. Seorang wanita tua renta dengan setia menjaga tanah warisan
leluhurnya meskipun tanah tersebut ditawar dengan harga tinggi. b.
Empat lelaki muda yang menghormati dan menghargai prinsip wanita tua renta.
c. Seorang anak yang rela berkorban untuk membahagiakan orang
tuanya. d.
Seorang wanita yang sabar merawat sembilan anaknya. e.
Seorang istri yang ditinggal pergi anaknya untuk merantau.
4. Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam cerpen tersebut adalah ...
a. Orang pertama pelaku utama
b. Orang pertama sebagai pengamat
c. Orang ketiga serbatahu
d. Orang ketiga pelaku utama
e. Orang ketiga pelaku sampingan
5. Watak tokoh “Nyak Haji” dideskripsikan dengan cara ...
a. Pelukisan bentuk fisik tokoh
b. Penggambaran lingkungan sekitar tokoh
c. Dialog antartokoh
119
d. Tanggapan tokoh lain
e. Pengungkapan jalan pikiran tokoh
6. Konflik dalam diri Nyak Haji adalah ...
a. Nyak Haji sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.
b. Nyak Haji harus meninggalkan dan menjual rumahnya yang sudah
menjadi warisan turun-temurun keluarganya dengan berat hati. c.
Nyak Haji tidak menerima rumahnya dibayar dengan harga murah. d.
Rasa kehilangan yang mendalam terhadap suaminya yang telah meninggal dunia.
e. Nyak Haji kecewa atas sikap anak-anaknya.
7. Akibat konflik pada diri Nyak Haji dalam cerpen tersebut adalah ...
a. Nyak Haji tetap tidak bisa menerima kenyataan harus menjual
rumahnya. b.
Nyak Haji merasa kecewa. c.
Nyak Haji merasa sedih. d.
Empat pemuda yang kecewa atas sikap Nyak Haji. e.
Nyak Haji bahagia.
Cermati kutipan cerpen berikut untuk menjawab soal no. 8 s.d 9.
Aku tidak taha terus-menerus didatangi tentara dan kaki-tangan lurah setelah kejadian-kejadian itu. Mereka terus mengancam, mengatakan akan menghabisi
120
kami kalau tidak mau pindah karena dianggap melawan pemerintah. Mereka su gguh berkuasa, eskipu ereka buka Allah . h. 109
8. Watak pemerintah dalam kutipan cerpen tersebut adalah ...
a. Simpati
b. Empati
c. Dermawan
d. Diktator
e. Rendah hati
9. ... merasa terancam bila tidak mau pindah karena dianggap melawan
pemerintah. a.
Tentara b.
Nyak Haji beserta anak-anaknya c.
Pak Haji beserta anak-anaknya d.
Empat pemuda e.
Pak RT
10. Alur cerita cerpen “Rumah Nyak Haji” diawali dengan ...
a. Pendeskripsian tokoh
b. Pendeskripsian masalah
c. Munculnya konflik
d. Pemuncakan masalah
e. Pendeskripsian suasana
121
11. Karakter tokoh Nyak Haji dalam cerpen tersebut adalah ...
a. Keras kepala dan tegar
b. Penakut dan pemalu
c. Pendiam dan penyabar
d. Pemberani dan cerdas
e. Keras kepala dan penakut
12. Berdasarkan cerpen tersebut, pesan yang ingin disampaikan adalah ...
a. Rakyat kecil seharusnya dilindungi, bukan diinjak-injak dan
diremehkan oleh pejabat tinggi. b.
Dalam menghadapi kesulitan hendaknya cukup berdoa kepada Tuhan niscaya terlindungi.
c. Dalam menghadapi kesulitan harus berusaha dan berdoa.
d. Rakyat kecil di Indonesia dihormati oleh aparatur negara.
e. Rakyat kecil harus menghormati aparatur negara.
13. Kaki-tangan pemerintah ada di mana- a a, Nyak Haji. ... h.105
Majas yang digunakan pada kalimat di atas adalah ... a.
Simile b.
Pars pro toto c.
Totem pro parte d.
Personifikasi e.
Metonimia
122
14. Kalau ru ah i i bernasib seperti pasar tradisional atau perumahan
ku uh, bagai a a, Nyak Haji? . h. 108 Majas yang digunakan pada kalimat di atas adalah ...
a. Simile
b. Pars pro toto
c. Totem pro parte
d. Personifikasi
e. Metonimia
15. Chairil Gibran Ramadhan pernah lama tinggal di ...
a. Pondok Indah
b. Pondok Pinang
c. Pondok Gede
d. Pondok Cabe
e. Pondok Kelapa
16. Antologi tunggal pertama Chairil Gibran Ramadhan adalah ...
a. Sebelas Colen di Malam Ramadhan
b. Sebelas Colen di Malam Jumat
c. Sebelas Colen di Malam Lebaran
d. Sebelas Colen di Malam Takbiran
e. Sebelas Colen di Malam Akhir Tahun
123
17. Unsur ekstrinsik adalah ...
a. Unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri.
b. Unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu, tetapi secara tidak
langsung mempengaruhi bangunan karya sastranya. c.
Unsur-unsur yang berada di dalam dan di luar karya. d.
Unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan karya sastra.
e. Unsur-unsur yang berada di tengah karya sastra.
18. Latar bisa dibedakan menjadi tiga, yaitu ...
a. Latar tempat, latar bulan, dan latar sosial.
b. Latar tempat, latar waktu, dan latar bulan.
c. Latar bulan, latar waktu, dan latar sosial.
d. Latar tempat, latar sosial, dan latar waktu.
e. Latar tanggal, latar bulan, dan latar tahun.
19. Cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang
memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis pemakai bahasa disebut ... a.
Gaya bahasa b.
Latar c.
Tema d.
Tokoh e.
Alur
124
20. Struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun secara logis disebut
... a.
Plot b.
Latar c.
Tema d.
Gaya bahasa e.
Tokoh
125
Lampiran 5 LEMBAR PENILAIAN
Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Berilah tanda centang
√ pada kolom yang telah disediakan.
No Aspek yang diamati
Kriteria Kurang
Cukup Baik
1. Siswa memberikan respon positif
selama pembelajaran berlangsung. 2.
Siswa memperhatikan
dan menyimak penjelasan guru dengan
baik. 3.
Siswa aktif dalam mengajukan pertanyaan.
4. Siswa menyampaikan pendapat
atau tanggapannya. 5.
Siswa saling memotivasi dan membantu kelompoknya dalam
menjawab pertanyaan. 6.
Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan serius.
7. Siswa memiliki kerjasama dan
tanggung jawab
pada kelompoknya.
8. Siswa mengikuti pembelajaran dari
awal sampai akhir. Jakarta,
Observer
126
Lampiran 6 Penilaian Siswa Terhadap Guru
Berilah tanda centang √ pada kolom yang telah disediakan.
No. Aspek yang diamati
Kriteria Kurang Cukup
Baik
1. Guru memberikan penjelasan materi unsur
intrinsik pada cerita pendek. 2.
Guru menguasai materi pembelajaran unsur intrinsik pada cerita pendek dengan baik.
3. Guru menggunakan media yang mendukung
untuk pembelajaran unsur intrinsik pada cerita pendek.
4. Guru menggunakan metode yang tepat dalam
unsur intrinsik pada cerita pendek. 5.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya terkait dengan materi yang
disampaikan. 6.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengajukan pendapat
atau menanggapi
mengenai materi
yang disampaikan.
7. Guru memberikan tugas sesuai dengan
materi pembelajaran yang disampaikan. 8.
Guru memperhatikan kegiatan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung
dan membantu mengarahkan siswa jika menemui
kesulitan dalam mengerjakan tugas atau latihan.
127
Lampiran 7 Catatan Lapangan
Pertemuan Pertama 25 Juli 2011 No.
Catatan Lapangan KendalaKesuliatan
Guru SolusiSarana
Perbaikan
Pertemuan Kedua 26 Juli 2011 No.
Catatan Lapangan KendalaKesulitan
Guru SolusiSarana
Perbaikan
128
Lampiran 8 JURNAL SISWA
Identitas Siswa
Nama :
No. Absen :
Kelas :
Sekolah :
Hari, Tanggal :
Pertanyaan
1. Materi apa saja yang telah kamu pelajari hari ini?
2. Bagaimana kesan kamu setelah mempelajari atau memperoleh materi
tersebut?
129
130
131
132
Lampiran 10
133
134
135
136
137
Lampiran 11
DAFTAR NAMA SISWA KELAS X MA AS- SYAFI’IYAH TAHUN
AJARAN 20112012
No. Nama Siswa
1. Abdul Mujib
2. Abu Dzar Alqifari
3. Ade Syifa Indriani
4. Ahmad Irfan
5. Amalia
6. Anisa Ayu
7. Anisa Dwi Septiani
8. Bian Abdillah
9. Deni Hardiansah
10. Dicky Pradita Akbar
11. Ernawati
12. Iis Rahmawati
13. Indi Indriyani
14. Labyb Awfa
15. Maulidia Fitriani
16. Miftahul Khair
17. Muhammad Nur
18. Muhammad Sidiq
19. Rahma Nispiyanti
20. Ranti
21.
Rere Erni Tiarno Putri 22.
Sabda Risni 23.
Salbiyah 24.
Silsila Fauziah 25.
Siti Zahro
138
Lampiran 12 SOAL
PRETEST
Nama: Labiyb Awfa
Kelas: X
1. Jawablah soal berikut ini dengan benar 2. Jawaban ditulis pada kolom yang telah disediakan.