Upaya yang Dilakukan Sekolah dalam Meningkatkan Prestasi
117 kemampuan non akademik datas rata-rata juga dikelompokan menjadi satu kelas
juga yaitu kelas VIIIF dan untuk kelas yang lain diratakan. Adanya dua kelas yang diunggulkan pada kelas VIII yaitu VIIIA yang
ditujukan untuk bidang akademik dan VIIIF untuk non akademik ini bertujuan untuk memudahkan pembinaan terhadap peserta didik yang nantinya dapat
ditunjuk sebagai wakil sekolah dalam berbagai kompetisi kejuaraan sebelum peserta didik tersebut naik kekelas IX. Untuk kelas IX pengelompokan kelas
dikembalikan lagi seperti kelas VII dengan asumsi untuk memudahkan pengurutan nomor induk nasional peserta didik, sehingga pada kelas IX ini
peserta didik difokuskan untuk menghadapi ujian nasional. Prestasi Sekolah dalam bidang akademik di SMP Negeri 2 Jatiroto difokuskan pada hasil Nilai
Ujian Akhir Nasional. Pihak sekolah selalu berupaya untuk selalu meningkatkan prestasi dan nilai rata-rata Ujian Akhir Nasional.
Nilai rata-rata Ujian Akhir Nasional ini menjadi acuan untuk peringkat sekolah baik peringkat sekolah negeri swasta se rayon, peringkat sekolah negeri
swasta se-Kabupaten maupun peringkat sekolah negeri swasta se Provinsi. Parameter penentuan peringkat sekolah ini mengacu pada hasil Ujian Nasional
yang telah dilakukan sehingga peringkat sekolah tersebut dapat dijadikan acuan prestasi akademik yang telah dicapai. Selain hal tersebut, prestasi akademik di
SMP Negeri 2 Jatiroto juga dapat dilihat dari nilai ulangan harian peserta didik saat mengikuti kegiatan belajar mengajar, nilai ujian tengah semester, dan nilai
nilai ujian semester, dan juga berbagai macam perlombaan yang telah diikuti
118 seperti lomba cerdas cermat, lomba siswa teladan serta Olimpiade Sains Nasional
OSN yang semua itu selalu dipantau dan diupayakan peningkatannya. Pengelompokan kelas tersebut seperti yang telah dijelaskan di atas juga
sebagai upaya sekolah dalam mencetak peserta didik yang berprestasi baik prestasi akademik maupun non akademik. Kelas VIIIA merupakan kelas yang
dipersiapkan lomba-lomba seperti OSN Oimpiade Sains Nasional dan lomba- lomba mata pelajaran. Kelas ini direncanakan untuk peningkatan mutu secara
akademik, sehingga ditargetkan selalu meraih juara dalam setiap perlombaab. Olahraga adalah aktivitas yang banyak dilaksanakan sebagai kegiatan
ekstrakurikuler disekolah. Sekolah adalah gudang dari para calon atlet dari berbagai cabang olahraga. Untuk itu, dibentuklah kelas VIIIF yang memang
ditujuakan untuk prestasi non akademik yang selanjutnya ditujukan untuk kelas yang dijadikan basis pembinaan olahraga melalui kegiatan ekstrakurikuler. Pada
umumnya cabang olahraga yang dilaksanakan sebagai kegiatan ekstrakurikuler adalah cabang olah raga yang dipertandingkan atau diperlomakan pada pekan
olahraga pelajar daerah POPDA, pekan olahraga dan seni PORSENI, maupun olimpiade olahraga siswa nasional O2SN.
Pembentukan program sekolah yang membentuk dua kelas unggulan di kelas VIII tersebut menimbulkan pro dan kontra dari orang tua wali peserta
didik. Orang tua peserta didik pesimis bahwa hal tersebut dapat berjalan. Selain itu kebanyak orang tua juga beranggapan bahwa mereka menyekolahkan anaknya
agar pandai dalam pelajaran atau dalam bidang akademiknya. Namun
119 pengelompokan kelas unggulan ini juga sebagai upaya sekolah dalam
meningkatkan prestasi peserta didiknya dan juga upaya sekolah dalam memberikan wadah bagi peserta didiknya yang memiliki potensi dalam diri
mereka masing-masing agar tetap tersalurkan. Dengan pemahaman
– pemahaman yang diberikan pihak sekolah terhadap orang tua, akhirnya orang tua mengerti bahwa pendidikan bukan hanya dilihat
dari segi akademik saja tetapi juga harus menyeimbangkan dengan pendidikan non akademik. Peserta didik yang memiliki potensi dan nilai psikomotorik tinggi
akan diolah untuk meningkatkan prestasi non akademik peserta didik tanpa mengesampingkan prestasi akademiknya.
Pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas pada dasarnya sama antara VIIIA dengan VIIIF, namun untuk jam olah raga dibuat berbeda yaitu dengan
tambahan waktu maupun materi yang berbeda dengan kelas lain. Sehingga teori maupun prakteknya juga memiliki kulitas dan kuantitas yang lebih. Hal tersebut
dikarenakan kemampuan psikomotorik peserta didik yang berbeda dan ditasa rata-rata peserta didik lain, sehingga tingkatannya dibuat lebih dari pada kelas
yang lain. Hal tersebut sangat memudahkan dalam pembinaan dan pengelolaan peserta didik untuk nantinya dikembangkan sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Pembagian kelas untuk kelas VIII tersebut dituntut adanya penanganan yang serius dan profesioanal serta proses pendidikan yang tepat. Untuk
melaksanakan proses pendidikan yang berkualitas ini diperlukan SDM yang berkualitas pula terutama guru sebagai tenaga pendidik agar produk pendidikan