145 2 Jatiroto ini sangat rendah, hal ini dikarenakan bahwa input yang masuk
berasal dari SD yang berada di pedesaan dan memiliki kualitas output yang rendah pula.
8. Upaya yang dilakukan sekolah dalam meningkatkan prestasi peserta didik seperti menambah jam belajar peserta didik, sehingga hal-hal yang cenderung
bersifat negatif yang dilakukan peserta didik di luar sekolah karena kurangnya pengawasan orang tua dapat terminimalisir. Sekolah juga membuat program-
program seperti penanaman kedisiplinan terhadap peserta didik. Sekolah beranggapan, dengan kedisiplinan yang kuat yang tertanam pada peserta didik,
maka peserta didik akan memiliki motivasi yang tinggi untuk berusaha meningkatkan prestasi, baik prestasi akademiknya, maupun non akademiknya.
Sekolah juga mengadakan program belajar kelompok yang wajib dilaksanakan peserta didik di malam hari yang bertujuan untuk menambah jam belajar
peserta didik, dan peserta didik juga diharapkan dapat bertukar pikiran sesama teman dalam menyelesaikan tugas. Guna memberikan pengawasan terhadap
kegiatan belajar di rumah, sekolah juga mengadakan home visit yang dilakukan bapak ibu guru secara terjadwal, kegiatan ini dilakukan bapak ibu
guru dengan mendatangi rumah peserta didik dengan tujuan untuk mengontrol kegiatan belajar peserta didik di rumah. Sehingga pengawasan tidak hanya
dilakukan di sekolah saja namun juga dilaksanakan di luar sekolah. Sehingga upaya yang dilakukan sekolah tersebut juga merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi akademik dan non akademik peserta didik di SMP negeri 2 Jatiroto.
146 9. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademik dan non akademik
peserta didik di SMP Negeri 2 Jatiroto antara lain : a Pengembangan kurikulum sekolah
SMP Negeri 2 Jatiroto menambah jam pelajaran yang telah ditetapkan sesuai ketentuan kurikulum yaitu 38 jam pelajaran per minggu menjadi 42
jam permingguserta adanya pengelolaan kelas yang baik yang dilakukan sekolah. Sekolah membentuk dua kelas yang diunggulkan pada kelas VIII
yaitu VIIIA diisi oleh peserta didik yang memiliki nilai akademik tinggi yang selanjutnya dikelola dan nantinya diajukan sebagai wakil sekolah
diajang kejuaraan atau perlombaan akademik. Sedangkan kelas VIIIF diisi peserta didik yang psikomotoriknya bagus yang nantinya diajukan sebagai
wakil sekolah dalam menghadapi event-event non akademik seperti olahraga dan lain sebagainya. Untuk kurikulum pembelajaran di kelas
secara umum sama namun untuk kelas VIIIA, pihak sekolah meningkatkan bobot materi pelajaran dan kegiatan pembelajaran sedangkan VIIIF untuk
materi olahraganya juga lebih banyak, jam olahraga juga ditambah. b Waktu belajar peserta didik
Sekolah menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler disore hari sebagai wadah dari kegiatan non akademik. Terdapat jam tambahan berupa les-les
yang dilaksanakan sepulang sekolah dan terjadwal setiap kelas. Adanya kelompok belajar dimaksudkan untuk memudahkan guru mengontrol
siswa di luar lingkungan sekolah. Rendahnya tingkat pendidikan dan pengawasan orang tua karena tuntutan pekerjaan berdampak pada
147 rendahnya kualitas pembelajaran anak di rumah, sehingga dibutuhkan jam
belajar tambahan yang diawasi oleh sekolah. c Budaya sikap warga sekolah
Apel pagi sekolah dimaksudkan untuk meningkatkan kedisiplinan, mengkondisikan peserta didik sekaligus memberikan motivasi terhadap
peserta didik. Sekolah membiasakan peserta didik untuk berbaris didepan kelas masing-masing sebelum memasuki ruang kelas dengan tujuan untuk
memudahkan guru mengetahui kondisi peserta didik dan mendisiplinkan peserta didik. Sekolah juga memantau dan mengontrol kegiatan efektif
siswa dirumah melalui home visit yaitu kunjungan yang dilakukan Bapak Ibu guru ke rumah peserta didik tanpa sepengetahuan peserta didik.
d Kualitas guru atau tenaga pendidik Pengembangan profesionalisme guru di SMP Negeri 2 Jatiroto diwujudkan
dalam bentuk pendidikan dan pelatihan diklat, training maupun outbond dan juga seminar-seminar terhadap guru sebagai upaya untuk
meningkatkan komitmen guru untuk selalu meningkatkan prestasi peseta didik. Guru di SMP negeri 2 Jatiroto secara keseluruhan memiliki latar
belakang pendidikan keguruan S1, sehingga secara kualifikasi mampu menangani proses pendidikan dengan baik.
e Sarana dan prasaran penunjang pembelajaran. Ruang kelas di SMP Negeri 2 Jatiroto sudah representatif untuk kegiatan
akademik peserta didik. Selain ruang kelas yang representatif juga terdapat sarana penunjang kegiatan akademik lainnya seperti perpustakaan, ruang
148 laboratorium lab. Bahasa, lab. TIK, lab. IPA, ruang bimbingan dan
konseling yang semuanya sudah memenuhi standar pelayanan minimal SPM. Sarana dan prasaran penunjang kegiatan ekstrakurikuler khususnya
olahraga di SMP Negeri 2 Jatiroto juga sudah cukup memadai, baik dari segi kualitas maupun pemanfaatannya. Terdapat lapangan basket, voly,
lompat jauh, lompat tinggi, futsal, dan tenis meja yang semua dalam kondisi baik. Area sekolah yang luas serta lingkungan sekolah yang
banyak terdapat tanaman diupayakan untuk selalu dimanfaatkan bagi setiap kegiatan peserta didik seperti pramuka, kesenian, PMR, dan
pengembangan sekolah adiwiyata. Hal tersebut sebagai upaya sekolah dalam memfasilitasi peserta didik dalam kegiatan non akademik,
khususnya ekstrakurikuler.
B. SARAN
Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan, ada beberapa saran yang penulis ajukan, yaitu :
1. Sekolah perlu memberikan perhatian yang lebih maksimal lagi terhadap jenis kegiatan akademik lain agar prestasi sekolah merata kesegala bidang.Bukan
hanya terfokus dari UN. 2. Sekolah perlu meningkatkan komunikasi dengan masyarakat dan wali murid
untuk berpartisipasi dalam memberikan pengawasan terhadap peserta didik diluar sekolah serta memotivasi peserta didik untuk selalu belajar dan bersikap
disiplin di sekolah maupun di luar sekolah.
149 3. Program home visit perlu lebih ditingkatkan lagi dan dilakukan secara rutin
dan terjadwal. Bukan hanya pada saat akan menghadapi ujian-ujian saja. 4. Sekolah perlu malakukan langkah-langkah penguatan budaya sekolah melalui
sosialisasi program secara berkala dan teratur terhadap wali murid. 5. Proses belajar mengajar juga perlu didukung dengan media pembelajaran yang
baik. Media pendidikan dapat berupa buku-buku di perpustakaan, laboratorium, LCD, komputer, alat peraga dan lain-lain. Sehingga guru tidak
monoton dalam mengajar
C. KETERBATASAN PENELITIAN
Peneliti menyadari masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan selama proses penelitian. Penelitian ini mengalami keterbatasan kurangnya
dukungan dokumentasi, karena terdapat beberapa data yang pihak sekolah sendiri lupa dalam proses pengarsipan sehingga terdapat beberapa data yang hilang dan
lupa menyimpan. Selain itu pihak sekolah sedang sibuk dalam persiapan Ujian Kenaikan Kelas UKK, sehingga peneliti kesulitan untuk mendapatkan data
secara mendalam dari pihak sekolah. Selain itu sekolah juga dalam proses mutasi kepala sekolah atau pergantian kepala sekolah baru, sehingga pada saat peneliti
melakukan penelitian ke lokasi, peran kepala sekolah digantikan oleh wakil kepala sekolah, sehingga wawancara hanya dilakukan kepada guru dan peserta
didik saja.
150
DAFTAR PUSTAKA
Aan Fatkhurohman. 2005. Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Prestasi Siswa di MI Ma’arif Glagahombo, Sucen, Salam, Magelang. Skripsi.
Fakultas Tarbiyah. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Aan Komariah Cepi Triana. 2005. VisionaryLeadership : Menuju Sekolah
Efektif, Jakarta: Bumi Aksara. Abu Ahmadi, 1990. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Acep Yonny,et all. 2010. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Familia.
Ade Rukmana dan Asep Suryana, 2006. Pengelolaan Kelas. Bandung: UPI Press
Agus Salim, 2002. Perubahan sosial. Yogyakarta: PT Tiara Wacana Jogja Ali Imron. 2011. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi
Aksara. Asep Herry Hernawan. 2008 . Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran.
Jakarta: Universitas Terbuka Barnawi dan M. Arifin, 2012. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah.
Yogyakarta: Ruzz Media Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2001. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI Eka Prihatin. 2011. Teori Administrasi Pendidikan.Bandung: Alfabeta
E.Mulyasa. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah : Konsep, Strategi, dan
Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya Lexy J. Moleong. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya. Moh. Uzer Usman. 1992. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosda
karya. Mohammad Asrori. 2009. Psikologi Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.
Muhibbin Syah. 2005. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
151 -------------------. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Gralindo Persada.
Muhammad Syaiful. 2009. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Motivasi Belajar
Matematika Siswa SMK di Kecamatan Karangmojo. Tesis. Program Pascasarjana. Universitas Negeri Yogyakarta
Mulyana Sumantri dan Johar Permana, 1998. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
N. Sudjana Ibrahim. 1994. Penilaian dan Penelitian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Oteng Soetisna. 1993. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press. Panji Seno. 2009. Perbedaan Prestasi Akademik Mahasiswa PJKR Reguler dan
NonReguler Angkatan 2005 FIK UNY. Skripsi.Yogyakarta: FIK UNY. Poerwandari. 1998. Pendekatan Kualitataif dalam Penelitian Psikologi. Jakarta:
Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi Universitas Indonesia.
Peraturan Menteri Pendidikan dan KebudayaanRepublik IndonesiaNomor 81A Tahun 2013TentangImplementasi Kurikulum
Peraturan Pemerintah RI No 19 th 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Peraturan Pemerintah RI No 28 tahun 1990 tentang Pendidikan Dasar.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.22 tahun 2006 tentang Standar Isi
Pendidikan Dasar dan Menengah. Ratna Dewi. 1997. Faktor-faktor yang Memengaruhi Prestasi Belajar Siswa
Sekolah Dasar Muhammadiyah Sapen Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan. IKIP Yogyakarta
Rushdie dan Nurlela Isnawati. 2009. Tips Membuat Anak Anda Menjadi Murid Berprestasi. Yogyakarta: Garai Ilmu
Sahertian, 1994. Profil Pendidikan Profesional. Yogyakarta: Andi Offset Slameto.1991. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Salatiga: Bumi
Aksara. Standar Isi untuk Status Pendidikan Dasar dan Menengah. Diunduh pada hari
Minggu Tanggal 1 Juni 2014 pukul 23.10 WIB.
152 Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung
:
CV.Alfabeta ------------. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung
:
CV.Alfabeta. Suharsimi Arikunto. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
----------------------. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta. Suryosubroto.2009. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: PT Rineka
Cipta. -----------------. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Renika.
Syaifil Bahri Djamarah dan Aswan Zain 2006: 173. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Syaiful Sagala, 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UNY. 2010. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI. 2011. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Tri Wahyuni. 2002. Minat dan Motivasi Siswa Kelas 1 SMA Muhammadiyah 2 Cepu Kabupaten Blora dalam kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga Bolavoli
Tahun 2006. Skripsi. Yogyakarta: PJKR FIK UNY. Tulus Tu’u, 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:
Grasindo Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional
Zainal Arifin. 1991. Evaluasi Instruksional Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung:
PT Remaja Rosdakrya.