Kondisi Fisik SMP Negeri 2 Jatiroto

92 Kualitas sarana dan prasarana yang dimiliki SMP Negeri 2 Jatiroto secara umum sudah bagus dan memenuhi kebutuhan sekolah sesuai Standar Pelayanan Minimal SPM. Sesuai dengan hasil observasi dan hasil dari pengamatan data terlihat bahwa SMP Negeri 2 Jatiroto memiliki sarana dan prasarana olah raga yang lengkap. Hal ini berdasarkan observasi dan data yang diperoleh dari SMP Negeri 2 Jatiroto tampak pada tabel berikut : Tabel 7. Lapangan olahraga dan upacara No. Lapangan Jumlah buah Ukuran PxL Kondisi 1 Lapangan Olahraga a. Voli 2 9x18 m Baik b. Basket 1 18x8 m Baik c. Lompat jauh 1 15x3 m Baik d. Lompat tinggi 1 15x3 m Baik e. Sepak bola mini futsal 1 30x30 m Baik f. Sepak takraw 1 6x12 m Baik g. Tenis meja 1 5x6 m Baik 2 Lapangan Upacara 1 30x35 m Baik Sumber : Dokumen SMP Negeri 2 Jatiroto Sarana dan prasaran penujang kegiatan ekstrakurikuler khususnya olahraga di SMP Negeri 2 Jatiroto sudah cukup memadai, baik segi kualitas maupun pemanfaatannya. Terdapat lapangan basket, voly, lompat jauh, lompat tinggi, futsal, dan tenis meja yang semua dalam kondisi baik. Area sekolah yang luas, halaman sekolah yang luas serta lingkungan yang sekolah yang banyak terdapat tanaman diupayakan untuk selalu dimanfaatkan bagi setiap kegiatan peserta didik. Hal tersebut sebagai upaya sekolah dalam memfasilitasi peserta didik dalam kegiatan non akademik, khususnya ekstrakurikuler. Sehingga kegiatan non akademik yang terwadahi dalam kegatan ekstrakurikuler dalam berjalan secara 93 optimal. Tidak bisa dipungkiri bahwa prestasi peserta didik sangat dipengaruhi oleh sarana dan prasaran penunjang yang optimal.

4. Budaya

– budaya di SMP Negeri 2 Jatiroto .Untuk mewujudkan sekolah tertib, disiplin dan tertur, SMP Negeri 2 Jatiroto memiliki perangkat aturan yang diterapkan secara ketat. Tertib dan disiplin merupakan program sekolah utama yang dicanangkan pihak sekolah. Peraturan yang mengikat seluruh warga sekolah, terutama guru, maupun peserta didik harus sangat ditaati dan dipatuhi guna kelancaran dan pencapaian hasil belajar yang maksimal. Pendapat ini dekemukakan oleh S kepada peneliti, sebagaimana wawancara berikut ini : “Dan kita dua tahun berturut-turut selalu dapat disiplin aword dari Wonogiri. Jadi di sini tu anak yang sulit diatur kita kumpulkan kita adakan bimbingan khusus.anak yang bermasalah di kelas sesuai laporan dari bapak ibu guru, kita panggil. Kita kumpulkan, kamu kalau tidak mau mengikuti aturan sekolah kamu keluar, kamu mau mengikuti aturan sekolah atau kamu keluar, kami biasa setiap tahun mengeluarkan siswa, kami tidak rugi mengeluarkan mereka, dari pada menimbulkan penyakit lebih baik keluar saja. Yang menonjol dari kita adalah kedisiplinan, kedisiplinan memamng kita tekankan. ” Wawancara tanggal 02 Oktober 2014, pukul 09.21 WIB, di ruang guru SMP Negeri 2 Jatiroto Menanggapi kedisiplinan yang sangat ditekankan di SMP Negeri 2 Jatiroto tersebut, SN selaku peserta didik mengutarakan pendapatnya dalam wawancara yang dilakukan peneliti sebagai berikut : “Yang ditekankan disekolah itu kedisiplinan. Contohe kedisiplinan seperti setiap pagi kan diberlakukan apel pagi, sepeda motor harus lengkap, dan itu udah wajib, kalau tidak hukumannya berat gitu. ” Wawancara tanggal 16 Oktober 2014, pukul 09.58 WIB, di ruang tamu SMP Negeri 2 Jatiroto 94 Kedisiplinan dan ketertiban peserta didik merupakan rambu-rambu bagi siswa dalam bersikap, bertindak, dan melaksanakan kegiatan sehari-hari di sekolah dalam menciptakan iklim dan budaya sekolah yang dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang efektif. Pernyataan JDS mengenai hal ini terungkap dalam wawancara berikut ini: “Yang jelas nek kalau peran sekolah itu dari segala lini ya…mulai pembiasaan-pembiasaan kedisiplinan itu kita kedepankan yang jelas pengubahan mindset dulu, sebelum kita itu ngolah anak. Misalnya pagi kita kan masuk jam 7 tet… ada apel pagi itu tiap hari, mau ndak mau kan anak dipaksa untuk siap, kemuadian seng kedua, efektifitas pembelajaran dikelas, untuk yang kelas 9 itu ada les, kemudian inovasi pembelajaran masing-masing dikelas oleh guru, kita selalu mengingatkan kepada bapak ibu guru yang jelas dari semuanya itu dikembalikan di kedisiplinan dulu. Terutama. Lha mbok bocah itu kita didik apapun, nek anak itu ora disiplin kan tetep angel .” Wawancara tanggal 03 Oktober 2014, pukul 08.56 WIB, di ruang guru SMP Negeri 2 Jatiroto Bukan hanya peserta didik saja yang harus meningkatkan kedisiplinan, namun hal tersebut juga berlaku pada pendidik yaitu guru. JDS kembali menjelaskan bahwa kedisiplinan terhadap peserta didik mustahil dilaksanakan apabila tenaga pendidik atau guru berlaku tidak disiplin. Menurut JDS upaya sekolah dalam mendisiplinkan bapak ibu guru berbeda dengan mendisiplinkan peserta didik, yaitu dengan menggunakan pendekatan orang tua. Dengan mengedepankan sikap disiplin bapak ibu guru sekaligus sebagai contoh terhadapn peserta didik. Semua warga SMP Negeri 2 Jatiroto berkeyakinan bahwa dengan perilaku disiplin dapat meningkatkan segalanya, seperti yang dijelaskan oleh S sebagai berikut: “Iyaa, guru memberi contoh, misalnya kalau anak tidak boleh terlambat maka guru juga tidak boleh terlambat. Sehingga disini ada budaya malu, kalau sampai masuk ke kelas paling akhir. jadi kita komitmen disiplin itu, 95 kita punya keyakinan bahwa disiplin itu dapat meningkatkan segala- galanya. Mungkin dalam berpakaian, berseragam, disiplin waktu, disiplin pelajaran, disiplin tugas, disiplin apapu, komitmen harus kita tingkatkan, karena itu awal dari mencapai tujuan kita tersebut. Jadi kalau ada anak yang miisalnya ada yang kurang rapi, kemanapun kita cek terus, dan tidak ada kata pilih kasih berat sebelah misalnya kepala sekolah datang terlambat, ya tetep kita sama-sama koreksi, ndak ada yang namanya senior junior kalau namanya aturan, semuanya harus taat. ” Wawancara tanggal 03 Oktober 2014, pukul 08.56 WIB, di ruang guru SMP Negeri 2 Jatiroto Pendapat senada juga kembali diutarakan oleh SHM selaku wakasek kurikulum dalam sebagai berikut : “Di sini itu yang pertama siswa, siswa itu yang utama, karena siswa yang akan kita olah. Sebaik apapun guru ngajar kalo siswanya sendiri nggak konsisten, ndak tenan, itu ndak jalan. Makanya perlu ada perubahan sikap, maupun motivasi siswa untuk mau terus belajar, orag males-malesan, maka dari itu kita selaku pihak pengajar, dan sekolah selalu menekankan, memotivasi, terhadap siswa, jadi siswanya sendiri itu nggak nglokro patah semangat semangat siswa untuk belajar itu slalu kita tumbuhkan. Nah.. kita tu dari awal sudah memberikan apa ya istilahnya.. sikap disiplin dari awal, disiplin, disiplin dan disiplin, baik berpenampilan, pakaian, disiplin masuk sekolah, mengikuti pelajaran, intine patuh terhadap garis aturan yang udah kita buat. Kalau bocah anak sudah disiplin dari awal, nanti mereka akan punya kesadaran sendiri mas, untuk belajar. Jadi input kita yang minim ini kita olah seperti itu, dan hasilnya pasti akan baik. ” Wawancara tanggal 03 Oktober 2014, pukul 10.03 WIB, di ruang guru SMP Negeri 2 Jatiroto Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dapat diketahui bahwa tingkat kedisiplinan warga sekolah sangat tinggi, terutama dalam hal waktu dan pelaksanaan tugas. Hal ini didorong oleh adanya sanksi atas pelanggaran- pelanggaran yang dilakukan, baik oleh guru, siswa maupun tenaga kependidikan. Seperti yang dijelaskan S sebagai berikut : “Jadi di sini tu anak yang sulit diatur kita kumpulkan kita adakan bimbingan khusus.anak yang bermasalah di kelas sesuai laporan dari bapak ibu guru, kita panggil. Kita kumpulkan, kamu kalau tidak mau mengikuti aturan sekolah kamu keluar, kamu mau mengikuti aturan sekolah atau kamu keluar, kami biasa setiap tahun mengeluarkan siswa, 96 kami tidak rugi mengeluarkan mereka, dari pada menimbulkan penyakit lebih baik keluar saja. Yang menonjol dari kita adalah kedisiplinan, kedisiplinan memamng kita tekankan. Jadi dulu, kita banyak mengeluarkan anak, ndak ada alasan pekewuh sungkan, eman-eman disayangkan, tidak perduli ini anak siapa, kalu memang itu perlu, akan kami lakukan. Kemudian dijelaskan kepada semua anak-anak, kalau anak ini dikeluarkan, artinya akan menjadi shock terapy bagi mereka. ” Wawancara tanggal 02 Oktober 2014, pukul 09.21 WIB, di ruang guru SMP Negeri 2 jatiroto Tata tertib ini mengatur guru dan peserta didik ibarat dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tata tertib yang ada antara lain seluruh warga sekolah, terutama guru dan peserta didik harus hadir tiap hari paling lambat pukul 07.00 WIB untuk mengikuti apel pagi dan pulang tepat waktu. Kegiatan apel pagi ini rutin dilaksanakan setiap hari sebelum pelajaran dimulai dan wajib diikuti oleh seluruh warga sekolah tanpa terkecuali. Menurut S dalam petikan wawancara menjelaskan bahwa apel pagi ini selain untuk meningkatkan kedisiplinan juga sebagai upaya sekolah untuk mengkondisikan peserta didik sekaligus memberikan motivasi terhadap peserta didik. Ketentuan ini juga berlaku bagi kepala sekolah, dan seluruh warga sekolah lainnya, bahkan kedatangan kepala sekolah sering lebih awal dibanding lainnya. AG selaku guru muda menjelaskan dalam wawancara sebagai berikut: “Iya semua, ada finger presensi jari, di depan ada finger untuk bapak ibu guru. Itu nanti yang akan mengontrol bapak ibu guru, nanti kalau banyak yang terlambat baru kita adakan rapat koordinasi. Kenapa ini kok bisa telat seperti ini. Jadi bapak ibu guru akan mengoreksi diri juga nanti. dan tidak ada kata pilih kasih berat sebelah misalnya kepala sekolah datang terlambat, ya tetep kita sama-sama koreksi, ndak ada yang namanya senior junior kalau namanya aturan, semuanya harus taat. ” Wawancara tanggal 04 Oktober 2014, pukul 08.50 WIB, di ruang bimbingan dan konseling Disamping kegiatan efektif di sekolah, SMP Negeri 2 Jatiroto juga memantau kegiatan efektif siswa dirumah melalui home visit yaitu kunjungan 97 yang dilakukan bapak ibu guru ke rumah peserta didik tanpa sepengetahuan peserta didik yang bersangkutan. Hal ini bertujuan untuk mengontrol kegiatan peserta didik dirumah atau diluar jam sekolah. Home visit ini rutin dilakukan sekolah dan dibantu oleh komite sekolah. Dengan demikian SMP Negeri 2 Jatiroto memantau kegiatan belajar siswa baik di sekolah maupun di rumah, sehingga siswa terbiasa untuk berdisiplin diri dalam belajar. Kedisiplinan untuk mematuhi tata tertip tercermin dari rendahnya skor pelanggaran yang diilakukan siswa. Pandangan tentang kedisiplinan ini dikemukakan oleh JDS selaku guru urusan kesiswaan yang memiliki komitmen kuat dalam membina kedisiplinan siswa. “Menurut saya disiplin dalam suatu sekolah itu adalah modal utama. Tanpa disiplin kita akan sulit menanamkan nilai-nilai hidup lainnya kepada siswa. Sehingga jika kita ingin mutu sekolah ini tetap terjaga, maka aspek disiplin adalah aspek terpenting untuk memperolah perhatian dan pembinaan. Saya kewatir ketika melihat nilai disiplin yang kendor dari siswa, maupun guru. “Wawancara tanggal 03 Oktober 2014, pukul 08.56 WIB, di ruang guru SMP negeri 2 Jatiroto Untuk menjaga stabiltas tingkat kedisiplinan yang tinggi perlu adanya komitmen dari semua pihak. Oleh karena itu SMP Negeri 2 Jatiroto menanamkan dan menerapkan budaya disiplin yang ketat dan mengikat bagi setiap peserta didik. Tidak ada pilihan lain selain penerapan disiplin yang ketat jika ingin sukses di berbagai hal, sesuai dengan pendapat SHM yang menjelaskan bahwa dalam penerapan budaya disiplin, SMP Negeri 2 Jatiroto memiliki perangkat yang cukup lengkap, yaitu peraturan sekolah yang bersifat mengikat dilengkapai dengan skor pelanggaran beserta kriteria tindakan berupa sanksi yang akan diberikan.