Budaya Sikap Warga Sekolah
128
2 Budaya Kerja Keras, dan Komitmen Tinggi
Kebiasaan bekerja keras dan berkomitmen yang tinggi merupakan bagian dari budaya sekolah yang diterapkan di SMP Negeri 2 Jatiroto. Seluruh komponen
sekolah menyadari dan meyakini bahwa dengan komitmen seluruh warga sekolah yang tinggi akan memunculkan sikap kerja keras dari warga sekolah sehingga
semua cita-cita sekolah yang tertuang dalam visi dan misi sekolah dapat tercapai. Penerapan pembiasaan berkomitmen tinggi sebagai pengembangan dari budaya
akademik yang diberlakukan bagi seluruh warga sekolah, dimaksudkan agar seluruh komponen warga sekolah memiliki sikap berusaha dan dan bekerja keras
sehingga akan tertanam rasa tanggung jawab yang besar dalam melaksanakan tugas masing-masing. Komitmen tinggi dalam setiap pelaksanaan tugas yang
dilaksanakan oleh semua warga sekolah, nantinyaakan memberikan sumbangan yang besar terhadap peningkatan prestasi peserta didik baik prestasi akademik
maupun non akademik yang nantinya akan mengarah pada peningkatan prestasi sekolah.
Indikator pelaksanaan budaya bekerja keras di sekolah ini, dapat diidentifkasikan dalam kegiatan akademik maupun non akademik baik di kelas
maupun di luar kelas. Budaya kerja keras dan berkompetisi yang ditanamkan dalam setiap pelaksanaan tugas baik bagi guru maupun peserta didik SMP Negeri
2 Jatroto semuanya bertujuan untuk meningkatkann prestasi peserta didik tanpa terkecuali. Sebagai bentuk pelaksanaan tanggung jawab dan komitmen bersama
untuk selalu meningkatkan prestasi peserta didik, sekolah menambah jam pada kegiatan belajar mengajar dari 38 jam setiap minggu menjadi 42 jam perminggu,
129 penambahan jam belajar ini berlangsung dengan penuh tanggung jawab dan
komitmen yang kuat meskipun beberapa orang guru dan kebanyakan siswa tidak sempat pulang kerumah.
Tanaga pendidik yaitu guru dalam memberikan pembelajaran terhadap peserta didik dituntut untuk selalu mengembangkan metode pembelajaran yang
mengarah terhadap terciptanya iklim kelas yang efektif, aktif, dan komunikatif. Sehingga perlu adanya inovasi pembelajaran yang dikembangkan oleh bapak ibu
guru dengan catatan tidak melenceng dari aturan kurikulum yang ditetapkan. Interaksi edukatif peserta didik dalam proses belajar mengajar
memperlihatkan bahwa keterlibatan peserta didik yang cukup tinggi. Kesempatan bertanya dan mengemkakan pendapat memperolah perhatian yang esar dari guru
saat mengajar. Diskusi kelas yang merupakan bagian dari metode pembeljaran memberikan peluang yang besar terhadap peserta didik untuk belajar
mengemukakan pendapatnya. Kerja keras dan komitmen yang tinggi memang harus ditanamkan pada seluruh warga sekolah terutama guru karena gurulah yang
secara langsung berinteraksi dengan peserta didik. Penerapan budaya kerja keras juga diberlakukan bagi siswa. Pembiasaan
kerja keras yang ditanamkkan pada siswa meliputi kegiatan pembelajaran di dalam kelas maupun diluar kelas, baik kegiatan akademik maupun non akademik
yang berbentuk kegiatan ekstrakurikuler. Dengan senang hati dan penuh semangat peserta didik mengikuti pelaksanaan program kegiatan yang telah dijadwalkan.
130 Dalam menghadapi event-event tertentu seperti lomba akademik maupun
non akademik, SMP Negeri 2 Jatiroto selalu membentuk tim atau gugus tugas yang dikoordinasi oleh urusan kesiswaan. Gugus tugas tersebut berkewajiban
mempersiapkan tim atau peserta yang akan mewakili sekolah. Upaya meningkatkan prestasi peserta didik, baik akademik maupun non
akademik, dituntut adanya kedisiplinan dan keseriusan peserta didik maupun tenaga pendidik dalam mempersiapkan kemampuan dan potensi secara maksimal
agar dapat memperolah hasil yang maksimal pula. Hal tersebut dapat dilihat dari keseriusan peserta didik dalam berlatih dan serta komitmen yang tinggi dari guru
sebagai pendamping sekaligus pelatih yang senantiasa memberikan dorongan terhadap peserta didik untuk selalu meningkatlkan prestasi disegala bidang.
Sehingga peserta didik yang dipersiapkan untuk mengikuti event-event kejuaraan seperti salah satu contoh POPDA nantinya diolah dengan penuh tanggung jawab.
Semua terlibat dalam gugus tugas tersebut bahu membahu mempersiapkan tim terbaik terutama memanfaatkan waktu di luar jam efektif mengajar. Kedisiplinan
dalam berlatih dan keseriusan menjadi modal utama terciptanya prestasi yang memuaskan.
Dengan perencanaan dan pengorganisaian yang mantap dan tepat diharapkan dapat menghasilkan prestasi yang menggembirakan. Namun tidak bisa
dipungkiri bahwa pada kenyataannya kagiatan non akademik yang terwadahi dalam kegiatan ekstrakurikuler tersubut nantinya akan mempengeruhi kagiatan
akademik peserta didik. Dengan kata lain peserta didik yang dipersiapkan untuk menghadapi event-event perlombaan seperti POPDA, KEJURDA dan kompetisi
131 lain otomatis diolah dan dipersiapkan secara matang, sehingga akan
mempengaruhi jam belajar akademik peserta didik nantinya. Tidak menutup kemungkinan juga bahwa banyak orang tua wali dari peserta didik yang
menghawatirkan hal tersebut. Namun hal tersebut telah disiasati oleh pihak sekolah agar semua berjalan
dengan seimbang, baik akademik maupun non akademik sehingga pencapaian prestasi peserta didik juga menjadi lebih maksimal. SMP Negeri 2 Jatiroto
mengupayakan peserta didiknya yang dipersiapkan menghadapi perlombaan atau ajang kejuaraan dan yang kehilangan banyak waktu belajarnya dengan cara
mengumpulkan peserta didik yang bersangkutan untuk selanjutnya diberikan jam khusus atau jam tambahan yang tentunya juga didampingi oleh bapak ibu guru
sehingga dapat mengejar ketertinggalan pelajaran yang telah diberikan di kelas. Guru dan peserta didik di SMP Negeri 2 Jatiroto mempunyai kemauan
keras untuk berusaha meningkatkan kemampuan peseta didik di berbagai bidang. Dalam bidang akademik, penambahan jam belajar les dilaksanakan mulai pukul
14.00 atau sepulang sekolah sampai 16.30 yang telah disusun sesuai jadwal yang telah diabuat, terutama bagi kelas IX yang dipersiapkan untuk mengikuti ujian
nasional. Selain hal tersebut peserta didik juga dituntut untuk melakukan belajar kelompok yang juga telah disusun dan dijadwalkan oleh pihak sekolah yang juga
selalu dikontrol oleh pihak guru. Penambahan jumlah jam pelajaran di sekolah juga membuat betambahnya
waktu belajar peserta didik, sehingga jam mengajar guru juga secara otomatis
132 bertambah. Hal tersebut membutuhkan komitmen yang tinggi dari semua warga
sekolah untuk bersama-sama memajukan SMP Negeri 2 Jatiroto menjadi lebih baik lagi. Jadi dengan kata lain bahwa faktor yang menyebabkan prestasi dari
khususnya olah raga itu karena ada manajemen yang bagus, serta adanya kedisiplinan dan komitmen yang tinggi baik dari guru maupun peserta didik.