Profil dan Gambaran Umum SMP Negeri 2 Jatiroto
63 merupakan tabel rincian pendidikan terakir guru dan pegawaikaryawan di SMP
Negeri 2 Jatiroto. Tabel 2. Kualifikasi Pendidik, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah
No. Tingkat Pendidikan
Jumlah dan status Guru Jml
GTPNS GTTGuru Bantu
L P
L P
1 S3S2
- -
- -
2 S1
11 14
7 7
39 3
D4 -
- -
- -
4 D3Sarjana Muda -
- -
- -
5 D2
- -
- -
- 6
D1 -
- -
- -
7 ≤ SMA Sederajat -
- -
- -
Jumlah 11
14 7
7 39
Sumber : Dokumen SMP Negeri 2 Jatiroto Peneliti melakukan wawancara terhadap JDS yang menjelaskan bahwa
secara umum latar belakang dan tingkat pendidikan para pengajar di SMP Negeri 2 Jatiroto sudah sesuai dengan disiplin ilmu yang menjadi bidang tugasnya.
Berdasarkan kualifikasi pendidikan guru, guru berpendidikan sarjana strata 1 kependidikan sebanyak 39 orang guru, itu artinya bahwa semua guru di SMP
Negeri 2 Jatiroto telah memiliki latar belakang pendidikan S1 kependidikan yang mengajar sesuai dengan bidangnya masing-masing. Namun ada beberapa guru
yang mengajar tidak sesuai dengan bidangnnya walaupun dalam jumlah yang kecil.
Guru sebagai warga sekolah yang secara langsung berhubungan dengan peserta didik berada pada posisi yang strategis dalam upaya membangun dan
mengembangkan budaya sekolah yang positif. Oleh karena itu guru sebagai sosok
64 sentral dalam proses belajar mengajar di sekolah, harus bisa menjadi teladan bagi
peserta didik dalam setiap tindakannya. Perwujudan guru sebagai teladan bagi siswa di SMP Negeri 2 Jatiroto, telah ditunjukan dengan pola tindakan dan
tingkah laku, kepatuhan dan ketaatan terhadap tata tertib sekolah serta disiplin dalam melaksanakan tugas. Bagi para guru di SMP Negeri 2 Jatiroto, hal ini
sangat diperhatikan. Jika terpaksa harus terjadi jam pelajaran kosong, guru di SMP Negeri 2 Jatiroto wajib meninggalkan tugas yang harus dikerjakan oleh
peserta didik. Guru piket wajib berkewajiban mengisi dan mengawasi kegiatan siswa dalam mengerjakan tugas hingga jam pelajaran berikutnya. Hal ini sangat
positif untuk menanamkan kesan kepada peserta didik bahwa tidak pernah terjadi kekosongan jam mengajar. Hal tesebut diutarakan oleh S pada saat wawancara
sebagai berikut: “Terus tidak ada jam kosong di SMP ini, diusahakan tidak ada jam
kosong, terpaksa ada jam kosong wajib meninggalkan tugas, tugasnya harus yang bisa mengaktifkan siswa, jadi kecuali kalau guru ada
kepentingan yang penting sekali, mendadak, rapat ke Dinas, ke Wonogiri kita tidak akan meninggalkan kelas, dengan alasan yang tidak jelas, maaf
mungkin gag tau kalau disekolah lain, ada mungkin guru yang meninggalkan kelas, jam kosong dibiarkan saja ndak tau gurunya kemana.
Kalau kita ndak seperti itu. Kita harus meninggalkan tugas, atau diganti dengan guru lain yang sama-sama menguasai pelaja
ran.” Wawancara tanggal 2 Oktober 2014, pukul 09.21 WIB, di ruang guru SMP Negeri 2
Jatiroto Dalam kondisi apapun, jam pelajaran harus diisi dengan kegiatan belajar
bagi peserta didik. Kebiasaan ini telah menjadi komitmen bersama diantara guru untuk selalu mengefektifkan jam pelajarn di sekolah. Mengenai disiplin guru
dalam memanfaatkan waktu belajar peserta didik, RDA salah seorang peserta didik mengemukakan sebagai berikut :
65 “Bapak ibu guru disini disiplin sekali, mulai dan mengakiri pelajarannya
tepat waktu. kalau tidak rawuh datang pasti dikasih tugas mas, harus diselesaikan. Gag boleh rame juga. Soalnya ada guru lain yang ngawasin.
Ditunggu oleh guru lain, kadang malah diisi guru lain yang ngajarnya sama.
” Wawancara tanggal 15 Oktober 2014, pukul 10.23 WIB, di ruang tamu SMP Negeri 2 Jatiroto
Sejalan dengan RDA, salah seorang peserta didik lain AR juga
mengemukakan sebagai berikut: “Jarang mas ada jam kosong ki itu. Malah hampir gag ada jam kosong.
Padahal seneng mas nek kalau ada jam kosong. Tapi gag pernah mas. Kalo ada jam kosong pasti ada tugas. Jadi siswa tetep didalem, nggak ada
yang di luar. Takut dimarahin mas.
” Wawancara tanggal 15 Oktober 2014, pukul 10.23 WIB, di ruang tamu SMP Negeri 2 jatiroto
Dengan keteladan disiplin dalam menjalankan tugas dan kepatuhann
terhadap tata tertip sekolah, guru menjalin hubungan yang baik dan harmonis terhadap peserta didik.
Dalam upaya meningkatkan pengalaman dan kompetensi guru dalam mengajar, guru di SMP Negeri 2 Jatiroto juga dituntut untuk mengambangkan
kemampuan diri dan meningkatkan profesionalisme sebagai tenaga pendidik yang berkualitas. Sebagian besar guru di SMP Negeri 2 Jatiroto diisi oleh guru-guru
muda dengan asumsi bahwa guru yang masih muda akan selalu berupaya dan memiliki semangat yang tinggi dalam mengembangkan potensi dirinya untuk
selalu memberikan pengajaran yang terbaik bagi peserta didik. Sebagaimana yang diutarakan oleh S dalam wawancara berikut ini :
“Jadi kalau ada guru yang masuk kalau kita disuruh milih, kita lebih milih yang muda, apapun warnanya pilih guru yang muda tetep, kalau muda kita
kondisikan seperti ini nanti bisa cepat menyesuaikan dan ikut berkembang, cepat berkembang dan mengembangkan dirinya. Nek yang tua, wes lah,
opo onone apa adanya. Itu ya, maaf tidak memberikan yang lebih lagi.
”
66 Wawancara tanggal 02 Oktober 2014, pukul 09.21 WIB, di ruang guru
SMP Negeri 2 jatiroto
Adapun jenis pengembangan kompetensi dan profesionalisme guru yang diikuti oleh tenaga pendidik di SMP Negeri 2 Jatiroto Sebagai berikut.
Tabel 3. Pengembangan kompetensi profesionalisme guru No
Jenis pengembangan kompetensi Jumlah Guru
L P
Juml.
Ket. 1
Penataran KBKKTSP 8
2 10
2 Penataran Metode Pembelajaran CTL
16 23
39 3
Penataran PTK 16
23 39
4 Penataran Karya Tulis Ilmiyah
3 -
3 5
Sertifikasi ProfesiKompetensi 5
6 11
6 Penataran PTBK
- -
- 7
Penataran lainnya:........... -
- Sumber : Dokumen SMP Negeri 2 Jatiroto
Selain hal tersebut diatas yang telah disajikan dalam bentuk tabel, pengembangan profesionalisme guru di SMP Negeri 2 Jatiroto juga diwujudkan
dalam bentuk pendidikan dan pelatihan DIKLAT. Sekolah juga memberikan training maupun out bond maupun seminar-seminar terhadap guru sebagai upaya
untuk meningkatkan kompetensi guru, motivasi maupun sikap tanggung jawab yang tinggi untuk selalu meningkatkan prestasi peseta didik.
Selain diklat, pengembangan kompetensi guru di SMP Negeri 2 Jatiroto juga dilakukan dengan cara mengikuti seminar. Kegiatan seminara diikuti oleh
guru yang sesuai dengan undangan seminar yang diterima oleh sekolah dan dibiayai oleh sekolah. Namun tidak menutup kemungkinan banyak seminar yang
diikuti oleh guru berdasarkan inisiatif guru sendiri dengan biaya mandiri, hal merupakan bentuk upaya guru dalam berkomitmen tinggi mengmbangkan dirinya
67 yang selanjutnya dapat diterpakan didalam pembejalaran terhadap peserta didik.
Usaha ini ternyata telah membuahkan hasil walaupun belum sepenuhnya. S kembali menjelaskan peran sekolah dalam upaya mengembangkan potensi guru
sebagai berikut ; “Murid yang baik karena diajar oleh guru yang baik, guru yang baik
karena dihargai oleh sekolah yang baik. Seperti pisau itu kalau gag pernah dipakai kan tumpul, gag tajem, seperti itu. Kita juga pernah out bond,
dengan tujuan meningkatkan kebersamaan, tanggung jawab bersama, disini tu gag ada guru yang gap-gapan jaga jarak, musuhan, itu gag ada.
Kalau enggak seperti itu sekolah juga selalu menghadirkan pakar pendidikan seperti kemarin mendatangkan spiritual question lerning dari
jogja tiga hari berturut-turut. Jadi sekolah itu menghargai guru luar biasa. Kita berkeyakinan bahwa motivasi yang tinggi, keyakinan pada anak yang
luar biasa akhirnya bisa mmberikan penghargaan kepada anak, dulu kepala sekolah berkeyakinan, anak yang istimewa dibimbing oleh guru yang
istimewa, jadi tu kita sebagai guru, sekolah mengadakan training, sudah dua kali kita training. Dulu ada pakar pendidikan di Malang mengadakan
seminar pendidikan disana, dikirim guru-guru sini ke sana, selain itu juga ada seminar pembelajaran efektif, kita hadir itu di Jogja.
” Wawancara tanggal 02 Oktober 2014, pukul 09.21 WIB, di ruang guru SMP Negeri 2
Jatiroto Upaya
sekolah dalam
menghargai guru
untuk selalu
memngembangkan potensi yaitu dengan memberikan perhatian yang besar terhadap perkembangan kinerja guru, perhatian sekolah terhadap guru diwujudkan
dalam bentuk pelatihan-pelatihan, seminar maupun diklat seperti yang telah diutarakan S dalam petikan wawancara diatas.
Salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pelatih atau guru yang menangani kegiatan pembinaan prestasi pada peserta didik baik akademik
maupun non akademik adalah pengusaan tentang bermacam-macam metode mengajarmelatih maupun gaya mengajar. Dalam wawancara yang penelitii
lakukan terhadap S mengemukakan sebagai berikut :
68 “Jadi kesulitannya cuma membuat metodenya tadi, kalau metodenya
seperti ini terus, anak jenuh nati. Nah itu kelemahan kita kan disitu. Jadi harus banyak-banyak metode. Kalau dulu kan dikelas ceramah,
mendengarkan, sekarang kan dituntut untuk anak yang aktif gitu lho. ya saya berikan apresiasi saja, baik dalam bentuk nilai, tepuk tangan, terus
apa namanya.. kita buat misalnya model, salah satu contoh penguatan model yang terbaik, ini lho temenmu yang baik, ini lho karakter yang baik
itu seperti ini. Jadi anak termotivasi, anak diberi penghargaan seperti itu kan luar biasa jadi termotivasi mereka. Kemudian kita jadikan model, jadi
anak tadi kita jadikan model. Lha seperti ini lho contohnya. kita tuntut, semua harus aktif, yang aktif kita nilai, kan sekarang juga ada penilaian
sikap, jadi sikap itu juga kita nilai salah satunya keaktifan itu. yang gag aktif ya kita dorong, kalau kamu gag katif gag dapat nilai nanti. Jadi
semua harus dituntut, misalnya setiap anak harus membuat satu pertanyaan. Anak wajib bertanya.
” Wawancara tanggal 02 Oktober 2014, pukul 09.21 WIB, di ruang guru SMP Negeri 2 Jatiroto
Dengan adanya hambatan-hambatan yang terjadi dalam setiap proses pembelajaran, maka guru memberikan solusi dalam setiap hambatannya. Hal
tersebut selanjutnya menjadi perhatian sekolah, agar guru selalu mengembangkan dirinya. Seperti yang dijelaskan SHM yang menjelaskan upayanya dalam
memeberikan pembelajaran terhadap peserta didik sebagai berikut : “Upaya untuk menarik anak itu dengan metode pembelajarannya yang
berubah-ubah, diganti-ganti menyesuaikan kondisi, itu.. terus diselingi dengan permainan, curhat-curhatan, karena anak kan juga puber to mas,
gimana caranya anak itu supaya tertarik. Contohnya metodenya ya pake metode pembelajaran langsung ke alam, dunia nyata, jadi intinya anak
diteken supaya tau trus bisa menarik kesimpulan dengan apa yang mereka tangkap.
” Wawancara tanggal 03 Oktober 2014, pukul 10.03 WIB, di ruang guru SMP Negeri 2 Jatiroto
Semangat belajar yang ditunjukan oleh peserta didik tidak terlepas dari terciptanya iklim belajar yang kondusif. Secara umum guru di SMP Negeri 2
Jatiroto mengajar dengan menggunakan berbagai variasi metode mengajar. Suasana yang menyenangkan menyebabkan peserta didik menjadi lebih
69 bersemangat. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan RDA siswa kelas VIII yang
mengatakan: “Teman-teman kalau di kelas serius mas. Tapi kadang ya bosen jenuh
dan capek, ngantuk. Tapi bapak ibu guru pandai membangkitkan semangat lagi.kadang cerita yang humor gitu, menarik. Kita kan jadi seneng, nggak
bosen, capeknya juga hilang mas. Kalau bapak guru ngajarnya mboseni membosankan ya kita jadi malas, pengen geg cepet pulang.
” Wawancara tanggal 15 Oktober 2014, pukul 10.23 WIB, di ruang tamu
SMP Negeri 2 jatiroto SMP Negeri 2 Jatiroto sebagai institusi pendidikan dan juga merupakan
wadah pendidikan bagi manusia merupakan target utama untuk dilibatkan dalam upaya pengelolaan lingungan hidup lewat implementasi dalam setiap mata
pelajaran. Pemahaman akan pentingnya lingkungan hidup telah dimasukan dalam salah satu mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Jadi peserta didik
dituntut untuk selalu berperan aktif dalam usaha melestarikan lingkan sekolah, menjaga dan merawat lingkungan khususnya lingkungan sekolah dan umunya
lingkungan di masyarakat. Pembiasaan program jumat sehat, sabtu bersih yang diadakan sekolah terhadap peserta didik akan menumbuhkan rasa cinta terhadap
lingkungan yang terprogram kedalam pendidikan lingkungan hidup yang wajib dilakukan dan dilaksanakan peserta didik.
Untuk menunjang hal tersebut, pihak sekolah merupaya untuk mengubah mindset warga sekolah bagaimana mengelola sampah. Upaya nyata yang
dilakukan dimulai dari tiap-tiap kelas dengan pemilahan sampah dilanjutkan dengan pembuatan pupuk kompos dasa dan sebagainya. Sehingga pada tahun
2014 SMP Negeri 2 Jatiroto menerima penghargaan pelaksana Adiwiyata terbaik kedua se Provinsi Jawa Tengah. Penghargaan tersebut merupakan wujud aksi
70 kerja keras dari seluruh warga sekolah. Keunggulan Adi Wiyata SMP Negeri 2
Jatiroto adalah “ Biodiversity School” yaitu sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan serta menjaga keanekaragaman hayati. Seperti kegiatan pengelolaan
lingkungan yakni penghijauan, pengelolaan sampah oleh para peserta didik. Pencapaian prestasi ini tidak luput dari dukungan oleh kepala sekolah, seluruh
guru, seluruh karyawan, para siswa dan wali siswa. Penghargaan tersebut merupakan wujud aksi kerja keras dari seluruh warga sekolah terutama peserta
didik yang secara langsung dituntut untuk mengelola dan merawat lingkungan sekitar sekolah. Seperti yang diutarakan JDS dalam wawancara yang dilakukan
dengan peneliti sebagai berikut : “Terus ngene lho jadi begini lho, pembiasaan-pembiasaan mulai dari
disiplin, pembiasaan cinta lingkungan yang ada pada pendidikan lingkungan hidup, kan kaya pagi tadi wes mulai kebersihan, ngrawat
tanaman, itu kan bentuk rasa tanggung jawab yang kita kedepankan dulu. Lingkungan kita sampai seperti ini itu kan anak-anak semuanya.
Ngandalke karyawan sekolah kan ndak mungkin. Ngrawat tanduran sak mene mbane merawat tanaman sebanyak ini kan anak-anak semua. Itu
bentuk tanggung jawab mereka, dari situ kan secara otomatis begitu kita melakukan hal seperti itu kan anak-anak gampang gur karek nyetel
tinggal mudah untuk mengolah.
” Wawancara tanggal 03 Oktober 2014, pukul 08.56 WIB, di ruang guru SMP Negeri 2 Jatiroto
Jumlah peserta didik yang ada di SMP Negeri 2 Jatiroto dari tahun ajaran 20062007 sampai dengan tahun ajaran 20132014 menunjukan adanya
peningkatan jumah maupun penurunan jumlah peserta didik atau dapat dikatakan jumlah peserta didik di SMP Negeri 2 Jatiroto naik turun. Keadaan siswa
selengkapnya sebagaimana disajikan dalam tabel berikut ini:
71 Tabel 4. Data siswa
Th. Pelajaran
Jml. Pendaftar
cln siswa baru
Kelas VII Kelas VIII
Kelas IX Jumlah Kls
VII+VIII+IX Jml
siswa
Rom bel
Jml siswa
Rom Bel
Jml siswa
Rom bel
siswa Rom
Bel 20062007
234 200
5 202
5 195
5 597
15
20072008
225 201
5 198
5 199
5 598
15
20082009
263 200
5 197
5 198
5 595
15
20092010
233 198
6 199
6 193
6 590
18
20102011
236 194
6 194
6 195
6 583
18
20112012
248 194
6 196
6 190
6 580
18
20122013
260 204
6 194
6 186
6 576
18
20132014
263 204
6 202
6 195
6 601
18
Sumber : Dokumen SMP Negeri 2 Jatiroto Pada tahun ajaran 20092010 mengalami perubahan rombongan belajar
rombel yang pada tahun ajaran sebelumnya terbagi menjadi 5 rombel disetiap kelasnya menjadi 6 rombel disetiap kelasnya. Keadaan siswa baru yang masuk
heterogen atau bervariasi. Siswa yang heterogen disebabkan oleh tidak adanya seleksi penerimaan siswa baru secara ketat. Hal ini dikarenakan pihak sekolah
tidak bisa memilih siswa yang memiliki nilai SD bagus, sehingga cenderung seadanya saja. Sehingga untuk pengelompokan kelas VII diratakan. Dari nilai-
nilai SD yang sudah valid tersebut diratakan dan dibagi atau disebar ke enam kelas sesuai rombel yang ada. Masuk ke kelas VIII pihak sekolah mulai
membentuk pengelompokkan kelas dan mulai menyeleksi peserta didik untuk dikelompokkan ke kelas yang menjadi unggulan berdasarkan nilai-nilai baik nilai
rapot mapun nilai ulangan harian selama kelas VII, serta bakat maupun nilai olah raga selama kelas VII dan minat dalam mengikuti ektrakurikuler yang selanjutnya
akan dikelompokkan kedalam kelas VIIIA dan kelas VIIIF.
72 Selain hal tersebut pihak sekolah juga mengadakan wawancara terhadap
peseta didik dan orang tua secara langsung sebelum peserta didik tersebut ditempatkan dikelas khusus yaitu kelas VIIIF. Sehingga anak-anak yang
mempunyai kemampuan lebih dari rata-rata dalam bidang akademik dikelompokkan ke dalam satu kelas yaitu kelas VIIIA dan yang memiliki
kemampuan non akademik datas rata-rata juga dikelompokan menjadi satu kelas juga yaitu kelas VIIIF dan untuk kelas yang lain diratakan. Adanya dua kelas
yang diunggulkan pada kelas VIII yaitu VIIIA yang ditujukan untuk bidanya bidang akademik dan VIIIF untuk non akademik ini bertujuan untuk memudahkan
pembinaan terhadap peserta didik yang nantinya dapat ditunjuk sebagai wakil sekolah dalam berbagai kompetisi kejuaraan sebelum peserta didik tersebut naik
kekelas IX. Seperti yang diungkapkan oleh JDS selaku guru yang sekaligus menjabat sebagai wakil kepala sekolah urusan kesiswaan sebagai berikut :
“Kelas 1 itu pengelompokan kelasnya itu kita ratakan, heterogen. Dari nilai-nilai SD itu kita ratakan, kita sebar ke 6 kelas, patokane nilai-nilai
SD, dengan asumsi nilai-nilai SD udah valid ya. Terus naik kelas 8 nanti kita kelompokan mulai dari 8A yang apik yang bagus sampai kelas
khusus di 8F, seng yang potensi olahraganya bagus, gitu. Jadi tidak hanya akademik,tapi yang non akademik di 8F. Nanti kelas 9 kita
kembalikan lagi ke seperti kelas 7 itu asumsi kita kan, kenapa kita kembalikan, kan ngurutke mengurutkan nomor induk nasional hanya
pemudahan pengelolaan saja.
” Wawancara tanggal 03 Oktober 2014, pukul 08.56 WIB, di ruang guru SMP Negeri 2 Jatiroto
Untuk kelas IX pengelompokan kelas dikembalikan lagi seperti kelas VII dengan asumsi untuk memudahkan pengurutan nomor induk nasional peserta
didik, sehingga pada kelas IX ini peserta didik difokuskan untuk menghadapi ujian nasional.
73