Profil dan Gambaran Umum SMP Negeri 2 Jatiroto

63 merupakan tabel rincian pendidikan terakir guru dan pegawaikaryawan di SMP Negeri 2 Jatiroto. Tabel 2. Kualifikasi Pendidik, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah No. Tingkat Pendidikan Jumlah dan status Guru Jml GTPNS GTTGuru Bantu L P L P 1 S3S2 - - - - 2 S1 11 14 7 7 39 3 D4 - - - - - 4 D3Sarjana Muda - - - - - 5 D2 - - - - - 6 D1 - - - - - 7 ≤ SMA Sederajat - - - - - Jumlah 11 14 7 7 39 Sumber : Dokumen SMP Negeri 2 Jatiroto Peneliti melakukan wawancara terhadap JDS yang menjelaskan bahwa secara umum latar belakang dan tingkat pendidikan para pengajar di SMP Negeri 2 Jatiroto sudah sesuai dengan disiplin ilmu yang menjadi bidang tugasnya. Berdasarkan kualifikasi pendidikan guru, guru berpendidikan sarjana strata 1 kependidikan sebanyak 39 orang guru, itu artinya bahwa semua guru di SMP Negeri 2 Jatiroto telah memiliki latar belakang pendidikan S1 kependidikan yang mengajar sesuai dengan bidangnya masing-masing. Namun ada beberapa guru yang mengajar tidak sesuai dengan bidangnnya walaupun dalam jumlah yang kecil. Guru sebagai warga sekolah yang secara langsung berhubungan dengan peserta didik berada pada posisi yang strategis dalam upaya membangun dan mengembangkan budaya sekolah yang positif. Oleh karena itu guru sebagai sosok 64 sentral dalam proses belajar mengajar di sekolah, harus bisa menjadi teladan bagi peserta didik dalam setiap tindakannya. Perwujudan guru sebagai teladan bagi siswa di SMP Negeri 2 Jatiroto, telah ditunjukan dengan pola tindakan dan tingkah laku, kepatuhan dan ketaatan terhadap tata tertib sekolah serta disiplin dalam melaksanakan tugas. Bagi para guru di SMP Negeri 2 Jatiroto, hal ini sangat diperhatikan. Jika terpaksa harus terjadi jam pelajaran kosong, guru di SMP Negeri 2 Jatiroto wajib meninggalkan tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Guru piket wajib berkewajiban mengisi dan mengawasi kegiatan siswa dalam mengerjakan tugas hingga jam pelajaran berikutnya. Hal ini sangat positif untuk menanamkan kesan kepada peserta didik bahwa tidak pernah terjadi kekosongan jam mengajar. Hal tesebut diutarakan oleh S pada saat wawancara sebagai berikut: “Terus tidak ada jam kosong di SMP ini, diusahakan tidak ada jam kosong, terpaksa ada jam kosong wajib meninggalkan tugas, tugasnya harus yang bisa mengaktifkan siswa, jadi kecuali kalau guru ada kepentingan yang penting sekali, mendadak, rapat ke Dinas, ke Wonogiri kita tidak akan meninggalkan kelas, dengan alasan yang tidak jelas, maaf mungkin gag tau kalau disekolah lain, ada mungkin guru yang meninggalkan kelas, jam kosong dibiarkan saja ndak tau gurunya kemana. Kalau kita ndak seperti itu. Kita harus meninggalkan tugas, atau diganti dengan guru lain yang sama-sama menguasai pelaja ran.” Wawancara tanggal 2 Oktober 2014, pukul 09.21 WIB, di ruang guru SMP Negeri 2 Jatiroto Dalam kondisi apapun, jam pelajaran harus diisi dengan kegiatan belajar bagi peserta didik. Kebiasaan ini telah menjadi komitmen bersama diantara guru untuk selalu mengefektifkan jam pelajarn di sekolah. Mengenai disiplin guru dalam memanfaatkan waktu belajar peserta didik, RDA salah seorang peserta didik mengemukakan sebagai berikut : 65 “Bapak ibu guru disini disiplin sekali, mulai dan mengakiri pelajarannya tepat waktu. kalau tidak rawuh datang pasti dikasih tugas mas, harus diselesaikan. Gag boleh rame juga. Soalnya ada guru lain yang ngawasin. Ditunggu oleh guru lain, kadang malah diisi guru lain yang ngajarnya sama. ” Wawancara tanggal 15 Oktober 2014, pukul 10.23 WIB, di ruang tamu SMP Negeri 2 Jatiroto Sejalan dengan RDA, salah seorang peserta didik lain AR juga mengemukakan sebagai berikut: “Jarang mas ada jam kosong ki itu. Malah hampir gag ada jam kosong. Padahal seneng mas nek kalau ada jam kosong. Tapi gag pernah mas. Kalo ada jam kosong pasti ada tugas. Jadi siswa tetep didalem, nggak ada yang di luar. Takut dimarahin mas. ” Wawancara tanggal 15 Oktober 2014, pukul 10.23 WIB, di ruang tamu SMP Negeri 2 jatiroto Dengan keteladan disiplin dalam menjalankan tugas dan kepatuhann terhadap tata tertip sekolah, guru menjalin hubungan yang baik dan harmonis terhadap peserta didik. Dalam upaya meningkatkan pengalaman dan kompetensi guru dalam mengajar, guru di SMP Negeri 2 Jatiroto juga dituntut untuk mengambangkan kemampuan diri dan meningkatkan profesionalisme sebagai tenaga pendidik yang berkualitas. Sebagian besar guru di SMP Negeri 2 Jatiroto diisi oleh guru-guru muda dengan asumsi bahwa guru yang masih muda akan selalu berupaya dan memiliki semangat yang tinggi dalam mengembangkan potensi dirinya untuk selalu memberikan pengajaran yang terbaik bagi peserta didik. Sebagaimana yang diutarakan oleh S dalam wawancara berikut ini : “Jadi kalau ada guru yang masuk kalau kita disuruh milih, kita lebih milih yang muda, apapun warnanya pilih guru yang muda tetep, kalau muda kita kondisikan seperti ini nanti bisa cepat menyesuaikan dan ikut berkembang, cepat berkembang dan mengembangkan dirinya. Nek yang tua, wes lah, opo onone apa adanya. Itu ya, maaf tidak memberikan yang lebih lagi. ” 66 Wawancara tanggal 02 Oktober 2014, pukul 09.21 WIB, di ruang guru SMP Negeri 2 jatiroto Adapun jenis pengembangan kompetensi dan profesionalisme guru yang diikuti oleh tenaga pendidik di SMP Negeri 2 Jatiroto Sebagai berikut. Tabel 3. Pengembangan kompetensi profesionalisme guru No Jenis pengembangan kompetensi Jumlah Guru L P Juml. Ket. 1 Penataran KBKKTSP 8 2 10 2 Penataran Metode Pembelajaran CTL 16 23 39 3 Penataran PTK 16 23 39 4 Penataran Karya Tulis Ilmiyah 3 - 3 5 Sertifikasi ProfesiKompetensi 5 6 11 6 Penataran PTBK - - - 7 Penataran lainnya:........... - - Sumber : Dokumen SMP Negeri 2 Jatiroto Selain hal tersebut diatas yang telah disajikan dalam bentuk tabel, pengembangan profesionalisme guru di SMP Negeri 2 Jatiroto juga diwujudkan dalam bentuk pendidikan dan pelatihan DIKLAT. Sekolah juga memberikan training maupun out bond maupun seminar-seminar terhadap guru sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi guru, motivasi maupun sikap tanggung jawab yang tinggi untuk selalu meningkatkan prestasi peseta didik. Selain diklat, pengembangan kompetensi guru di SMP Negeri 2 Jatiroto juga dilakukan dengan cara mengikuti seminar. Kegiatan seminara diikuti oleh guru yang sesuai dengan undangan seminar yang diterima oleh sekolah dan dibiayai oleh sekolah. Namun tidak menutup kemungkinan banyak seminar yang diikuti oleh guru berdasarkan inisiatif guru sendiri dengan biaya mandiri, hal merupakan bentuk upaya guru dalam berkomitmen tinggi mengmbangkan dirinya 67 yang selanjutnya dapat diterpakan didalam pembejalaran terhadap peserta didik. Usaha ini ternyata telah membuahkan hasil walaupun belum sepenuhnya. S kembali menjelaskan peran sekolah dalam upaya mengembangkan potensi guru sebagai berikut ; “Murid yang baik karena diajar oleh guru yang baik, guru yang baik karena dihargai oleh sekolah yang baik. Seperti pisau itu kalau gag pernah dipakai kan tumpul, gag tajem, seperti itu. Kita juga pernah out bond, dengan tujuan meningkatkan kebersamaan, tanggung jawab bersama, disini tu gag ada guru yang gap-gapan jaga jarak, musuhan, itu gag ada. Kalau enggak seperti itu sekolah juga selalu menghadirkan pakar pendidikan seperti kemarin mendatangkan spiritual question lerning dari jogja tiga hari berturut-turut. Jadi sekolah itu menghargai guru luar biasa. Kita berkeyakinan bahwa motivasi yang tinggi, keyakinan pada anak yang luar biasa akhirnya bisa mmberikan penghargaan kepada anak, dulu kepala sekolah berkeyakinan, anak yang istimewa dibimbing oleh guru yang istimewa, jadi tu kita sebagai guru, sekolah mengadakan training, sudah dua kali kita training. Dulu ada pakar pendidikan di Malang mengadakan seminar pendidikan disana, dikirim guru-guru sini ke sana, selain itu juga ada seminar pembelajaran efektif, kita hadir itu di Jogja. ” Wawancara tanggal 02 Oktober 2014, pukul 09.21 WIB, di ruang guru SMP Negeri 2 Jatiroto Upaya sekolah dalam menghargai guru untuk selalu memngembangkan potensi yaitu dengan memberikan perhatian yang besar terhadap perkembangan kinerja guru, perhatian sekolah terhadap guru diwujudkan dalam bentuk pelatihan-pelatihan, seminar maupun diklat seperti yang telah diutarakan S dalam petikan wawancara diatas. Salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pelatih atau guru yang menangani kegiatan pembinaan prestasi pada peserta didik baik akademik maupun non akademik adalah pengusaan tentang bermacam-macam metode mengajarmelatih maupun gaya mengajar. Dalam wawancara yang penelitii lakukan terhadap S mengemukakan sebagai berikut : 68 “Jadi kesulitannya cuma membuat metodenya tadi, kalau metodenya seperti ini terus, anak jenuh nati. Nah itu kelemahan kita kan disitu. Jadi harus banyak-banyak metode. Kalau dulu kan dikelas ceramah, mendengarkan, sekarang kan dituntut untuk anak yang aktif gitu lho. ya saya berikan apresiasi saja, baik dalam bentuk nilai, tepuk tangan, terus apa namanya.. kita buat misalnya model, salah satu contoh penguatan model yang terbaik, ini lho temenmu yang baik, ini lho karakter yang baik itu seperti ini. Jadi anak termotivasi, anak diberi penghargaan seperti itu kan luar biasa jadi termotivasi mereka. Kemudian kita jadikan model, jadi anak tadi kita jadikan model. Lha seperti ini lho contohnya. kita tuntut, semua harus aktif, yang aktif kita nilai, kan sekarang juga ada penilaian sikap, jadi sikap itu juga kita nilai salah satunya keaktifan itu. yang gag aktif ya kita dorong, kalau kamu gag katif gag dapat nilai nanti. Jadi semua harus dituntut, misalnya setiap anak harus membuat satu pertanyaan. Anak wajib bertanya. ” Wawancara tanggal 02 Oktober 2014, pukul 09.21 WIB, di ruang guru SMP Negeri 2 Jatiroto Dengan adanya hambatan-hambatan yang terjadi dalam setiap proses pembelajaran, maka guru memberikan solusi dalam setiap hambatannya. Hal tersebut selanjutnya menjadi perhatian sekolah, agar guru selalu mengembangkan dirinya. Seperti yang dijelaskan SHM yang menjelaskan upayanya dalam memeberikan pembelajaran terhadap peserta didik sebagai berikut : “Upaya untuk menarik anak itu dengan metode pembelajarannya yang berubah-ubah, diganti-ganti menyesuaikan kondisi, itu.. terus diselingi dengan permainan, curhat-curhatan, karena anak kan juga puber to mas, gimana caranya anak itu supaya tertarik. Contohnya metodenya ya pake metode pembelajaran langsung ke alam, dunia nyata, jadi intinya anak diteken supaya tau trus bisa menarik kesimpulan dengan apa yang mereka tangkap. ” Wawancara tanggal 03 Oktober 2014, pukul 10.03 WIB, di ruang guru SMP Negeri 2 Jatiroto Semangat belajar yang ditunjukan oleh peserta didik tidak terlepas dari terciptanya iklim belajar yang kondusif. Secara umum guru di SMP Negeri 2 Jatiroto mengajar dengan menggunakan berbagai variasi metode mengajar. Suasana yang menyenangkan menyebabkan peserta didik menjadi lebih 69 bersemangat. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan RDA siswa kelas VIII yang mengatakan: “Teman-teman kalau di kelas serius mas. Tapi kadang ya bosen jenuh dan capek, ngantuk. Tapi bapak ibu guru pandai membangkitkan semangat lagi.kadang cerita yang humor gitu, menarik. Kita kan jadi seneng, nggak bosen, capeknya juga hilang mas. Kalau bapak guru ngajarnya mboseni membosankan ya kita jadi malas, pengen geg cepet pulang. ” Wawancara tanggal 15 Oktober 2014, pukul 10.23 WIB, di ruang tamu SMP Negeri 2 jatiroto SMP Negeri 2 Jatiroto sebagai institusi pendidikan dan juga merupakan wadah pendidikan bagi manusia merupakan target utama untuk dilibatkan dalam upaya pengelolaan lingungan hidup lewat implementasi dalam setiap mata pelajaran. Pemahaman akan pentingnya lingkungan hidup telah dimasukan dalam salah satu mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Jadi peserta didik dituntut untuk selalu berperan aktif dalam usaha melestarikan lingkan sekolah, menjaga dan merawat lingkungan khususnya lingkungan sekolah dan umunya lingkungan di masyarakat. Pembiasaan program jumat sehat, sabtu bersih yang diadakan sekolah terhadap peserta didik akan menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungan yang terprogram kedalam pendidikan lingkungan hidup yang wajib dilakukan dan dilaksanakan peserta didik. Untuk menunjang hal tersebut, pihak sekolah merupaya untuk mengubah mindset warga sekolah bagaimana mengelola sampah. Upaya nyata yang dilakukan dimulai dari tiap-tiap kelas dengan pemilahan sampah dilanjutkan dengan pembuatan pupuk kompos dasa dan sebagainya. Sehingga pada tahun 2014 SMP Negeri 2 Jatiroto menerima penghargaan pelaksana Adiwiyata terbaik kedua se Provinsi Jawa Tengah. Penghargaan tersebut merupakan wujud aksi 70 kerja keras dari seluruh warga sekolah. Keunggulan Adi Wiyata SMP Negeri 2 Jatiroto adalah “ Biodiversity School” yaitu sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan serta menjaga keanekaragaman hayati. Seperti kegiatan pengelolaan lingkungan yakni penghijauan, pengelolaan sampah oleh para peserta didik. Pencapaian prestasi ini tidak luput dari dukungan oleh kepala sekolah, seluruh guru, seluruh karyawan, para siswa dan wali siswa. Penghargaan tersebut merupakan wujud aksi kerja keras dari seluruh warga sekolah terutama peserta didik yang secara langsung dituntut untuk mengelola dan merawat lingkungan sekitar sekolah. Seperti yang diutarakan JDS dalam wawancara yang dilakukan dengan peneliti sebagai berikut : “Terus ngene lho jadi begini lho, pembiasaan-pembiasaan mulai dari disiplin, pembiasaan cinta lingkungan yang ada pada pendidikan lingkungan hidup, kan kaya pagi tadi wes mulai kebersihan, ngrawat tanaman, itu kan bentuk rasa tanggung jawab yang kita kedepankan dulu. Lingkungan kita sampai seperti ini itu kan anak-anak semuanya. Ngandalke karyawan sekolah kan ndak mungkin. Ngrawat tanduran sak mene mbane merawat tanaman sebanyak ini kan anak-anak semua. Itu bentuk tanggung jawab mereka, dari situ kan secara otomatis begitu kita melakukan hal seperti itu kan anak-anak gampang gur karek nyetel tinggal mudah untuk mengolah. ” Wawancara tanggal 03 Oktober 2014, pukul 08.56 WIB, di ruang guru SMP Negeri 2 Jatiroto Jumlah peserta didik yang ada di SMP Negeri 2 Jatiroto dari tahun ajaran 20062007 sampai dengan tahun ajaran 20132014 menunjukan adanya peningkatan jumah maupun penurunan jumlah peserta didik atau dapat dikatakan jumlah peserta didik di SMP Negeri 2 Jatiroto naik turun. Keadaan siswa selengkapnya sebagaimana disajikan dalam tabel berikut ini: 71 Tabel 4. Data siswa Th. Pelajaran Jml. Pendaftar cln siswa baru Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah Kls VII+VIII+IX Jml siswa Rom bel Jml siswa Rom Bel Jml siswa Rom bel siswa Rom Bel 20062007 234 200 5 202 5 195 5 597 15 20072008 225 201 5 198 5 199 5 598 15 20082009 263 200 5 197 5 198 5 595 15 20092010 233 198 6 199 6 193 6 590 18 20102011 236 194 6 194 6 195 6 583 18 20112012 248 194 6 196 6 190 6 580 18 20122013 260 204 6 194 6 186 6 576 18 20132014 263 204 6 202 6 195 6 601 18 Sumber : Dokumen SMP Negeri 2 Jatiroto Pada tahun ajaran 20092010 mengalami perubahan rombongan belajar rombel yang pada tahun ajaran sebelumnya terbagi menjadi 5 rombel disetiap kelasnya menjadi 6 rombel disetiap kelasnya. Keadaan siswa baru yang masuk heterogen atau bervariasi. Siswa yang heterogen disebabkan oleh tidak adanya seleksi penerimaan siswa baru secara ketat. Hal ini dikarenakan pihak sekolah tidak bisa memilih siswa yang memiliki nilai SD bagus, sehingga cenderung seadanya saja. Sehingga untuk pengelompokan kelas VII diratakan. Dari nilai- nilai SD yang sudah valid tersebut diratakan dan dibagi atau disebar ke enam kelas sesuai rombel yang ada. Masuk ke kelas VIII pihak sekolah mulai membentuk pengelompokkan kelas dan mulai menyeleksi peserta didik untuk dikelompokkan ke kelas yang menjadi unggulan berdasarkan nilai-nilai baik nilai rapot mapun nilai ulangan harian selama kelas VII, serta bakat maupun nilai olah raga selama kelas VII dan minat dalam mengikuti ektrakurikuler yang selanjutnya akan dikelompokkan kedalam kelas VIIIA dan kelas VIIIF. 72 Selain hal tersebut pihak sekolah juga mengadakan wawancara terhadap peseta didik dan orang tua secara langsung sebelum peserta didik tersebut ditempatkan dikelas khusus yaitu kelas VIIIF. Sehingga anak-anak yang mempunyai kemampuan lebih dari rata-rata dalam bidang akademik dikelompokkan ke dalam satu kelas yaitu kelas VIIIA dan yang memiliki kemampuan non akademik datas rata-rata juga dikelompokan menjadi satu kelas juga yaitu kelas VIIIF dan untuk kelas yang lain diratakan. Adanya dua kelas yang diunggulkan pada kelas VIII yaitu VIIIA yang ditujukan untuk bidanya bidang akademik dan VIIIF untuk non akademik ini bertujuan untuk memudahkan pembinaan terhadap peserta didik yang nantinya dapat ditunjuk sebagai wakil sekolah dalam berbagai kompetisi kejuaraan sebelum peserta didik tersebut naik kekelas IX. Seperti yang diungkapkan oleh JDS selaku guru yang sekaligus menjabat sebagai wakil kepala sekolah urusan kesiswaan sebagai berikut : “Kelas 1 itu pengelompokan kelasnya itu kita ratakan, heterogen. Dari nilai-nilai SD itu kita ratakan, kita sebar ke 6 kelas, patokane nilai-nilai SD, dengan asumsi nilai-nilai SD udah valid ya. Terus naik kelas 8 nanti kita kelompokan mulai dari 8A yang apik yang bagus sampai kelas khusus di 8F, seng yang potensi olahraganya bagus, gitu. Jadi tidak hanya akademik,tapi yang non akademik di 8F. Nanti kelas 9 kita kembalikan lagi ke seperti kelas 7 itu asumsi kita kan, kenapa kita kembalikan, kan ngurutke mengurutkan nomor induk nasional hanya pemudahan pengelolaan saja. ” Wawancara tanggal 03 Oktober 2014, pukul 08.56 WIB, di ruang guru SMP Negeri 2 Jatiroto Untuk kelas IX pengelompokan kelas dikembalikan lagi seperti kelas VII dengan asumsi untuk memudahkan pengurutan nomor induk nasional peserta didik, sehingga pada kelas IX ini peserta didik difokuskan untuk menghadapi ujian nasional. 73

2. Prestasi Akademik dan Non Akademik di SMP Negeri 2 Jatiroto

Prestasi Sekolah dalam bidang akademik di SMP Negeri 2 Jatiroto difokuskan pada hasil Nilai Ujian Akhir Nasional. Pihak sekolah selalu berupaya untuk selalu meningkatkan prestasi dan nilai rata-rata Ujian Akhir Nasional. JDS dalam wawancara yang dilakukan dengan peneliti menjelaskan sebagai berikut : “Untuk yang akademik UNAS mas, karena UN kan juga acuan penentu prstasi akademik ya mas. Kita berharap ning di ujian nasionalnya. Pie carane ben prestasi bagaimana caranya agar prestasi tidak lepas dari 10 besar. Karena memang secara umum SMP N 2 Jatiroto itu 10 besar kui itu wes sudah prestasi yang luar biasa .” Wawancara tanggal 03 Oktober 2014, pukul 08.56 WIB, di ruang guru SMP Negeri 2 Jatiroto Nilai rata-rata Ujian Akhir Nasional ini menjadi acuan untuk peringkat sekolah baik peringkat sekolah negeri swasta se rayon, peringkat sekolah negeri swasta se-Kabupaten maupun peringkat sekolah negeri swasta se Provinsi. Berikut peneliti sajikan peringkat SMP Negeri 2 Jatiroto dalam bentuk tabel. Tabel 5. Prestasi Akademik: prestasi rerata NUAN No. Tahun Pelajaran Peringkat Sekolah Negeri N dan Swasta S Tingkat Kecamatan rayon Tingkat KabupatenKota Tingkat Propinsi N S N + S N S N+S N S N+S 1 20092010 1 1 12 16 90 115 2 20102011 1 1 3 4 284 391 3 20112012 1 1 4 5 71 88 4 20122013 1 1 10 11 Sumber : Dokumen Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri Jika dilihat dari peringkat sekolah yang dihasilkan, SMP Negeri 2 Jatiroto mengalami penurunan dalam perolehan perimgkat ujian nasional. Namun peringkat tersebut merupakan prestasi yang luar biasa bagi SMP Negeri 2 Jatiroto karena masih termasuk dalam peringkat 10 besar. Berikut data nilai rata-rata UN 74 SMP Negeri 2 Jatiroto yang disajikan dalam bentuk tabel. Tabel 6. Perolahan nilai UN SMP Negeri 2 Jatiroto Th. Pelajaran Nilai Ujian Bhs. Indo Bhs. Inggris Matematika IPA Jml. Nilai 20102011 Klasifikasi A B A A A Rata-rata 7.85 7.19 8.81 9.04 32.89 Terendah 6.20 4.40 5.50 6.50 26.35 Tertinggi 9.20 9.40 10.00 10.00 37.70 20112012 Klasifikasi A B A A A Rata-rata 8.86 6.57 8.14 8.32 31.89 Terendah 5.80 3.20 3.25 6.00 22.15 Tertinggi 9.80 8.80 10.00 9.75 37.40 20122013 Klasifikasi A C B B B Rata-rata 7.91 5.58 6.14 6.90 26.53 Terendah 5.20 3.00 2.25 3.25 21.90 Tertinggi 9.80 9.00 10.00 10.00 36.80 Dokumen SMP Negeri 2 Jatiroto Jika dilihat dari nilai rata-rata yang dihasilkan, SMP Negeri 2 Jatiroto mengalami penurunan dalam perolehan nilai rata-rata ujian nasional. Dilihat dari tahun pelajaran 20102011 sampai dengan pelajaran 20122013 Hal tersebut menyebabkan perolehan peringkat sekolah juga mengalami penurunan. Parameter penentuan peringkat sekolah ini mengacu pada hasil Ujian Nasional yang telah dilakukan sehingga peringkat sekolah tersebut dapat dijadikan acuan prestasi akademik yang telah dicapai. Selain hal tersebut, prestasi akademik di SMP Negeri 2 Jatiroto juga dapat dilihat dari nilai ulangan harian peserta didik saat mengikuti kegiatan belajar mengajar, nilai ujian tengah semester, dan nilai nilai ujian semester, dan juga berbagai macam perlombaan yang telah diikuti seperti lomba cerdas cermat, lomba siswa teladan serta Olimpiade Sains Nasional OSN yang semua itu selalu dipantau dan diupayakan peningkatannya. 75 Pengelompokan kelas tersebut seperti yang telah dijelaskan di atas juga sebagai upaya sekolah dalam mencetak peserta didik yang berprestasi baik prestasi akademik maupun non akademik. Kelas VIIIA merupakan kelas yang dipersiapkan lomba-lomba seperti OSN Oimpiade Sains Nasional dan lomba- lomba mata pelajaran. Kelas ini direncanakan untuk peningkatan mutu secara akademik, sehingga ditargetkan selalu meraih juara dalam setiap perlombaan. Kegiatan non akademik di SMP 2 Jatiroto meliputi kegiatan olahraga yang meliputi basket, voli, futsal, tenis meja, dan berbagai macam kegiatan atletik serta kegiatan keorganisaian seperti Osis, pramuka, PMR dan ada juga MTQ yang terangkum ke dalam kegiatan ekstrakurikuler. SMP Negeri 2 Jatiroto bukan hanya sekolah yang mengedepankan kegiatan akademik saja tapi juga menyeimbangkan dengan kegiatan non akademik. Dengan kata lain bahwa SMP Negeri 2 Jatiroto berupaya untuk menyeimbangkan antara ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal ini dibuktikan dengan beberapa prestasi yang telah diraih peserta didik baik di tingkat Kecamatan, kabupaten maupun tingkat Propinsi yang terinci pada tabel terlampir. Olahraga adalah aktivitas yang banyak dilaksanakan sebagai kegiatan ekstrakurikuler disekolah. Sekolah adalah gudang dari para calon atlet dari berbagai cabang olahraga. Untuk itu, dibentuklah kelas VIIIF yang memang ditujuakan untuk prestasi non akademik yang selanjutnya ditujukan untuk kelas yang dijadikan basis pembinaan olahraga melalui kegiatan ekstrakurikuler. Pada umumnya cabang olahraga yang dilaksanakan sebagai kegiatan ekstrakurikuler adalah cabang olah raga yang dipertandingkan atau diperlomakan pada pekan 76 olahraga pelajar daerah POPDA, pekan olahraga dan seni PORSENI, maupun olimpiade olahraga siswa nasional O2SN. Seperti yang dijelaskan oleh S selaku guru yang telah lama menjadi tenaga pendidik di SMP Negeri 2 Jatiroto yang menjelaskan sebagai berikut : “Iyaa, artinya yang punya bakat olah raga dikumpulkan disitu, wali kelasnya juga khusus mengampu olah raga. Kan kita juga berupaya meningkatkan prestasi yang VIIIA itu untuk akademik VIIIF untuk non akademiknya khususnya yang olah raga. SMP 2 kan juga terkenal dengan olah raganya tadi. Tertutama basket dan atletik. Itu kan setiap even kita selalu punya prestasi. jadi untuk meningkatkan prestasi akademik ya itu tadi, jadi ada kelas unggulan yang isinya anak-anak berbakat di akademik, dan satu kelas untuk anak- anak yang berbakat di olah raga, untuk yang lain kita campur. ” Wawancara tanggal 02 Oktober 2014, pukul 09.21 WIB, di ruang guru SMP negeri 2 Jatiroto Namun pada kenyataan yang terjadi dilapangan awal mula pembentukan program sekolah yang membentuk dua kelas unggulan di kelas VIII tersebut menimbulkan pro dan kontra dari orang tua wali peserta didik. Orang tua peserta didik pesimis bahwa hal tersebut dapat berjalan. Selain itu kebanyak orang tua juga beranggapan bahwa mereka menyekolahkan anaknya agar pandai dalam pelajaran atau dalam bidang akademiknya. Namun pengelompokan kelas unggulan ini juga sebagai upaya sekolah dalam meningkatkan prestasi peserta didiknya dan juga upaya sekolah dalam memberikan wadah bagi peserta didiknya yang memiliki potensi dalam diri mereka masing-masing agar tetap tersalurkan. NS yang memegang peran sabagai guru sekaligus wali kelas VIIIF mengemukakan dalam wawancara sebagai berikut : “Awalnya tetap orang tua pikirannya tetap pesimis, kalau bisa dua-duanya jalan,, tapi penilaian dari kepala sekolah juga semacam itu, jadi kalau hasilnya di akadmeik kurang, kalau berhenti non akademiknya dan di ekstranya itu tidak jaminan kalau nilainya naik, kan gitu.. Nah..dengan 77 mengartikan gitu kan masih bagus kalau di akademiknya kurang, masih punya potensi di non akademik dan kita kembangkan tanpa mengesampingkan akademiknya. Nah, pemahaman-pemahaman semacam itu ke orang tua kan membantu. Dengan semacam itu lalu kita tanggung jawab kan jadinya bagus. Lha..guru-guru pun kan berpikir semacam itu. Jadi yang namanya, anak saya anak didik saya itu namanya Anggun. Itu kalau dulu begitu masuk sekolah hampir semua guru nyacat mencela masa depannya semacam apa? Kan gitu. Tapi akhirnya kan, apaya, yaa, membalik semua pendapat, ketika dia lulus di SMP ketika habis tes yang lain masih bingung mau kemana-kemana anak itu kan, diminta dari SMA “Terang bangsa” ,Muhammadiyah 1 Solo juga minta.” Wawancara tanggal 03 Oktober 2014, pukul 09.38 WIB, di lapangan basket SMP negeri 2 Jatiroto Dengan pemahaman – pemahaman yang diberikan pihak sekolah terhadap orang tua, akhirnya orang tua mengerti bahwa pendidikan bukan hanya dilihat dari segi akademik saja tetapi juga harus menyeimbangkan dengan pendidikan non akademik. Peserta didik yang memiliki potensi dan nilai psikomotorik tinggi akan diolah untuk meningkatkan prestasi non akademik peserta didik tanpa mengesampingkan kegiatan akademik. Selaku wali kelas VIIIF, NS mengemukakan bahwa pada dasarnya dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas pada dasarnya sama, namun untuk jam olah raga dibuat berbeda yaitu dengan tambahan waktu maupun materi yang berbeda dengan kelas lain. Sehingga teori maupun prakteknya juga memiliki kulitas dan kuantitas yang lebih. Hal tersebut dikarenakan kemampuan psikomotorik peserta didik yang berbeda dan ditasa rata-rata peserta didik lain, sehingga tingkatannya dibuat lebih dari pada kelas yang lain. Hal tersebut sangat memudahkan dalam pembinaan dan pengelolaan peserta didik untuk nantinya dikembangkan sesuai dengan potensi yang dimiliki.